DI ANTARA PARA "ALLAH" IA MENGHAKIMI
UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 47
“DI ANTARA PARA "ALLAH" IA
MENGHAKIMI”
Mazmur 82:1
“Mazmur
Asaf. Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi”
Hidup
Kristen - Kita terkejut saat menemukan satu bagian
Alkitab yang kelihatannya secara diam-diam mengakui keberadaan para allah
yang bersaing dengan Yahweh. Penyanyi Asaf melihat elohim mengepalai suatu kumpulan besar dan melaksanakan penghakiman
di hadapan apa yang disebutkan oleh bacaan ini sebagai "para allah".
Apakah bagian tidak patut yang mungkin belum dihilangkan ini menegaskan
politeisme?
Di
hadapan kita ada ruang pengadilan, Masalah di hadapan pengadilan ini, yang
selalu ada, masalah kefasikan kecil dan banyak ketidakadilan yang nampaknya
terbawa di dalamnya.
Dalam
menyebut "para allah" (dalam bahasa Ibrani elohim), tidak berarti Allah mengakui adanya para ilah asing atau
mengakui keberadaan dari makhluk supranatural lain seperti diri-Nya;
sebaliknya, yang dimaksudkan-Nya adalah para hakim dan pelaku hukum-Nya di
dunia yang ditetapkan-Nya untuk mewakili diri-Nya.
Tuhan
kita mengandalkan para pelaku hukum ini, yang berfungsi sebagai para pejabat
dalam pemerintahan yang ditetapkan secara ilahi, untuk memberlakukan tindakan
pengurangan dengan cepat atas ketidakadilan dan kekejaman hidup. Penggunaan
istilah dalam bahasa Ibrani 'elohim
ini bukanlah sesuatu yang tak wajar seperti pemunculan awalnya.
Bagian-bagian
lain menjelaskan golongan para penguasa dan hakim Israel sebagai para wakil
Allah di bumi. Oleh sebab itu, Keluaran
21:6 dengan menggunakan kata yang sama memerintahkan para budak yang dengan
sukarela menghambakan diri seumur hidup harus dibawa "menghadap
Allah".
Demikian
pula, Keluaran 22:8 menasihatkan
pemilik yang mengadukan suatu pencurian, sekalipun belum ada satu pencuri pun
yang tertangkap, untuk "pergi menghadap Allah." Dengan memakai
istilah yang sama, pemazmur menegaskan dalam Mazmur 138:1, "Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap
hatiku, di hadapan para allah [yang sebaiknya dibaca sebagai penguasa atau
hakim] aku akan bermazmur bagi-Mu."
Itu
sebabnya, tak perlu terlalu heran bahwa Mazmur
82:1 dan 6 menggunakan kata yang sama ini untuk menunjukkan cabang
pemerintahan eksekutif atau kehakiman, atau yang oleh para sarjana di masa
lampau telah diterjemahkan sebagai "para allah." Bahkan, ayat 6 dari mazmur ini membuat kasus
ini sangat jelas dengan menjadikan semua orang percaya yang adalah"
anak-anak Yang Mahatinggi" sebagai" allah".
Mazmur 82:6
inilah yang menawan hati Tuhan kita dalam Yohanes
10:34 ketika Dia berkata, saat Ia dituduh menghujat karena menyebut
diri-Nya adalah Allah, "Tidakkah ada tertulis dalam Kitab Taurat kamu:
'Aku telah berfirman: Kamu adalah Allah?'"
Dengan demikian Yesus
memperlihatkan bahwa sebutan itu boleh diberikan kepada orang-orang tertentu
"kepada siapa firman itu disampaikan" (Yohanes 10:35), dan itu sebabnya tak boleh ada keberatan apapun
atas klaim-Nya sebagai yang dikuduskan. Ada ikatan yang sah dari istilah elohim atas mereka yang secara khusus telah
dipersiapkan Allah untuk mengurus hukum dan firman-Nya kepada manusia.
Sejak
Kejadian 9:6, Allah telah
melimpahkan kepada umat manusia pelaksanaan hak pribadinya untuk menetapkan
hidup dan mati dan telah mendirikan di antara mereka suatu jabatan yang
memegang kuasa tersebut. Allah telah melimpahkan pelaksanaan kuasa-Nya kepada
"para allah" yang lebih rendah dengan tanpa mengundurkan diri-Nya
sendiri dari kuasa tertinggi.
Allah
kini duduk dalam menghakimi dari para pelaksana ini, sebab semua yang mereka
lakukan ada di bawah pengawasan-Nya. Pertanyaan dari tempat tertinggi adalah,
"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang
fasik?" Ini adalah kumpulan besar yang atasnya Tuhan kita berkuasa dan
yang kini mempertanyakan kelakukan mereka yang tidak adil dalam menangani
keluhan-keluhan dari kaum tertindas.
Namun
tak ada petunjuk tentang suatu kepercayaan kepada banyak dewa maupun dewi.
Allah juga tidak menyiratkan bahwa mereka mempunyai natur ilahi yang hanya
menjadi milik Allah Tritunggal itu.
Ini
hanyalah sebuah kasus di mana satu istilah, elohim,
harus melakukan tugas ganda bila istilah ini menunjukkan bukan hanya Allah,
melainkan juga para hamba-Nya yang ditunjuk secara khusus untuk tugas-tugas
yang unik yang digambarkan dalam konteks-konteks ini.
Sumber :
“Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama” Walter
C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 165-167
0 Response to "DI ANTARA PARA "ALLAH" IA MENGHAKIMI"
Post a Comment