UCAPAN SULIT PL - TERJAGALAH MENGAPA ENGKAU TIDUR YA TUHAN
UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 43
“TERJAGALAH! MENGAPA ENGKAU TIDUR, YA
TUHAN?”
Mazmur 44:24-27
Terjagalah! Mengapa
Engkau tidur, ya Tuhan? Bangunlah! Janganlah membuang kami terus-menerus! Mengapa
Engkau menyembunyikan wajah-Mu dan melupakan penindasan dan impitan terhadap
kami? Sebab jiwa kami tertanam dalam debu, tubuh kami terhampar di tanah. Bersiaplah
menolong kami, bebaskanlah kami karena kasih setia-Mu!
Hidup Kristen - Betapa
anehnya tuduhan in; bahwa Tuhan mungkin tertidur dan perlu dibangunkan padahal
yang ditegaskan dalam Mazmur 121:.4 Justru kebalikannya: "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak
tertidur Penjaga Israel." Bukan Allah, tapi Baal yang tertidur menurut
loh-Ioh batu dari Ugarit, Libanon, dan pengakuanan sama dan para nabinya di
atas gunung Karmel saat mereka bertanding dengan Elia (1 Raja 18:27)
Mazmur 44
mewakili pencarian jawaban oleh kumpulan orang percaya sesudah mengalami
kekalahan militer secara nasional. Masalah yang muncul adalah: jika raja dan
rakyatnya sudah setia pada perjanjian (Mazmur
44:18-22), lalu mengapa Allah tidak setia kepada janji-Nya untuk
memerdekakan dan membela?
Sumber
masalahnya menggemakan masalah Ayub, yang disebut, masalah tentang Allah. Namun
di sini tak ada upaya untuk memberikan jalan keluar secara teologis maupun
praktis. Bahkan, mazmur ini merupakan contoh yang paling jelas tentang
pencarian sejumlah penyebab atau alasan atas bencana nasional di samping
menerima hukuman oleh Allah atas dosa dan kesalahan.
Menurut
mazmur ini, jawabannya datang saat pemazmur dalam kekesalan menyatakan, "Oleh
karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari" (ayat 23). Murka yang mereka alami kali
ini sedikit hubungannya dengan dosa mereka namun lebih berhubungan dengan
perang rohani antara musuh-musuh mereka dengan Tuhan yang dilayani para lelaki
dan wanita ini.
Iman
mereka merupakan iman yang berada di atas segala bukti yang bisa diberikan atau
teologi yang ringan. Namun dalam rahasia Allah, yang serupa dengan Kitab Ayub,
orang-orang Yahudi yang taat ini terus tetap percaya, bersandar dan berdoa
terus.
Jadi,
mazmur ini mengontraskan kejayaan masa silam (ayat 2-9) dengan bencana yang
sedang terjadi (ayat 10-17). Allah
kelihatannya tidak menyertai bala tentara Israel (ayat 10) saat mereka pergi berperang.
Kekalahan Israel membuat
mereka menjadi celaan dan hinaan para musuh mereka (ayat 14-15). Semua ini telah terjadi sekalipun Israel tidak lupa
akan Allah (ayat 18-19); namun Allah
telah memurukkan mereka dengan kekalahan yang hina (ayat 20).
Di
balik segala noda dan aib ini, doa dan pengharapan mereka tetap terpusat pada
Tuhan (ayat 24-27). Doa ini dikalimatkan dalam istilah militer. Panggilan agar
Allah terjaga dan membangunkan diri-Nya sendiri bukan berhubungan dengan tidur
melainkan aksi militer yang serupa dengan yang ada dalam Nyanyian Debora dalam Hakim-hakim 5:12: "Bangunlah, bangunlah, Debora! Bangunlah,
bangunlah, nyanyikanlah suatu nyanyian! Bangkitlah, Barak! dan giringlah
tawananmu, hai anak Abinoam!" Nyanyian perang yang sama dipakai
berulangkali ketika Tabut Perjanjian diangkat di depan barisan saat Israel maju
berperang: "Apabila tabut itu
berangkat, berkatalah Musa: 'Bangkitlah, Musa, supaya musuh-Mu berserak dan
orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu'" (Bilangan 10:35).
Doa
tersebut untuk memperoleh pertolongan ilahi dalam krisis yang mungkin tetap
berlanjut walaupun mereka telah kalah perang. Mungkin pertempuran yang sama
tetap berlanjut. "Bersiaplah
menolong kami" (Mazmur 44:27),
seru mereka dalam mazmur ini.
Namun kata terakhir dari mazmur ini merupakan
keyakinan bahwa Allah pasti menolong mereka oleh karena kasih setia-Nya - kata
anugerah ini muncul dalam Perjanjian Lama lebih dari dua ratus lima puluh kali
dan berbicara tentang kasih, kebaikan kasih, belas kasihan dan anugerah Allah
yang tak ternilai (ayat 27).
Jadi,
mazmur ini tidak bertentangan dengan mazmur yang meyakinkan kita bahwa Allah
kita tak pernah terlelap atau pun tertidur. Allah tidak demikian! Bahwa
adakalanya Allah menunda hukuman-Nya dan memperpanjang toleransi yang
kelihatannya tak beralasan kepada orang fasik dan kejahatan mereka menunjukkan
secara dangkal bahwa Allah terlelap dan perlu dibangunkan.
Namun
kesabaran ilahi dan belas kasihan seperti itu tak boleh dirancukan dengan
ketidak-acuhan atau ketidaksadaran di pihak-Nya. Selanjutnya, sebagaimana sudah
kami kemukakan, pengertiannya bukanlah merupakan pengertian keletihan atau
terlelap, melainkan pengertian seruan kepada Allah agar berjalan maju dengan
pasukan yang bersemangat untuk membela nama dan kerajaan-Nya yang kudus.
Sumber :
“Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama” Walter
C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 156-158
0 Response to "UCAPAN SULIT PL - TERJAGALAH MENGAPA ENGKAU TIDUR YA TUHAN"
Post a Comment