MENJADI SEORANG KRISTEN YANG MENGASIHI TUHAN



Hidup Kristen - Ada seorang lelaki yang sedang jatuh cinta kepada seorang gadis yang dicintainya. Perbedaan usia di antara mereka kira-kira 4 atau 5 tahun. Lelaki tersebut lebih muda dari wanita yang dicintainya. Namun jarak dan studilah yang memisahkan mereka untuk sementara waktu. Si wanita sedang menempuh studi dan kuliah di kota, sedangkan si pria tinggal di kampung (desa).

Namun situasi tersebut tidak mengurung niat si lelaki untuk bertemu dan menyatakan rasa sayang kepada wanita yang menyentuh hatinya tersebut. Si pria nekat untuk menjemput pacarnya tiap akhir pekan. 

Walau jarak tempuh dari desa ke kota tempat kuliah pacarnya kira-kira 5 jam. Total 10 jam perjalanan yang ditempuh untuk pulang-pergi yakni menjemput dan kembali pulang bersama-sama.


Dari kisah dua insan yang sedang jatuh cinta ini tentu dapat ditarik sebuah pelajaran yang sederhana, bahwa orang yang mencintai seseorang, akan melakukan hal-hal yang sulit untuk dilakukan orang pada umumnya. 

Namun oleh karena dorongan cinta yang ada di dalam hatinyalah, si pria tersebut rela dan tanpa paksaan untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan tersebut.

Yesus berkata hal yang sama kepada para muridNya, ketika sudah tidak lama lagi Dia akan berpisah dengan mereka, Dia berkata:  Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”. 

Kalimat pendek ini merupakan kalimat yang memiliki makna yang sangat dalam dan sesuatu yang mencekam. Betapa tidak, di dalam konteks ini juga, kartu salah satu murid Yesus yakni Yudas Iskariot sudah terbongkar.

Yudas akhirnya menunjukkan sifat asli yang selama ini tidak diketahui oleh rekan-rekan sepelayanannya. Di saat yang sama Petrus pun memiliki idealisme di mana dia yakin betul, bahwa dia akan tetap setia pada Yesus bahkan memberikan nyawanya (Yoh. 13:37-38), namun Yesus dengan jelas telah memprediksi pengkhianatan Petrus, bahwa dia akan gagal dan meninggalkan Yesus.

Di pasal 14:6-7 juga Tomas, mengalami yang namanya ‘gangguan pengenalan” akan Gurunya. Ketika Yesus berkata bahwa mengenal Dia sama saja mengenal Bapa, namun Tomas dengan lugu berkata “tunjukkanlah Bapa itu kepada kami”. Peristiwa-persitiwa yang terbongkar ini membuat perkataan Yesus lebih dramatis dan menegangkan.

Mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh tentu memiliki bukti-bukti yang jelas yang harus tampak dalam hidup seseorang.



MENGASIHI TUHAN ADALAH SEBUAH TUNTUTAN YG SERIUS


Tentu mengasihi Tuhan adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap candaan dan gurauan, karena Dia mengasihi manusia bukan dalam konteks “bermain-main dan hanya mengisi waktuNya” semata di bumi ini.

Mengasihi Tuhan bukan soal opsi, namun juga soal aksi. Mengasihi Tuhan melibatkan sebuah  perlakuan" yang istimewa dan serius. Yesus tidak sedang berkata “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan mulai menuruti PerintahKu”. 

Yesus tidak berkata “Jika Engkau cinta Aku, kamu boleh memilih untuk mengasihi Aku”, bukan! Yesus juga tidak sedang berkata “Jika kamu Mengasihi Aku, kamu akan menuruti sebagian atau separuh perintahKu

Melainkan Yesus sedang berkata “Jika memang Engkau mengasihi Aku, dengan demikian kamu akan menaati PerintahKu” Dalam hal ini tentu ada tuntutan yang jelas ketika berbicara mengasihi seseorang. Ada wujud kasih yang jelas jika berbicara topik "mencintai Tuhan".

Mengasihi seseorang tanpa memberikan sebuah wujud yang nyata, tampakan hal tersebut justru kurang meyakinkan orang yang kita cintai.



MENGASIHI TUHAN ADALAH MENGASIHI SEBUAH PRIBADI


Frase "Mengasihi Aku" bukan menunjuk sesuatu yang keluar dari dalam diri Yesus, melainkan Dia "menunjuk" diriNya sendiri ketika berkata kepada muridNya. Yesus tidak merekomendasikan orang lain untuk kita taati. Dia tidak menunjuk pribadi di luar diriNya. Dia secara terang-teranganan dan dengan gamblang berkata "mengasihi Aku".

Tuhan tidak menyuruh kita mengasihi apa yang Dia berikan, namun Dia menyuruh kita mengasihi Dia. Menjadi seorang Kristen yang sungguh-sungguh mengasihi Dia bukan hanya menginginkan berkat Tuhan yang keluar dari diriNya. Mengasihi Tuhan bukan saja ketika kita sedang memerlukan Tuhan.

Mengasihi Tuhan adalah mengasihi pribadiNya yaitu Dia seutuhNya. Seseorang yang datang kepada Dia saat kia butuh Dia, maka hal tersebut hanyalah sementara dan sesuatu yang belum teruji. 

Mengasihi Tuhan bukan seperti orang-orang Yahudi dalam pasal 6, yakni ingin mengangkat Yesus sebagao raja, karena mereka kenyang dengan roti yang diberikan oleh Yesus.

Yesus jelas tidak senang dan tidak memaksudkan hal tersebut sebagai ciri mengasihi Dia. Ketika kita berbicara mengasihi Tuhan, maka yang ada di dalam pikiran dan hati kita adalah kita mengasihi Yesus. Kita tidak boleh mengasihi Dia, karena kita ingin sesuatu dari Dia, karena ingin berkat yang keluar dari Dia, perlinduangan, penyertaan, kasih dan kemurahan dari Dia.

Sebaliknya Dia ingin kita mengasihi Dia apa adanya, mengasihi Dia dengan segenap jiwa, kekuatan dan hati kita mengasihi Dia seperti Dia mengasihi kita.


MENGASIHI TUHAN ADALAH MELAKUKAN FIRMAN TUHAN


Sangat sulit untuk memberi definisi mengasihi Tuhan tanpa menyertakan Firman Tuhan di dalam definisi ini. Tidak ada definisi yang terbaik & megah selain definisi bahwa "kita bersedia melakukan ucapan Yesus". Definisi yang terbaik tentang mengasihi Tuhan ialah "melakukan & menghidupi perkataanNya"

Berjalan seturut kehendak Tuhan, berpikir seturut kehendak Tuhan. Hanya orang-orang yang mengasihi Tuhanlah yang bisa menaati Firman Tuhan. Hanya orang-orang yang mau menyerahkan cintanya kepada Tuhanlah yang mengasihi Tuhan. Hanya orang-orang yang mau taat kepadaNyalah boleh dikatakan dialah orang yang mengasihi Tuhan.



Sangat mustahil mengasihi Dia tanpa melakukan FirmanNya. Melakukan Firman Tuhan adalah bukti kalau seseorang mengasihi Tuhan. Ukuran mengasihi Tuhan bukan seberapa banyak Firman Tuhan yang didengar. 

Mengasihi Tuhan juga bukan seberapa banyak persembahan yang kita sudah beri kepada Gereja.

Mengasihi Tuhan bukan pula seberapa banyak seseorang ketahui tentang isi Alkitab dan menguasai semua ayat-ayat tentang mengasihi Tuhan di dalam seluruh Alkitab, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 

Namun ukuran mengasihi Tuhan yang sejati ialah ialah "seberapa banynk Firman Tuhan yang kita lakukan & kita taati”. Itulah ukuran mengasihi Tuhan yang benar.

Yesus berkata ‘jikalau kamu mengasihi Aku, kamu aka menuruti segala perintahKu” orang yang mengasihi Tuhan memiliki kontrak seumur hidup untuk mengasihi Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan punya tanggungjawab untuk menaati setiap ucapan Dia kepada kita.

Sudahkah kita mengasihi Dia dengan benar? Apakah kita benar-benar mencintai Dia? Mengasihi Tuhan sama halnya dengan mengasihi FirmanNya. Mengasihi Allah sama seja dengan taat akan kehendak Tuhan. Mengasihi Dia sama saja dengan taat akan suara Tuhan dalam hidupnya.

Bahwa seorang Kristen yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan adalah seseorang yang setia melakukan Firman Tuhan yang Dia ketahui dan dia sudah dengarkan. Semoga kita semakin menjadi Kristen yang taat dan mau setia melakukan Firman Tuhan, sebagai wujud yang nyata bahwa kita mengasihi Dia. amin



0 Response to "MENJADI SEORANG KRISTEN YANG MENGASIHI TUHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel