UCAPAN SULIT DALAM PL - IBLIS MEMBUJUK DAUD
![]() |
Sumber Gambar: Pinterest.com |
UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 34
“IBLIS
MEMBUJUK DAUD UNTUK MENGHITUNG ORANG ISRAEL”
1 Twarikh 21:1
"Iblis
bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang
Israel."
2 Samuel 24:1
"Bangkitlah
pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka,
firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."
Hidup Kristen - Mengapa
sensus merupakan dosa? Bukankah Allah pernah menyuruh Musa melakukan sensus dua
kali dalam Bilangan 1 dan 26? Namun
dalam 2 Samuel, Daud menghitung
Israel karena Allah, yang murka kepada Israel, menghasut dia untuk
melakukannya; 1 Tawarikh menganggap
akibatnya disebabkan oleh Iblis pada Daud. Apakah bagian-bagian yang saling
bertentangan ini merupakan contoh kesalahan telah menyusup ke dalam Kitab Suci?
Kita
terlebih dahulu akan membuktikan mengapa melakukan sensus merupakan dosa. Dalam
pengaruhnya, sensus bertindak sebagai catatan tertulis atau suatu pengumpulan
serdadu. Ada yang menyimpulkan, berdasarkan 1 Tawarikh 27:23-24, bahwa Daud berdosa karena menghitung
orang-orang yang berusia di bawah dua puluh tahun, suatu tindakan melanggar
hukum.
Ada lagi yang melihat penghitungan itu sebagai meragukan janji Allah
bahwa keturunan Daud akan tak terhitung bagaikan pasir dan bintang.
Penyelesaian terbaik adalah bahwa itu dimotivasi oleh perkiraan. Allah tidak
menyuruh atau memberi alasan bagi Daud untuk pergi berperang. Hanya kesombongan
dan ambisi Daudlah yang bisa menyebabkan timbulnya tindakan seperti itu.
Namun
istilah dan yang mengawali 1 Tawarikh 21:1 dalam sejumlah terjemahan (tidak ada
dalam terjemahan baru LAI) nampaknya mengundang kita untuk melihat kesimpulan
dari pasal 20. Ayat 8 menyebutkan bahwa keturunan raksasa ada di antara
orang-orang yang ditaklukkan oleh Daud dan orang-orangnya.
Hubungannya adalah
bahwa Daud, yang bangga dengan segala keberhasilannya, merasa hebat dalam
pandangannya sendiri dan membuka pintu bagi Iblis mencobai dia dengan mudah.
Ini
mengarahkan kita pada kesulitan kedua dari perkataan yang sulit: Allah atau
Iblis yang menggoda Daud untuk berdosa? Iblis jarang disebut-sebut dalam
Perjanjian lama. Ia diperkenalkan dalam Ayub 1-2 dan dalam masa sesudah
pembuangan dalam Zakharia 3:1. Namun, dalam kedua kasus ini, dipakai kata
sandang tetap; 1 Tawarikh 21:1 tidak memakainya.
Sekalipun
doktrin makhluk supranatural dari yang disebut Iblis itu tidak berkembang
dengan sempurna dalam Perjanjian Lama, penampakan Iblis tak bisa diabaikan
menjadi dualisme Persia atau sebagai musuh seseorang secara umum. Bahkan dalam
Taman Eden sudah ada keberadaan yang menakutkan yang disebut ular.
Hal
baru dalam bagian ini adalah susunan namanya sebagai musuh atau lawan. Namun
aktivitas-aktivitas si ular dan Iblis menunjukkan bahwa keduanya adalah sosok
yang sama.
Jadi
bagaimanakah sosok yang relatif belum teridentifikasi namun tak pernah absen
ini memainkan peranan penting dalam dosa Daud sedangkan Allah menerima
penghargaan yang meragukan di pihak lain?
Pikiran
bahwa Allah menghasut atau mendorong orang berdosa berbuat jahat tidaklah
benar. Mustahil Allah menjadi pencetus apa yang tak disetujui-Nya dan menjadi
lawan dari seluruh kerajaan-Nya. Jadi, bagaimanakah kita bisa memahami 2 Samuel 24:1 di mana kelihatannya
Allah menghasut sesuatu, yang bakal Ia dakwa sebagai dosa?
Allah
mungkin dan adakalanya mendorong orang berdosa untuk menyatakan kejahatan hati
mereka melalui perbuatan. Allah hanya memaparkan kesempatan membiarkan hasrat
hati yang jahat menampakkan dirinya. Dengan demikian, orang berdosa bisa lebih
cepat menyadari kejahatan yang bersembunyi dalam hati mereka dan yang mendorong
mereka bertindak melawan kehendak Allah.
Benar
juga anggapan menurut pemikiran orang Ibrani, bahwa apapun yang Allah izinkan
terjadi, Ia lakukan. Dengan mengizinkan sensus, Allah dianggap menghadirkan
tindakan tersebut.
Kaum
Ibrani tidak terlalu memperhatikan penyebab sekunder yang menentukan dan
menganggapnya disebabkan langsung sebagai penyebab yang sesungguhnya. Di bawah
pemeliharaan ilahi segala sesuatu pada akhirnya dianggap disebabkan oleh-Nya;
mengapa tidak dikatakan bahwa Ia yang melakukannya sejak awal?
Karena
jumlah variasi antara Samuel dan Tawarikh lebih banyak dari biasanya dan
menunjukkan dasar yang tidak jelas bagi kelompok fakta yang satu dan kelompok
fakta yang lain, para sarjana mengusulkan bahwa Tawarikh dapat mewakili tradisi
teks bahasa Ibrani asli yang lebih baik dan lebih bisa dipercaya daripada yang
tercermin dalam teks Kitab Samuel dalam bahasa Indonesia.
Sekalipun
dalam pasal ini kita tak terlalu menilai bentuk-bentuk teks yang berbeda antara
Kitab Samuel dengan Tawarikh, teks-teks yang sama yang belum diterbitkan dari
Gulungan Kitab Laut Mati Qumran menunjukkan bahwa beberapa pembacaan Kitab
Samuel sejalan dengan pembacaan sebelumnya yang hanya ditemukan dalam Kitab
Tawarikh. Ini akan menyelaraskan perbedaan-perbedaan dalam teks-teks yang kita
bahas.
Hampir
semua pelajar Kitab Suci menilai bahwa Tawarikh ditulis semasa pembuangan atau
tepat sesudahnya. Itu sebabnya kitab ini ditulis berdasarkan bentuk penceritaan
Kitab Samuel yang lebih awal yang sangat dikenal dan tentu digunakan secara
luas.
Perhatikanlah
cara penulis Tawarikh menghubungkan bahan-bahannya; yang mencerminkan suatu
hubungan masa yang secara gamblang terdapat dalam 2 Samuel 24:1. Di sana penulis 2
Samuel 24:1 mencatat, "Bangkitlah pula murka TUHAN", yaitu suatu
rujukan untuk 2 Samuel 21:1-14 yang
juga ada kaitannya dengan pendamaian bagi dosa.
Dengan
demikian, sekalipun penulis Tawarikh meniadakan bahan dalam 2 Samuel 23-24, ia telah memiliki
contoh. tertulis untuk menghubungkan bahan-bahan dalam 2 Samuel 21 dan 24. Pemilihan tempat untuk Bait Allah di Yerusalem
merupakan klimaks yang cocok dengan tahap-tahap aktivitas Daud.
Sesudah
menunjukkan bahwa Daud sungguh-sungguh berdosa dan bahwa Iblis, bukan Allah,
yang patut dipersalahkan, seluruh bangsa Israel tetap saja menjadi korban tulah
yang Allah kirimkan untuk menghukum dosa. Untunglah rakyat Daud sama
bersalahnya dengan raja mereka sendiri, menurut 2 Samuel 24:1. Jadi Allah berurusan dengan seluruh Israel melalui
perbuatan rajanya yang adalah contoh kesombongan bangsa.
Sumber :
“Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama” Walter
C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 126-129
0 Response to "UCAPAN SULIT DALAM PL - IBLIS MEMBUJUK DAUD"
Post a Comment