UCAPAN SULIT PL - LEBIH-LEBIH LAGI AKU MANUSIA YANG ADALAH BELATUNG



UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 41

“LEBIH-LEBIH LAGI MANUSIA YANG ADALAH BELATUNG”

(Note "berang/belatung")


Ayub 25:4-6

Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih? Sesungguhnya, bahkan bulan pun tidak terang dan bintang-bintang pun tidak cerah di mata-Nya. Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!"


Hidup Kristen - Yang mengucapkan perkataan ini adalah Bildad, bukan Ayaub, penulis yang diilhami itu. Namun, Bildad bukanlah satu-satunya sumber, terutama dalam putaran terakhir dari ucapan-ucapan yang disampaikan ketiga "sahabat" Ayub. Banyak dari perkataan terbaik Bildad merupakan hasil bajakan baik dari Ayub maupun dari Elifas.

Persoalan pertama di sini adalah apakah ada sesuatu dalam perkataan ini yang menyatakan pandangan Allah. Apakah itu penyataan atau hanya gambaran yang tepat tentang apa yang terjadi, yang tidak bernilai hukum atau perintah? Kedua, orang pasti bertanya apakah ucapan Bildad yang ekstrem "itu bertentangan dengan kebenaran bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah.



Untuk pertanyaan pertama, kebanyakan orang menjawab bahwa apa yang tercatat hanya benar secara gambaran atas apa yang Bildad katakan, namun tidak secara norma untuk penyataan. Ini bisa diterima sejauh apa yang Bildad katakan merupakan konsep-konsep yang Ayub atau Allah masukkan ke dalam kitab itu sendiri. Maka kita boleh yakin bahwa konsep-konsep tersebut terlalu normatif bagi orang percaya.

Bildad mengontraskan ketidak-sempurnaan kemanusiawian dengan keagungan Allah. Untuk menyampaikan maksudnya, ia mengubah debat-debat yang disampaikan Elifas dalam Ayub 4:17-19 dan 15: 14-16.

Sesungguhnya, kalimat bagaimana manusia benar di hadapan Allah (25:4) dihasilkan kembali kata demi kata dari pertanyaan Ayub dalam Ayub 9:2. Bagian kedua dari kalimat dalam ayat 4 kembali dipinjam dari Ayub dalam Ayub 15:14: "Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari perempuan?"

Jadi pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan berwibawa yang mengiaskan manusia yang dibandingkan berenga atau ulat dalam perspektif yang tepat.

Teks ini tak boleh dipakai untuk merendahkan kemuliaan atau nilai yang telah Allah tempatkan dalam diri laki-laki dan perempuan. Mereka sungguh-sungguh dijadikan menurut gambar Allah.



Namun tak ada yang lebih dapat menggambarkan hubungan kedudukan dari yang fana jika dibandingkan dengan keagungan Allah, daripada gambaran-gambaran ini untuk manusia sebagai berenga atau ulat yang merayap. Pernyataan ini bukan mutlak tetapi merupakan perbandingan.

Tak ada yang memaparkan kesengsaraan manusia secara lebih hidup daripada pernyataan Bildad ini. Pemazmur menceritakan kepedihan ini tatkala ia meratapi Hamba yang Menderita itu, "Tetapi aku ini ulat dan bukan orang" (Mazmur 22:6).

Dalam pikiran Bildad, sebagaimana dalarn Ayub 4:19 dan 15:16, penekanan terletak pada kerapuhan dan kebobrokan makhluk fana. Ini lebih lanjut ditegaskan oleh pilihan kata Bildad untuk istilah manusia yang menegaskan kelemahan dan hubungan manusia dengan tanah.

Pertentangan tersebut lebih nampak sesudah ada pikiran yang melayang tinggi bahwa Allah berada di ketinggian, memerintah di atas sana. Perasaan yang sama bahkan ditemukan dalam peribahasa Mesopotamia kuno yang juga bergumul dengan masalah ketuhanan. Pepatah tersebut mengatakan, "Pernahkah ada manusia yang tak berdosa dilahirkan?"

Ayub menjawab pertanyaan tersebut dengan kuasa ilahi, "Tidak, terutama ketika engkau menempatkan manusia yang fana di sisi keagungan dan kesucian Allah yang hidup!"


Sumber :

“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 150-152

0 Response to "UCAPAN SULIT PL - LEBIH-LEBIH LAGI AKU MANUSIA YANG ADALAH BELATUNG"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel