Menjadi Orang Kristen “Jangan Bosan Hidup Dan Jangan Takut Mati”

 

Image: pexels.com/luis quin tero


Paulus berbicara sebuah kebenaran yang agung di dalam Alkitab. Paulus berkata bahwa “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21).

 

Paulus tiba kepada sebuah kesimpulan final bahwa hidup yang ia jalani bukanlah sebuah kesialan belaka.

 

Dia tidak hanya menekankan pada poin kematian yang merupakan sebuah keuntungan namun Paulus juga menekankan bahwa hidupnya kini adalah bagi Kristus.

 

Paulus menjadi pribadi lain tatkala ia mengalami Kristus secara pribadi. Melalui perjumpaan pribadi dengan Yesus, benar-benar adalah sebuah pengalaman spiritual yang tidak akan terlupakan olehnya.

 

Dia menjadi kontributor penulisan banyak surat kepada umat Tuhan dan memberikan gambaran Kristus yang semakin mendalam dan semakin meluas.

 

Namun kita perlu melihat dua hal penting dari kalimat yang ia tuliskan kepada jemaat Tuhan di Filipi.

 

 

1.    Kematian Bukan Lagi Sebuah Kengerian

 

 

Di dalam iman Kristen, bahwa berkat bukanlah sebuah keberuntungan, layaknya pandangan orang tertentu seperti ‘hoki’.

 


Orang percaya jelas diberkati oleh Allah, karena mereka berada di dalam penyertaan Allah.

 

Berkat tidak harus dilihat dari sisi material, namun aspek non material, yaitu damai sejahtera, pengampunan, keselamatan.

 

Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, saat sedang berada di dalam penjara. kendatipun Paulus sadar bahwa pemenjaraannya bukanlah sebuah kesialan dan malapetaka.

 

Namun ia berkata bahwa ‘mati adalah keuntungan’. Bagi kebanyakan orang, mati bukanlah hal yang indah, namun tentu di dalamnya ada sesuatu yang tragis, menyakitkan dan penderitaan.

 

Seseorang yang mati, tentu hidupnya sudah berakhir dan akan menjadi kenangan.

 

Paulus berani berkata bahwa kematian adalah sebuah keuntungan, artinya bahwa kematian bukanlah akhir yang mengerikan dan bukan sesuatu yang perlu ditakuti.

 

Orang percaya harus memiliki perspektif baru bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.

 

Kematian memang akan menjemput seseorang dengan berbagai cara, namun kebenaran ini tetaplah harus diketahui bahwa, kematian di dalam Kristus atau kematian di dalam iman Kristen, adalah sebuah keuntungan.

 

Keuntungan yang dimaksud tentu bukan hidup kembali setelah mati (bangkit secara fisik).

 

Paulus ingin menyampaikan bahwa sekalipun orang percaya suatu saat menghadapi kematian, hal tersebut bukanlah sebuah kerugian dan sebuah bencana.

 

Paulus di teks yang lain, pernah berkata bahwa mati dan hidupnya adalah milik Kristus (Roma 14:8).

 

Jika di dalam dunia ini kita adalah milik Kristus, maka ketika kita meninggalkan dunia ini pun, Kristus tetap memiliki hidup kita.

 

Paulus ingin meyakinkan orang percaya bahwa hidup mereka bisa saja sudah menghilang di dunia ini, namun mereka tetap aman di dalam Kristus.

 


Kristus tetap memegang erat jiwa-jiwa orang percaya dan ketika mereka mati, bukanlah sebuah keadaan yang sedang mengalami sebuah malapetaka.

 

Paulus bukanlah orang yang baru belajar menderita karena Kristus. Ia memiliki segudang pengalaman yang amat sangat berat.

 

Namun jika kematian adalah ujung penderitaan badani yang manusia akan hadapi, ia pun dengan berani berkata bahwa “kematian bukanlah sebuah kondisi yang perlu ditakutkan lagi”.

 

Paulus memberi satu penegasan penting bahwa di dalam kelemahan pun (kematian) Kristus tidak akan meninggalkan kita.

 

 

2.    Hidup Di dalam Kristus

 

Paulus memiliki babak baru di dalam hidupnya bukan ketika dia dengan penuh semangat memburu para pengikut jalan tuhan (orang percaya Yesus).

 

Namun sesi baru telah mulai tatkala ia bertemu dengan Kristus di dalam hidup baru yang ia miliki.

 

Paulus memiliki identitas baru di dalam pribadi yang dulu ia pernah benci.

 

Sekalipun orang mengenal dia seorang yang ganas dan bengis dan berpihak pada Yahudi yang membenci pengikut jalan Tuhan, namun ia kini telah memiliki satu identitas baru.

 

Paulus bukan tanpa alasan ketika dia berkata bahwa “hidup yang ia miliki adalah karena Kristus yang hidup di dalamnya” (Galatia 2:20).

 

Paulus sungguh adalah sesuatu yang berbeda di dalam dirinya, itu saat Kristus menempati ruang hatinya yang ganas dan mengubahnya menjadi Paulus yang berbeda.

 

Paulus sadar bahwa tujuan hidupnya sudah berubah ketika Kristus hadir di dalam hidupnya.

 

Paulus tidak pernah berkata bahwa “perjumpaan dengan Tuhan” adalah sebuah kegagalan dan kemalangan bagi dia.

 

Justru ia merasakan bahwa perjumpaan di siang hari tersebut adalah perjumpaan yang tidak akan terlupakan, namun justru akan meninggalkan bekas yang amat dalam.

 

Ketika Paulus dengan gagah berani seolah bukan dalam kondisi dibelenggu di penjara dengan yakin bahwa hidupnya adalah untuk Kristus.

 


Hidupnya bukan untuk mencari kesenangan pribadi dan memuaskan hawa nafsu pribadi lagi, namun adalah untuk Kristus.

 

Ia kini punya tujuan yang jelas tatkala Kristus memberinya hidup itu. Ia tidak perlu merasa kesal dan merasa hina, walaupun dihinakan dan didera dengan banyak hantaman dari luar.

 

Kesukaran dan penderitaan yang ia alami, tidak mengubah apa-apa di dalam dirinya. Apa yang ia alami tidak membuat ia kehilangan hidupnya yang sudah di dalam Kristus.

 

Justru ia adalah bukti nyata, bahwa Kristus tetap hidup di dalam dirinya sekalipun penjara membelenggu tubuhnya.

 

Tidak ada batasan-batasan yang cukup membuat Paulus menyesali hidupnya. Jika pada akhirnya dia berkata “hidup adalah Kristus” maka ia akan mempersembahkan hidupnya kepada Kristus.

 

Tidak ada bagian dalam dirinya yang tidak dimiliki oleh Kristus. Paulus jelaas berkata bahwa hidupnya adalah untuk Kristus.

 

Sekalipun ia di dalam suasana senang, suka, duka, tertindas, menderita, hidupnya tetaplah untuk Kristus. Kristuslah yang menjadi pemilik sejati hidupnya.

 

Demikian juga bahwa setiap orang percaya, bahwa Kristuslah yang harus tetap menjadi fokus utama selama hidup.

 

Orang percaya bukan lagi hidup untuk tujuannya dan kemuliaannya, namun hidup untuk Kristus.

 

 

Kesimpulan

 

Orang percaya harus yakin bahwa sekalipun suatu saat kematian menjemput, percayalah bahwa hal tersebut tidak mengubah Krsitus di dalam dirimu.

 

Kristus tetap ada dan tetap menyimpan kita dengan aman di dalam genggamanNya.

 

Jangan lagi takut terhadap kematian yang bisa saja dialami oleh setiap orang di manapun dan kapanpun.

 

Demikian juga jika Kristus benar-benar sudah di dalam kita dan kita di dalam Dia, maka jalanilah hidup dengan mata yang tertuju padaNya.

 

Hiduplah di dalam Kristus, karena Kristuslah hidup kita. Jangan sesekali bosan hidup karena beratnya tekanan yang bisa kita hadapi, melainkan hiduplah tetap di dalam Dia.

 

Percayalah bahwa baik mati dan hidup, kita adalah milik Kristus.

0 Response to "Menjadi Orang Kristen “Jangan Bosan Hidup Dan Jangan Takut Mati”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel