Mengenal Kaisar Nero
![]() |
Image: pexels.com/antonio/filigno |
Kaisar Nero, tahun 54-68
Lima tahun pertama masa
pemerintahan Nero berlangsung dengan damai dan berhasil. Bersama Afranius
Burrus, komandan pengawal Practoria, dan L. Annacus Seneca, seorang penulis dan
ahli filsafat, sebagai penasihatnya, Nero memerintah negaranya dengan sangat
baik.
Tetapi Agrippina terus
berusaha mempertahankan pengaruhnya atas putranya, hal mana tidak disukai oleh
Nero dan para penasihatnya. Pada tahun 59, dia menyuruh agar ibunya dibunuh dan
roda pemerintahan dijalankan sepenuhnya oleh dirinya sendiri.
Perangai Nero lebih sesuai
sebagai seorang seniman daripada seorang pelaksana pemerintahan. Dia Iebih
berambisi untuk meniti karier di atas panggung daripada menjadi tokoh yang
terkemuka dalam administrasi politik.
Kecerobohan dan keborosannya
menyusutkan perbendaharaan negara. Dan, seperti Caligula, dia berusaha
mengisinya kembali melalui cara-cara paksaan. Para anggota Senat tidak senang
terhadapnya.
Mereka kuatir bahwa suatu
saat Nero akan memerintahkan penghukuman mati atas mereka atau penyitaan atas
harta benda mereka.
Pada tahun 64 SM, suatu
kebakaran besar terjadi di kota Roma dan menghancurkan suatu wilayah luas di
kota itu.
Nero dicurigai sengaja
menimbulkan kebakaran tersebut agar tersedia tempat baginya untuk membangun
Gedung Emasnya, sebuah istana megah yang dibangunnya di atas bukit Esquiline.
Kompleks raksasa di mana
istananya yang megah berada terbentang seluas 50 hektar, termasuk barisan tiga
deretan pilar sepanjang satu mil, ruang makan dengan langit-langit gading,
lukisan-lukisan fantastis di sepanjang dinding, dan di serambi muka patung
raksasa dari Nero sendiri setinggi 120 kaki.
Dibangun pula
taman-taman, pemakaman, dan sebuah danau. Semuanya ini (konon) demi kesenangan
satu orang manusia. Untuk mengalihkan tuduhan dari dirinya, dia menunjuk orang
Kristen sebagai penyebab bencana kebakaran itu.
Sikap mereka yang
menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan khotbah mereka mengenai kehancuran
dunia di akhir zaman oleh api, membuat mereka patut dicurigai.
Banyak di antara mereka
yang diseret ke pengadilan dan disiksa hingga tewas. Menurut hikayat, Petrus
dan Paulus juga menemui ajalnya karena penyiksaan semacam itu, yang pertama
kali diselenggarakan oleh negara.
Tidak banyak bukti yang
menunjukkan sampai sejauh mana penyiksaan itu dilakukan. Mungkin hanya sebatas
kota Roma dan daerah-daerah yang berbatasan langsung dengannya, meskipun
propinsi-propinsi lainnya juga terancam olehnya. (I Petrus 4:12-19).
Dalam pada itu
kesewenang-wenangan Nero membuatnya makin tidak disukai. Beberapa percobaan
untuk melawan dia gagal dan ditumpas dengan menghukum mati para pelakunya.
Akhirya suatu revolusi
yang dilalukan oleh angkatan bersenjata serta pemerintah propinsi Gaul dan
Spanyol berhasil. Nero melarikan diri dari Roma dan dibunuh oleh salah seorang
bekas budaknya atas perintah Nero sendiri agar dia tidak ditawan oleh musuh.
Sumber:
Merril C. Tenney, Survei PB, page 10-11
0 Response to "Mengenal Kaisar Nero"
Post a Comment