UCAPAN SULIT - SEKALIPUN IA MEMBUNUH AKU, AKU AKAN BERHARAP




UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 39

“SEKALIPUN IA MEMBUNUH AKU, AKU AKAN BERHARAP KEPADANYA”




Ayub 13:15

Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya.



Hidup Kristen - Alkitab versi King James mengartikan ayat ini sebagai salah satu kalimat termashyur dari Perjanjian Lama demikian: "Sekalipun Ia akan membunuhku, aku akan percaya kepada-Nya". Namun, penegasan tentang kepercayaan yang indah ini sekalipun masih dipertahankan oleh Alkitab New International Version, secara umum telah banyak ditinggalkan oleh para penerjemah modern. 


Sehubungan dengan itu, Alkitab Revised Standard Version menerjemahkan, "Lihatlah, Ia akan membunuh aku, tak ada harapan bagiku." Terjemahan ini membalikkan tekad Ayub yang mempertahankan diri menjadi sesuatu yang disebut seorang penulis sebagai "suatu isyarat membangkang yang tak berguna, yang ia ketahui bisa menjadi fatal."



Tanggapan Ayub ini terjadi pada akhir ronde pertama dari seluruh pembicaraan dan menyiapkan suasana untuk ronde kedua bagi Ayub dengan Elifas, Bildad, dan Zofar. Perkataan sulit kita ini muncul di tengah-tengah suatu pembicaraan (Ayub 12-14) yang panjangnya hanya dilebihi oleh perkataan Ayub yang terakhir dalam Ayub 29-31. Ayat-ayat yang di seputar teks tersebut memancarkan keyakinan yang akan Ayub buktikan (Ayub 13:18). 


Ia siap untuk membela diri dan perilakunya, jika diperlukan, di hadapan Allah (13:15). Prinsipnya dinyatakan dalam ayat 16, "orang fasik tidak akan menghadap kepada-Nya" Namun itulah yang Ayub nyatakan bahwa ia bukanlah "orang fasik".


Dengan protes-protes Ayub yang terngiang di telinga, kini kita boleh berupaya untuk memahami ayat 15. Ayub bukan mengatakan, sebagaimana yang banyak diyakini oleh orang modern, bahwa dengan menanggung resiko kematian ia akan membela haknya dan mengartikan perkataannya-sekalipun bila itu membuatnya mati! Pandangan ini menyimpulkan bahwa Ayub lebih meremehkan hidup daripada bermaksud mengakhiri penderitaannya dan memperoleh kembali harta miliknya.

Namun pandangan ini melanggar alur konteks yang baru saja kita selidiki. Ayub sesungguhnya berharap, setidaknya pada bagian ini, untuk dibuktikan tak bersalah. Rasa pesimis dari kaum modern dan Alkitab Revised Standard Version sesungguhnya tidaklah cocok.



Masalah penerjemahan utama adalah kata kerjanya, yang bisa diterjemahkan percaya, menanti, ragu atau gemetar. Namun situasi konteks dapat menolong kita menentukan yang tepat. Apakah rasa keyakinan Ayub diungkapkan sebagai penantian, pengharapan atau kepercayaan bukan tidak sama pentingnya dengan kenyataan bahwa ia yakin dan berharap untuk dibuktikan sepenuhnya tak bersalah.

Jika demikian bagaimana seharusnya kita menerjemahkan pernyataan yang kelihatannya negatif dalam Alkitab Revised Standard Version yang berkata "Tak ada harapan bagiku"? Mungkin sebaiknya ditangani jika suatu  'la' yang tegas, yang berarti sesungguhnya. Kita menyimpulkan bahwa yang diartikan Alkitab dari Authorized Version merupakan pengartian yang perlu dipertahankan. 


Jika setuju dengan pengartian Alkitab Revised Standard Version berarti kita menganggap Ayub pura-pura berani dan akan sungguh-sungguh berakhir tepat seperti yang dinasihatkan istri Ayub kepadanya jauh sebelumnya, yaitu "Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Apakah yang Ayub artikan dengan ungkapan "Ia hendak membunuh aku?" Secara penggambaran itu berarti "tak peduli apapun yang menimpa diriku, aku tetap yakin bahwa aku akan terbukti tak bersalah, sebab aku tahu aku tak bersalah dan aku tahu sifat Allah."



Sumber :

“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 144-146

0 Response to "UCAPAN SULIT - SEKALIPUN IA MEMBUNUH AKU, AKU AKAN BERHARAP"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel