Percaya Sekalipun Tidak Melihat Dan Belum Menerima Adalah Iman Yang Sejati
![]() |
Image: dissolve.com |
Seorang
anak berusia 16 tahun, hendak merayakan ulang tahunnya satu bulan lagi.
Ia
pun menagih kado ulang tahun kepada ayahnya, dengan meminta sebuah laptop,
yang sesuai dengan keinginannya.
Ayahnya
berjanji akan berusaha memenuhi kerinduan anaknya. Selang seminggu, anaknya
sudah tidak sabar, dan bertanya, apakah ayahnya benar-benar menepati atau
tidak.
Sekalipun
ia sudah mendengar perkataan ayahnya, namun ia belum yakin bahwa ia akan
benar-benar mendapatkannya.
Namun
sesuai janji, pada hari ulang tahunnya, ayahnya pun mengabulkan permintaannya.
Ayahnya
berkata kepada anaknya, “nak, kalau papa
sudah berjanji, kamu harus belajar percaya dan menunggunya saja, karena saatnya
akan tiba, papa akan mengabulkannya”.
Anaknya
pun menangis bercampur bahagia namun sedikit menyesal, karena sempat ragu
kepada perkataan ayahnya.
Tahukah
anda bahwa sebagai orang percaya, kita pun pernah melakukan hal yang serupa,
seperti yang dilakukan oleh anak tersebut.
Kita
ingin jawaban doa kita didengar oleh Tuhan, namun di tengah perjalanan
penantian akan jawabanNya, kita meragukan dan sempat bimbang.
Alkitab
mencatat “…berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29).
Tuhan
bukanlah manusia yang bisa lalai akan janji yang pernah Ia ucapkan, baik kepada
orang banyak maupun kepada perorangan.
Allah
sudah menggenapi janjiNya kepada sebuah bangsa yaitu Israel, namun Ia juga
telah menepati perkataanNya kepada orang-orang yang berharap dan beriman
padaNya.
Sebut
saja Abraham, Ishak, dan Yakub dan masih banyak lagi, jika anda melihat Ibrani
pasal 11.
Kita
adalah salah satu dari banyak orang yang menanti janji Tuhan, atas segala
permohonan dan doa-doa yang kita naikkan padaNya, dengan segala pergumulan dan
keperluan.
Namun
hal yang paling Tuhan ingin lihat ialah, bukan isi doa kita yang keren dan
beken bahkan berkualitas, namun yang Dia lihat adalah konsistensi iman kita
padaNya.
Apakah
iman kita akan tetap kokoh, di tengah penantian atau perjalanan kehidupan kita
atau tidak, itulah yang menjadi pertanyaannya.
Orang-orang
yang percaya sekalipun tidak melihat adalah kualitas iman yang memenuhi standar
Tuhan.
Yesus
bahkan memberikan tanggapan terhadap iman semacam ini, dengan berkata “berbahagia”.
Bukanlah
sebuah penipuan, jika kita tetap menanti sambil percaya padaNya, namun Ia kabur dan berdusta?
Ia
tidak akan pernah mengakali ataupun mengecoh kita, sehingga kita pada akhirnya
akan kecewa padaNya.
Namun
Ia hanya ingin melihat bahwa dalam segala kondisi dan masa-masa yang kita
lalui, kita hidup dalam iman yang kita jalani.
Tidak
banyak pilihan yang ada pada kita, tatkala anda dan saya menaruh percaya
padaNya.
Kita
hanya bisa tetap yakin dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, bahwa suatu
waktu Ia akan menggenapi apa yang Ia anggap sesuai dengan kehendakNya.
Ia
pun akan melihat akhir dari iman kita kepadaNya. Percayalah sekalipun tidak
melihat dan belum menerima, sebab itulah adalah iman yang sejati.
Tuhan
akan selalu merespons doa kita, bila ia Ia mendapati iman di dalam hidup kita.
Lakukanlah
apa yang perlu dan harus kita lakukan, sebab Ia pun akan berbuat apa yang Ia
harus perbuat.
Bagian
kita adalah percaya dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan yang Ia
tetapkan. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Percaya Sekalipun Tidak Melihat Dan Belum Menerima Adalah Iman Yang Sejati"
Post a Comment