UCAPAN SULIT "TUMPASLAH BANGSA AMALEK"
UCAPAN
SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 27
“PERGILAH
DAN TUMPASLAH BANGSA AMALEK”
1 Samuel 15:18
TUHAN
telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang
berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau
membinasakan mereka.
Hidup Kristen -
Keberatan
utama terhadap pandangan bahwa Allah Perjanjian Lama itu Allah yang penuh kasih
dan murah hati adalah perintah ilahi untuk menumpas semua pria, wanita dan
anak-anak dari tujuh atau delapan bangsa Kanaan. Bagaimana mungkin, tanya para
pembaca yang serius, Allah menyetujui kutukan menyeluruh atas keturunan dari
seluruh bangsa tersebut?
Upaya apapun untuk
melunakkan perintah atau meluweskan realita yang kaku tersebut akan gagal.
Perintah Allah begitu jelas, dan terlalu banyak bacaan yang berbicara tentang
penyerahan seluruh populasi pada pembasmian ilahi: Keluaran 23:32-33;
34:11-16; dan Ulangan 7:1-5; 20:16-18.
Dalam sebagian besar
situasi ini, ada satu konsep khusus Perjanjian Lama yang dikenal sebagai herem, Itu
berarti "kutukan", "yang berada di bawah larangan" atau
"yang diserahkan untuk dihancurkan".
Arti dasar dari istilah
ini adalah "pemisahan"; namun, situasi ini bukanlah konsep positif
dari pengudusan yang di dalamnya seseorang atau sesuatu dipisahkan untuk
pelayanan dan kemuliaan Allah. Ini merupakan sisi lain dari satu mata uang:
memisahkan atau menyisihkan untuk dihancurkan.
Allah menyerahkan
benda-benda atau manusia ini untuk dihancurkan sebab mereka sudah sekian lama
dengan kejam terus menghalangi atau melawan karya-Nya. "Penyerahan untuk
dihancurkan" ini tidaklah sering dipakai dalam Perjanjian Lama. Istilah
ini dipakai untuk kehancuran Kanaan Selatan (Bil 21:2-3)/ Yerikho (Yos.
6:21)/ Ai (Yos.
8:26)/ Makeda (Yos. 10:28)
dan Hazor (Yos.
11:11).
Toleransi yang sangat
lama dan tak kurang atas para penyembah dewa asing di suatu kota atau bangsa
pada puncaknya menjadi kutuk bagi mereka yang mengabaikan penyataan umum Allah,
sama halnya pengenalan terhadap Allah adakalanya datang dari bukti lain (Ulangan 13:12-15). Perlakuan
atas mereka ditulis dalam Ulangan 7:2-6.
Dalam suatu ramalan yang
paling mengagumkan, Abraham diberi tahu bahwa keturunannya akan dibuang dan
diperlakukan sewenang-wenang selama empat ratus tahun (pembulatan angka untuk
430 tahun) sebelum Allah akan memimpin mereka keluar dari negeri itu. Alasan
penundaan yang sedemikian lamanya itu dijelaskan Kejadian
15:13-16, karena "kedurjanaan orang Amori [bangsa Kanaan] ini
belum genap."
Jadi, Allah menanti
selama berabad-abad sementara bangsa Amalek dan kelompok bangsa Kanaan lainnya
itu perlahan-lahan mengisi cawan-cawan kehancuran mereka sendiri hingga penuh
dengan perilaku dosa mereka. Allah tak pernah bertindak tergesa-gesa atas diri
mereka; kasih karunia dan anugerah-Nya menanti apakah mereka mau bertobat dan
berpaling dari kemerosotan yang menuju penghancuran diri mereka itu.
Bukan berarti bangsa
Israel yang menang itu tidak berdosa. Ulangan 9:5 menjelaskan hal itu' kepada
bangsa Israel: "Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu
engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa
itulah."
Bangsa-bangsa ini
disingkirkan untuk menghindari kebobrokan atas Israel dan seisi dunia (Ul. 20:16-18). Tatkala
suatu bangsa mulai membakar anak-anak sebagai persembahan bagi dewa-dewa (Ima. 18:21) dan
mempraktikkan sodomi, nafsu kebinatangan dan segala macam perbuatan buruk yang
menjijikkan (Ima.
8:25, 27-30), maka hari anugerah dan kasih karunia Allah mulai lenyap.
Sama seperti seorang ahli
bedah tidak ragu-ragu mengamputasi anggota badan yang membusuk, sekalipun harus
mengerat sejumlah daging yang sehat, demikianlah Allah harus melakukan yang
sama. Ini bukanlah berbuat kejahatan agar muncul yang baik; ini adalah
menyingkirkan kanker yang bisa menginfeksi seluruh masyarakat dan akhirnya
menghancurkan sisa yang masih baik itu.
Allah bisa saja memakai
penyakit sampar, angin taufan, bencana kelaparan, penyakit atau apapun yang
lain yang la inginkan. Dalam kasus ini la memilih untuk memakai Israel untuk
menyatakan kuasa-Nya, namun tuduhan bahwa Allah itu kejam tidak lebih berlaku
dalam kasus ini jika dibandingkan dengan yang terjadi dalam tatanan umum
hal-hal dalam dunia ini di mana segala bencana yang serupa ini terjadi.
Dalam karya pemeliharaan
atas hidup, bisa dimengerti bahwa setiap orang hidup di antara keluarga dan
bangsa mereka. Akibatnya, kita sebagai pribadi-pribadi juga berperan dalam
menerima balasan berupa pahala ataupun hukuman atas perbuatan keluarga maupun
bangsa.
Pada umumnya, ini akan
melibatkan sejumlah orang yang disebut tak berdosa; namun, argumentasi ini
membuat kita mengklaim bahwa kita mahatahu padahal kita tak memilikinya. Jika
perempuan dan anak-anak disisakan dari bangsa-bangsa Kanaan yang jahat itu, berapa
lamakah bagi sekelompokorang dewasa baru bertumbuh persis dengan nenek moyang
mereka yang kafir itu?
Mengapa Allah sedemikian
benci terhadap bangsa Amalek? Ketika bangsa Israel sedang berjuang melintasi
padang gurun menuju ke Kanaan, bangsa Amalek menyeret yang lemah, yang sakit
dan tua di ujung belakang barisan tersebut dan dengan brutal membunuh mereka
yang ketinggalan ini.
Musa memperingatkan,
"Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu
keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah
pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka
tidak takut akan Allah" (Ul. 25:17-18).
Sejumlah komentator
mencatat bahwa bangsa Amalek bukan hanya merampasi atau mempertengkarkan siapa
yang empunya wilayah mana; mereka menyerang umat pilihan Allah untuk
mempermalukan Allah yang hidup.
Ada yang menelusuri
permusuhan panjang bangsa Amalek di seluruh Perjanjian Lama, termasuk
penjagalan paling kejam atas semuanya ketika Haman menyatakan bahwa seluruh
orang Yahudi di seluruh kekaisaran Persia akan dibantai pada suatu hari
tertentu (Est.
3:8-11).
Banyak yang mengatakan
bahwa Haman adalah orang Amalek. Tindakan-tindakannya pada waktu itu
memuncakkan kebencian yang mendalam dari bangsa ini terhadap Allah, yang
ditujukan pada bangsa yang telah dipilih Allah untuk memberkati seluruh dunia.
Sumber :
“Ucapan yang Sulit dalam
Perjanjian Lama” Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman
101-104
0 Response to "UCAPAN SULIT "TUMPASLAH BANGSA AMALEK""
Post a Comment