Ketika Tuhan Seolah Diam, Bukan Berarti Dia Berhenti Bekerja
Seorang anak berusia 7 tahun sedang mengalami sakit
kepala untuk pertama kalinya. Dia bingung karena ia merasakan sesuatu yang ia
tidak pernah rasakan.
Rasa sakit yang ia terima, tiba-tiba muncul di
kepalanya, dan membuat dia berteriak kesakitan. Ia pun bergegas ke ibunya yang
sedang berada di dapur.
Sementara ibunya dengan sigap lari ke apotek membeli
obat pereda sakit kepala, anak ini bersandar di sofa, sambal berteriak
kesakitan.
Setelah 10 menit, ibunya datang dan memberi obat kepada
anaknya, namun anaknya masih kesakitan.
Anaknya bertanya kepada ibunya, “kok obatnya tidak langsung bekerja sih bu, kepala saya kok rasanya
masih sakit?”.
Ibunya berusaha menenangkannya, dan memberitahu dengan
perlahan sambil mengusap kepala anaknya yang masih kecil, ibunya berkata, “nak, obat ini memerlukan waktu untuk
bereaksi di dalam tubuh. Meskipun ini obat bagus, hasilnya akan kelihatan
beberapa saat kemudian”.
Setelah beberapa menit kemudian, secara perlahan anaknya
sudah mulai tenang dan tidak merasakan sakit yang sebelumnya.
Ibunya kemudian merebahkan anaknya di sofa, supaya
obatnya bisa bekerja dengan lebih efektif.
Tahukah anda bahwa, orang percaya terkadang berada di
dalam situasi dan kondisi yang dialami ole anak tersebut.
Ketika kita berada di dalam masalah dan penderitaan, hal
tersebut bisa bisa saja membuat pikiran dan hati seseorang kalut.
Seseorang bisa langsung cepat-cepat memikirkan solusi
pendek, yaitu berusaha mengurangi dampaknya yang diakibatkannya.
Pemazmur pun pernah berada di titik “di mana orang-orang mempertanyakan
keberadaan Tuhannya” (Mazmur 42:3)
Bukan saja orang percaya menerima cemooh terhadap
penderitaan dan masalah yang dialaminya, namun hati seseorang pun bisa
bertanya-tanya, “di manakah Allah?”
Pemazmur (Bani Korah) merasa jiwanya mendapat tekanan
yang kuat dari apa yang ia alami (Mazmur
42:5).
Namun hal yang mengejutkan dari apa yang pemazmur sedang
alami ialah, bahwa ia “harus berharap
kepada Allah”.
Ia yakin bahwa Tuhan itu adalah penolongnya, yang
membuat jiwanya kembali terangkat dari keterpurukan.
Memang tidaklah mudah untuk melihat Tuhan di dalam hebatnya
masalah yang sedang melanda hidup kita.
Manusia seringkali fokus kepada pemecahan masalah atas
persoalan yang merundungnya, namun terkadang seseorang melupakan pesan Tuhan di
dalam masalah yang sedang menimpanya.
Ketika Allah seolah diam di dalam perumulan dan badai
yang sedang menghadang kita, apakah yang kita sedang perbuat?
Apakah kita dengan tangan yang menengadah ke atas
sembari berdoa dan menanti pertolongan Tuhan?
Ataukah kita berusaha sekuat tenaga dengan kemampuan
kita yang terbatas, mencoba menyelesaikan masalah dan dampak yang diakibatkannya?
Ketika Tuhan seolah diam, bukan berarti dia berhenti
bekerja untuk menolong kita.
Pertolongan Tuhan, tidak harus dengan segera secepat
kilat untuk mengurangi masalah dan persoalan kita.
Pertolongan Tuhan bisa berupa, pikiran yang tenang dan
hati yang damai, sekalipun di tengah-tengah keguncangan dari masalah yang
menimpa sedang menghampiri kita.
Ketika kita belum melihat hasil dari apa yang kita sudah
doakan dan kita percayai, tetaplah percaya bahwa, jika kita tetap berharap
kepadaNya, ia akan menuntun kita secara perlahan.
Tuhan tidak akan membiarkan seseorang jatuh dan
tergeletak, namun Ia akan mencoba mengulurkan tanganNya.
Ketika hal itu terjadi, maukah kita berpegang kepada
tangan Tuhan yang mencoba meraih dan membantu kita bangkit?
Jika kita memilih menyerah dan menepisnya, maka
pertolongan Tuhan akan terasa tiada artinya.
Namun jika anda bersedia melihat Tuhan bekerja, maka
biarkanlah Tuhan berproses di dalam diri anda dan di dalam masalah dan
pergumulan yang sedang terjadi.
Tuhan tidak diam dan bisu. Ia pun tidak menutup mata
terhadap segala pergumulan yang sedang kita perjuangkan.
Dia tetap bekerja dan berkarya di dalam hidup orang-orang
yang tetap mengandalkan dan melibatkan Tuhan dalam segala aspek hidup mereka.
Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Ketika Tuhan Seolah Diam, Bukan Berarti Dia Berhenti Bekerja"
Post a Comment