JANGAN BERSUMPAH SAMA SEKALI
UCAPAN YESUS YANG SULIT
Matius 5:34 (TB)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
Matthew 5:34 (NET)
But I say to you, do not take oaths at all – not by heaven, because it is the
throne of God,
Matthew 5:34 (KJV)
But I say unto you, Swear not at all; neither by heaven; for it is God's
throne:
Matthew 5:34 (KJV)
But I say unto you, Swear not at all; neither by heaven; for it is God's
throne:
Hidup Kristen - Sumpah palsu merupakan pelanggaran yang serius dalam setiap kode hukum. Demikian juga halnya hukum Musa. Sumpah palsu dilarang dalam hukum ketiga: “Jangan menyebut nama TUHAN dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan” (Kel. 20:7).
Mengucapkan sumpah palsu dalam nama Allah adalah dosa bukan saja terhadap nama itu tetapi termasuk ber-dosa terhadap pribadi Allah sendiri.
Untuk selanjutnya, jangkauan hukum ini diperluas dengan memasukkan setiap penggunaan nama Ilahi secara remeh atau sembarangan, sampai-sampai diputuskan bahwa cara yang paling aman adalah tidak menyebut namaNya sama sekali. Itulah sebabnya, nama Allah Israel umumnya dieja Yahweh, sampai disebut nama yang “tak tersebutkan,” sebab ada larangan mengeja nama itu.
Pembaca yang perlu menyebutkan nama itu di muka umum dalam acara Pemahaman Alkitab (pembahasan firman Tuhan), akan menggantikan nama itu dengan bentuk lain, untuk mencegahnya “menyebutkan nama TUHAN Allahnya dengan sembarangan” kalau dia mengucapkan nama “Yahweh.”
Namun pada mulanya hal ini juga dianggap sumpah palsu dipandang dari sudut hukumnya, dan dalam perintah-perintah tegas lainnya dari Kitab Keluaran sampai Ulangan hal ini tetap mempunyai dampak yang sama.
Untuk meringkas pengertian perintah-perintah yang sedemikian, Yesus berkata: “Kamu telah men. dengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: “Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan TUHAN’” (Mat. 5:33).
Menyadari keseriusan bersumpah demi nama Allah apabila kebenaran kalimat itu tidak mutlak kepastiannya, yang bertendensi menggantikan nama Allah itu dengan hal lain, misalnya surga, dengan pemikiran bahwa sedikit penyelenggaraan dari kebenaran akan lebih sedikit tidak diampuni. Dari perikop lain dari Injil ini (Mat. 23:16-22), dapat dikumpulkan adanya beberapa ketentuan bahwa ada sumpahsumpah yang lebih mengikat atau kurang mengikat disesuaikan dengan persisnya kata-kata sumpah yang diucapkan. Tentunya hal ini merupakan masalah etis yang tidak begitu berarti.
Suatu hal yang perlu diketahui, bahwa orang dilarang bersumpah palsu, baik dalam nama Allah atau bentuk kata-kata lainnya. ‘Bayarlah apa yang engkau sumpahkan’, kata Pengkhotbah yang aksioma-aksiomanya amat memperkaya literatur hikmat PL. “Tepatilah nazarmu."
Lebih baik engkau tidak bernazar daripada bernazar tetapi tidak menepatinya” (th. 5 :4-5). Tetapi Yesus merekomendasikan standar yang lebih tinggi kepada murid-murid-Nya, “Janganlah sekali-kali engkau bersumpah,” kata-Nya: “Jika ‘ya’ hendaklah kamu katakan ‘ya’, jika ‘tidak’ hendaklah kamu katakan 'tidak.”
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat” (Mat. 5 :37). Gema pcrkataan ini tcrdengar lagi dalam kitab berikutnya dalam PB: “Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi surga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman” (Yak. 5:12).
Pengikut-pengikut Kristus harus dikenal sebagai pelaku perkataan mereka baik pria maupun wanita. Apabila mereka dikenal sebagai yang mempunyai perhatian khusus yang teliti terhadap kebenaran, maka segala yang mereka katakan akan dipercaya tanpa sumpah sekalipun. Ini bukan sekedar teori; ini merupakan kenyataan dalam pengalaman. Suatu yayasan dari para pengikut Yesus, “Liga Persahabatan,” telah menetapkan untuk menerangkan kata-kata ini secara harafiah.
Reputasi mereka dalam kejujuran bicara bagi kebanyakan orang sedemikian dipercaya sebagai perkataan yang tulus dari seorang lebih dipercaya daripada sumpah kebanyakan orang lain. “Sesuatu yang lebih daripada itu,” kata Yesus “Datangnya dari si jahat”maksudnya, kalau ada pendapat bahwa seseorang hanya dapat dipercaya berkata yang benar, kalau ia bersumpah muncul dari ketidakjuiuran dan kecurigaan, hal ini akan berakibat melemahkan rasa saling percaya dalam kehidupan seharihari.
Siapapun tak akan menuntut suatu sumpah dan mereka yang perkataannya merupakan ikatan mereka, bahkan suatu nazar dari mulutmulut lainnya cenderung diterima dengan sebutir garam.
Sumber
Ucapan Yesus yang Sulit, Literatur SAAT, Hal. 55-57
0 Response to "JANGAN BERSUMPAH SAMA SEKALI"
Post a Comment