UCAPAN SULIT PL - TIDAK PERNAH KULIHAT ORANG BENAR DITINGGALKAN
UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 42
“TIDAK PERNAH KULIHAT ORANG BENAR
DITINGGALKAN”
Mazmur 37:25-26
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi
tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya
meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman,
dan anak cucunya menjadi berkat.
Hidup Kristen - Orang
bertanya-tanya di manakah pernazmur berada sepanjang hidupnya jika ia tak
pernah melihat orang benar dianiaya atau anak-anak mereka meminta-minta roti.
Daud tentu tidak berbicara dalam pengertian yang mutlak, sebab ia pasti pernah
melihat kebalikan dari apa yang dinyatakannya ini.
Jadi
bagaimana Kitab Suci bisa sungguh-sungguh benar jika mengandung
pernyataan-pernyataan yang sedemikian salah seperti yang satu ini?
Sesungguhnya, kita menghadapi suatu perkataan yang sulit!
Namun
perlakuan seperti ini luput dari sasaran pemazmur. Ia tidak mempermasalahkan
bahwa orang benar mungkin adakalanya tak berdaya, dianiaya, dan miskin.
Sebaliknya, ia memperhatikan bahwa tak ditunjukkan dari bagian manapun bahwa
orang benar mengalami kekeringan dan kemelaratan yang berkesinambungan.
Daud
sendiri punya banyak kesempatan untuk bersungut-sungut bahwa Allah telah
melupakannya. Misalnya, ia pernah meminta roti pada Nabal yang kaya. Itu
sebabnya, penting untuk dicatat bahwa Daud dengan cermat mengatur pernyataannya
dalam konteks rentang waktu hidup yang panjang, sebab ia pernah muda dan kini
ia sudah jauh lebih tua.
Jadi,
apa yang nampaknya seperti kekeringan yang berkesinambungan bagi mereka yang
melihat hidup jangka pendek sesungguhnya hanya suatu tahap yang harus dilalui.
Kepercayaan penuh kepada Allah akan membuktikan yang sebaliknya tatkala hidup
dilihat dari sudut pandang-Nya.
Mazmur
ini dirancang untuk mengatasi pencobaan yang menyerang siapa saja dalam
keadaan-keadaan yang menakutkan. Isinya mengontraskan apa yang bertahan sampai
akhir dengan yang sementara.
Namun,
ini bukan berarti bahwa Allah juga tak pernah memberikan, dengan ukuran
tertentu, kelegaan pada masa kehidupan yang sekarang ini. Sebagaimana yang
kelak diajarkan oleh Tuhan kita, banyak kesesuaiannya dengan perasaan-perasaan
yang diungkapkan di sini, mereka yang terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah
akan mendapatkan segala hal lain yang diberikan kepada mereka sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Bahkan,
Tuhan kita mengajar kita untuk meminta makanan kita setiap hari. Jadi apa yang
merupakan perintah juga merupakan janji. Ia mengundang kita berdoa bagi apa
yang ingin Ia berikan kepada kita.
Allah
tidak meninggalkan umat-Nya; Ia peduli dan mencukupkan kebutuhan mereka. Bagi
mereka yang telah hidup cukup lama di dunia ini untuk melihat bahwa Allah pada
akhirnya memperbaiki kesalahan-kesalahan dan membalas semua ketidakadilan,
pernyataan pemazmur terngiang benar sekalipun dalam masa yang singkat
menawarkan banyak perkecualian sementara.
Jika
kita yakin bahwa kepedulian pengawasan Allah meliputi perhatian-Nya bagi burung
pipit, patutkah kita menyimpulkan bahwa Ia akan mengizinkan anak-anak-Nya hidup
tanpa kasih dan tanpa kepedulian pada masa hidup sekarang ini? Walaupun mungkin
ada yang mengalami ditinggalkan sementara, itu tak bisa dan takkan menjadi
pengalaman mereka yang berkesinambungan.
Jika
sulit diterima, sebagaimana telah saya akui, bahwa sejumlah kesalahan dan
kekurangan tak pernah nampak dibenarkan dalam hidup ini, ada dua hal lanjutan
yang harus dibuat. Pertama, kebenaran yang terungkap di sini berbentuk pepatah.
Pepatah-pepatah
ini mencakup sejumlah besar pengalaman yang cocok dengan kasus tersebut tanpa
berhenti untuk membicarakan perkecualian atau untuk membedakan pengajaran umum
dengan keberatan-keberatan kecil yang nyata.
Hal
ini sangat wajar bagi pepatah dan juga cara yang harus kita pakai untuk
memahaminya. Jika kita memaksa pepatah kontemporer atau alkitabiah sebagai
laporan lengkap dari setiap topik yang mereka komentari, maka pengajaran dan
praktik kita akan menjadi sederhana dan mengalami pengurangan.
Kedua,
pemazmur dengan hati-hati menyebutkan generasi kedua sebagai penerima berkat
Allah. Maka, tatkala sejumlah masyarakat Dunia Ketiga berjuang mengatasi
kemiskinan, kelaparan, dan paceklik, dari debu-debu penderitaan dan kepedihan
seperti itu seringkali muncul suatu kesempatan baru bagi anak-anak yang
bertahan hidup.
Pengertiannya
ialah: dalam rentang waktu yang panjang, Allah tidak meninggalkan milik-Nya
baik mereka miskin maupun kaya; anak-anak mereka akan diberkati!
Sumber :
“Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama” Walter
C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 153-155
0 Response to "UCAPAN SULIT PL - TIDAK PERNAH KULIHAT ORANG BENAR DITINGGALKAN"
Post a Comment