ORANG YANG TIDAK DAPAT KAWIN KARENA KERAJAAN SURGA


UCAPAN YESUS YANG SULIT









































Matius 19:12 (TB) 

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

Matthew 19:12 (NKJV) 

For there are eunuchs who were born thus from their mother's womb, and there are eunuchs who were made eunuchs by men, and there are eunuchs who have made themselves eunuchs for the kingdom of heaven's sake. He who is able to accept it, let him accept it."

Matthew 19:12 (KJV) 

For there are some eunuchs, which were so born from their mother's womb: and there are some eunuchs, which were made eunuchs of men: and there be eunuchs, which have made themselves eunuchs for the kingdom of heaven's sake. He that is able to receive it, let him receive it.

Matthew 19:12 (NET)

For there are some eunuchs who were that way from birth, and some who were made eunuchs by others, and some who became eunuchs for the sake of the kingdom of heaven. The one who is able to accept this should accept it.”



Hidup Kristen - Perkataan ini hanya muncul dalam Injil Matius, yaitu segera setelah versinya mengenai perkataan tentang perkawinan dan perceraian yang baru kita pelajari. Ketika Tuhan mereka mengeluarkan ketetapan tentang kemungkinan mereka bisa bebas dari istri mereka melalui perceraian, para murid mengemukakan bahwa dalam hal seperti itu adalah lebih baik untuk tidak menikah. 


Atas ucapan ini Ia menjawab, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja” (Mat. 19:11). Ini berarti bahwa laki-laki yang bisa menjalani kehidupan tanpa nikah dengan berhasil hanyalah mereka yang menerima karunia untuk itu. Konteks ini menunjukkan bagaimana kita harus mengerti apa arti hidup tidak menikah. Dengan jelas kita bisa melihat bagaimana Matius memahaminya. 


Perkataan ini sebagaimana ditulis oleh Matius, terdiri dari tiga bagian. Kedua bagian yang pertama tidak mengundang masalah. Beberapa orang dilahirkan sebagai orang yang tidak dapat menikah, hal 'Orang yang dijadikan demikian oleh orang lain' bukan perbuatan yang asing dalam kehidupan Timur Kuno. Perkataan yang keras adalah bagian yang ketiga: Apa yang dimaksud dengan orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri “oleh karena Kerajaan Sorga?” 

Dilaporkan bahwa seorang sarjana yang terpandang dalam gereja purba, yaitu Origen dari Aleksandria (185-254 M), dalam gairah kemudaannya memahami perkataan ini secara harafiah dan dengan serius memberlakukan hal ini atas dirinya. Setelah ia lebih dewasa ia mempunyai pengertian yang lebih baik. 

Dalam tafsirannya atas Injil Matius ia menolak penafsiran secara harafiah terhadap perkataan ini: Sambil mengaku bahwa ia pernah menerimanya sedemikian, ia berkata bahwa perkataan ini harus dimengerti secara rohani dan tidak “Secara daging dan harafiah.” 

Jadi, apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus? Kata-kata ini tidak boleh dimengerti secara harafiah sama seperti kata-kata Tuhan Yesus tentang pengudusan tangan atau kaki atau pencungkilan mata yang menyebabkan seseorang berbuat dosa. 

Dalam budaya Yahudi di mana Ia hidup dan mengajar, pernikahan adalah norma yang diterima. Keadaan tidak menikah tidak dipandang tinggi seperti yang kemudian terjadi dalam banyak bagian dari gereja. 

Bahwa orang-orang seperti Yohanes Pembaptis dan diri-Nya sendiri menyangkali diri terhadap kenyamanan hidup pernikahan dan hidup berkeluarga bisa saja menimbulkan pendapat dan kritik, dan inilah jawabannya atas pertanyaan-pertanyaan yang tak terucapkan. 

Beberapa pria dan wanita menjauhi pernikahan supaya mereka bisa lebih sungguh-sungguh mempersembahkan diri demi Kerajaan Surga. Laki-laki yang menikah dan membangun sebuah keluarga mempunyai beberapa tanggung jawab khusus terhadap istri dan anakanaknya-mereka mempunyai hak utama atas perhatiannya. 

Tuhan Yesus menunjukkan sikapnya terhadap ikatan-ikatan terhadap keluarga di mana Ia dilahirkan ketika Ia mengatakan bahwa barang siapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Nya laki-laki, saudara-Nya perempuan atau ibu-Nya (Mrk. 3:35). 


Orang-orang seperti inilah, yaitu mereka yang mau memikul kuk Kerajaan Allah yang Ia wartakan, yang merupax kan keluarga-Nya yang sejati. Dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang berkenan dengan perkawinan dan membesarkan anak-anak, maka baktinya kepada perkara-perkara yang menyangkut kependetaan Yang ia tahu, adalah panggilannya akan terbatas. 

Pada saat yang sama Ia menjelaskan bahwa hanya sebagian kecil di antara pengikut-pengikut-Nya yang bisa “menerima” cara hidup ini, Bagi sebagian besar dari mereka, perkawinan dan hidup berkeluarga merupakan norma mereka. 

Dua puluh lima tahun kemudian, ajaran yang sama diulangi oleh Paulus dalam gaya bahasa yang berbeda. Paulus cocok dengan cara hidup yang tidak menikah, tetapi ia tahu bahwa akibat-akibatnya bisa menimbulkan malapateka bila mereka yang tidak terpanggii berusaha untuk menjalaninya.

Karena itulah nasihatnya kepada sebagian besar dari petobat-petobatnya ialah bahwa “Setiap laki-laki mempunyai istrinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri”--karena, begitu ia lanjutkan nasihatnya, “Setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu! ( 1 Kor. 7:2, 7). Mereka yang dipanggil Allah untuk hidup tidak menikah akan menerima dari pada-Nya ‘karunia’ untuk hidup membujang, yaitu membuat diri mereka “demikian . . . oleh karena Kerajaan Surga.” 



Sumber : 

FF Bruce, Ucapan Yesus yang Sulit, LITERATUR SAAT hal 52-54



0 Response to "ORANG YANG TIDAK DAPAT KAWIN KARENA KERAJAAN SURGA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel