“PENUHILAH BUMI DAN TAKLUKANLAH ITU”





UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 


Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Apakah berkat yang diucapkan Allah dalam Kejadian 1 memberi dorongan kepada kita, umat manusia, untuk memperlakukan lingkungan semau kita? 


Apakah ke tidak-seimbangan ekologis masa kini yang diselidiki di berbagai bagian dunia adalah akibat dari arogansi orang Kristen ortodoks terhadap alam, sebagaimana yang dituduhkan oleh Lynn White, Jr. dalam artikelnya yang ternama berjudul "The Historical Roots of Our Ecological Crisis" dalam Science (vol. 155, 10 Maret 1967, hal. 1203-7)?

Selama ini, pada umumnya diterima bahwa kepemimpinan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat harus bersumber dalam penyataan Alkitabiah tentang realita dari dunia yang kasat mata ini dan kenyataan bahwa dunia ini ada permulaannya.


(Gagasan tentang adanya asal-mula semesta alam merupakan hal yang mustahil dalam kerangka kerja sebelumnya tentang pengertian siklus waktu). 

Selanjutnya, tanggung jawab orang Kristen Yahudi adalah mengembangkan konsep-konsep ilmiah seperti uniformitarianisme, yaitu sebuah konsep yang dimanfaatkan dalam Revolusi Ilmu Pengetahuan pada abad ketujuh belas dan Revolusi Industri pada abad kedelapan belas. 


Namun perkumpulan akademis memberikan pengakuan baru-baru ini dengan enggan.

Tidak lama setelah ketegangan dimenangkan sebuah tuduhan pun dilayangkan, yang menyebutkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa "Allah berkehendak manusia mengeksploitasi alam demi tujuan-tujuan yang baik" (White, The Historical Roots, hal. 1205). 


Apa yang telah hilang, secara ekologis, menurut Lynn White, Jr., adalah semangat animisme kafir yang mengatakan bahwa setiap pohon, mata air, sungai dan bukit memiliki roh penunggu yang harus diredakan murkanya jika ada pengaeauan terhadap lingkungan dengan penebangan pohon-pohon. penambangan gunung atau pembendungan sungai. 



Kekristenan me lampaui animisme primitif, demikian White berkilah, dan menjadikannya tidak mustahil untuk mengeksploitasi alam dengan sikap acuh tidak acuh terhadap segala objek alamiah. Kejadian 1 :28 boleh dikutip sebagai izin untuk melakukannya.

Akan tetapi, bagan ini adalah distorsi atas ayat tersebut dan Kitab Suci secara keseluruhan. 


Memang segala sesuatu adalah sama-sama hasil eiptaan tangan kreatif Allah; itulah sebabnya alam ini nyata dan berharga dan bernilai. 



Satu-satunya perbedaan antara kemanusiawian dengan semua ciptaan lainnya adalah bahwa Allah menempatkan gambar-Nya dalam diri laki-laki dan perempuan yang memberi mereka nilai lebih dan menempatkan seluruh tatanan kreatif di hadapan mereka untuk dikuasai.

Karunia "menguasai" alam tidak dimaksudkan sebagai izin untuk menggunakan atau merusak tatanan ciptaan dengan egois menurut apa yang dipandang cocok oleh laki-Iaki atau perempuan. 


Tidak ada alasan bagi manusia untuk menjadi pengganggu dan hukum bagi mereka sendiri; Adam dan istrinya harus bertanggung jawab kepada Allah dan memperhitungkan semua cara yang mereka pakai atau tidak pakai untuk mengusahakan alam lingkungan sekeliling mereka.


Memang benar, perkataan taklukkanlah dan berkuasalah menyiratkan bahwa alam tidak mudah tunduk dan bahwa diperlukan sejumlah cara pemaksaan. Karena tatanan ciptaan telah dipengaruhi oleh dosa secara dramatis seperti pasangan manusia pertama itu, maka tatanan alam ciptaan takkan mewujudkan permintaan kita dengan sukarela atau mudah. 


Kita harus mengerahkan segala tenaga dan kekuatan dalam berbagai upaya kita memanfaatkan alam.

Namun pengakuan seperti itu tidak melegalkan upaya untuk menjarah isi tanah. Ini adalah penyelewengan ke kuasaan untuk melakukan tugas secara kasar dan tidak wajar. 


Hanya bila kekurangan kita ditaklukkan oleh Allah (Mikha 7:10) maka kita sanggup menerapkan fungsi ini dengan sepatutnya.

Allah tetap sebagai pemilik dunia alami ini (Mazmur 24:1), dan segala binatang hutan dan beribu-ribu hewan di gunung adalah milik-Nya (Mazmur 50:10-12). 


Manusia hanya sekedar pelayan di bawah Allah. Tidak ada keadaan yang memperbolehkan kita merusak dan melukai tatanan alam demi memperoleh keuntungan seeara pesat atau demi kesenangan belaka. 



Sesungguhnya, bahkan Ayub sadar bahwa ladang akan berseru mendakwanya jika, dalam pandangan Allah, Ayub menyalahgunakannya (Ayub. 31 :38-40).

Bahkan dalam renovasi Langit Baru dan Bumi Baru tidak ada perusakan total dan pengabaian menyeluruh atas langit dan bumi yang ada sekarang. 


Sebaliknya, api penghakiman terakhir hanya akan memberikan dampak pemurnian sebab "unsur-unsur akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap" (2 Petrus 3:5-13). Namun, bumi takkan dimusnahkan!

Lynn White merasa akan lebih menyenangkan jika kita menyatakan, seperti yang telah dilakukan oleh Franciscus Agung dari Assisi, kesetaraan dari segala ciptaan, termasuk umat manusia. 


Ini akan membuat umat manusia terhindar dari pikiran bahwa mereka memiliki kuasa yang tidak terbatas atas ciptaan.

Namun kesetaraan itu tidak mampu mencakup konsep gambar Allah dalam diri manusia. 


Pepohonan, semut, burung dan kehidupan liar adalah ciptaan Allah, namun mereka tidak dianugerahi gambar-Nya, mereka pun tidak bertanggung jawab kepada Allah atas pengelolaan dan pemanfaatan ciptaan. 



Yang membatasi kemanusiawian adalah kenyataan bahwa tiap pribadi harus mempertanggungjawabkan kepada Allah penggunaan atau penyalahgunaan terhadap seluruh tatanan ciptaan,

Mungkin Anda bertanya, "Jika demikian, apa yang terjadi atas mandat budaya yang diberikan kepada umat manusia dalam Kitab Kejadian?" Kami dapat menjawab bahwa mandat tersebut utuh. 


Namun, mandat tersebut bukan dalam Kitab Kejadian 1:28 ini melainkan dalam Kejadian 2:15. Di sanalah Adam diberi tugas "mengusahakan" taman Eden dan "memeliharanya ". Inilah mandat budaya itu.





Sumber :
Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Lama Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 1-4 



0 Response to "“PENUHILAH BUMI DAN TAKLUKANLAH ITU”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel