DEMIKIANLAH BANGSA ISRAEL MERAMPASI ORANG MESIR ITU
UCAPAN SULIT
DALAM PERJANJIAN LAMA 16
“DEMIKIANLAH BANGSA ISRAEL MERAMPASI ORANG
MESIR ITU”
Kejadian
12:35-36
“Orang
Israel melakukan juga seperti kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir
barang-barang emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir
bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka.
Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu.”
Ada tiga bagian terpisah dalam Keluaran
yang mencatat kisah yang secara umum menunjukkan kekalahan bangsa Mesir (Kel. 3:21-22; 11:2-3; 12:35-36).
Masalah-masalahnya yang berkaitan dengan bacaan-bacaan tersebut sebagian
merupakan masalah penerjemahan modern, yang ada dalam banyak penerjemahan
sampai sekarang, dan sebagian lain merupakan pertanyaan tentang apakah Israel
menipu bangsa Mesir dengan meminjam pakaian dan perhiasan yang takkan pernah
mereka kembalikan.
Bagaimanakah Allah bisa memerintahkan mereka untuk meminjam
barang-barang tersebut padahal Ia tahu bahwa bangsa Israel takkan pernah
kembalikan bersama barang-barang itu?
Marilah kita perhatikan dahulu kata kerja
yang adakalanya diterjemahkan sebagai incminiam, Kata kerja ini mudah diartikan
sebagai "meminta sesuatu tanpa maksud mengembalikan" (Hak. 8:24; 1 Sam. 1:28).
Sehubungan
dengan itu, penerjemahan bahasa Yunani pada abad ketiga Sebelum Masehi dari
Septuaginta dan Vulgata Latin menerjemahkannya sebagai "meminta".
Istilah yang sama ini dalam bahasa Ibrani adakalanya diterjemahkan sebagai
"meminjam" sebagaimana dalam Keluaran
22:14 atau 2 Raja-raja 4:3 dan 6:5. Dalam contoh-contoh ini, konteks
menentukan artinya.
Dalam kasus ini, konteksnya juga berisi
kata kerja merampas yang muncul dalam Keluaran
3:22 dan 12:36. Di sini maknanya jelas, sebagaimana dalam 2 Tawarikh 20:25.
Dalam sebagian
konteks. ini adalah metafora militer yang bisa berarti mengambil barang secara
paksa, namun tak pernah bermaksud menipu, membohongi atau segala bentuk taktik
atau cara yang licik. Namun, istilah tersebut bukan merupakan istilah umum yang
dipakai untuk mengartikan merampasi musuh.
Latar belakang peristiwa yang tercatat tiga
kali ini adalah janji Allah d ahu lu kala yang diberikan kepada Abraham dalam Kejadian 15:14 bahwa bangsa Ibrani akan
meninggalkan Mesir "dengan membawa harta benda yang banyak". Allah
mengulangi janji ini kepada Musa: Israel "tidak akan pergi dengan tangan
hampa" (Kel. 3:20-21) dari
Mesir.
Allah sendiri dengan senang mengatur hati
bangsa Mesir terhadap Israel (Maz. 106:46
mengatakan, "diberi-Nya mereka mendapat rahmat"). Lagipula Musa
"sangat terpandang" (Kel. 11:3)
di mata orang Mesir.
Namun, penghargaan semacam itu tidak hanya dapat dikenakan
pada kualifikasi pribadi Musa, sekalipun ia punya reputasi yang sama dengan
para ahli sihir (Kel. 8: 18-19),
para pejabat istana (Kel. 9:20; 10:7)
dan Firaun sendiri (Kel. 9:27; 10:16).
Rakyat
Mesir pada umumnya mengakui bahwa Allah beserta dengan orang ini dan bangsanya.
Itu sebabnya, mereka menjadi sangat bermurah hati dan inilah yang dicatat dalam
ketiga bagian bacaan tersebut. Yang harus dilakukan oleh bangsa Israel hanyalah
meminta.
Bangsa Mesir sudah siap mengakui bahwa Israel sesungguhnya telah
diperlakukan dengan sewenang-wenang dan bahwa telah sangat nyata Allah hadir
dalam kepemimpinan Yahudi sehingga mereka memberikan dengan segala senang hati.
Perhatikanlah bahwa para wanita tidak
meminta barang-barang seperti senjata, perisai, hewan, persediaan makanan atau
benda-benda untuk keperluan rumah tangga, meja atau perlengkapan kerja.
Untuk
menghindari pengertian penjarahan atas segala jenis benda, penulis Mazmur 105:37 mungkin menghapuskan kata
barang-barang di depan kata-kata perak dan emas sehingga tidak mengimplikasikan
bahwa bangsa Israel meminta setumpuk barang lagi selain perhiasan dan pakaian.
Jenis penjarahan ini bukan merupakan
istilah yang umum dipakai untuk pengertian perampasan terhadap pihak yang kalah
dalam perang.
Jika ada yang menambahkan bahwa bangsa Mesir dengan sukarela
menyerahkan perhiasan dan barang-barang dari perak dan emas milik mereka,
masalah moral yang nampak ini terselesaikan.
Boleh saja orang menduga bahwa
bangsa Mesir menganggap pemberian mereka sebagai bagian dari kompensasi atas kesengsaraan
dan kerja keras yang kaum Ibrani dalam perbudakan selama berabad-abad di negeri
itu.
Tak ada lagi pertanyaan moral yang sah bila
situasi tersebut dipahami sebagai suatu permohonan langsung yang ditanggapi
dengan bangsa Mesir dengan segala senang hati, sebab saat itu hampir semua
orang bersimpati terhadap kasus mereka.
Sumber
:
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian
Lama” Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR
SAAT, 2015, halaman 58-60
0 Response to "DEMIKIANLAH BANGSA ISRAEL MERAMPASI ORANG MESIR ITU"
Post a Comment