Mengapa Putus Harapan Jika Masih Ada Tuhan Di Dalam Hidup Kita?
Image: pexels.com/engin-akyurt |
Seorang pemuda
merasa terpukul sejak ditinggal pergi untuk selamanya oleh ayahnya akibat Covid-19. Ia tak
kuasa menahan rasa sedih dan kehilangan sosok yang begitu berarti baginya.
Memang tidak ada pesan dan petuah-petuah yang ditinggalkan
untuknya karena selama sakit, ayahnya sendirian di rumah sakit (ICU) hingga ajal menjemput.
Pemuda ini menjadi pendiam dan kurang bersemangat juga
kurang bersosialisasi dengan teman-temannya.
Alkitab mencatat bahwa “kita harus berharap kepada Allah yang adalah penolong kita sekalipun
jiwa kita tertekan” (Mazmur 42:5, 11: 43:5).
Memang tidak ada yang mudah dan sepela jka sudah
menyangkut masalah, apalagi berakibat langsung kepada kita dan keluarga serta
lingkungan.
Namun ada banyak hal yang bisa mengubah kondisi orang lain
menjadi suram, terpojok dan kurang bersemangat lagi dalam menjalani aktivitas.
Kehilangan pekerjaan pun bisa membuat orang putus asa
apalagi kehilangan orang yang berharga dalam hidup ini.
Tuhan peduli dengan kita namun kita pun harus lebih dulu
sadar dan peduli dengan diri sendiri.
Memang Tuhan tidak merasa kesulitan untuk menolong
pergumulan dan persoalan kita, namun apakah kita sadar bahwa kita butuh
pertolongan?
Apakah kita sadar bahwa ada sesuatu di dalam diri kita
yang sedang berteriak untuk segera mendapatkan pertolongan?
Ada banyak orang yang walaupun sudah sakit namun masih
melakukan apa yang dilarang oleh Dokter.
Apakah kita cukup peka dengan situasi yang terjadi di
dalam hidup kita? Bila kita berdosa apakah kita segera meminta pengampunan?
Atau apakah kita membiarkan dan merasa tidak apa-apa? jika
kita tidak melihat adanya kebutuhan yang mendesak di dalam diri kita, Tuhan pun
tidak akan melakukan apa-apa.
Putus asa atau putus harapan adalah kondisi yang dialami
seseorang di mana ia lelah dengan semua yang terjadi.
Seseorang yang putus asa bisa disebabkan karena tekanan
masalah dan konsekuensi yang sedang dia pikul.
Semakin berat tekanan hidup menekannya dan membelenggunya,
maka kemungkinan orang putus asa akan semakin tinggi.
Namun jika keinginannya kuat untuk tetap datang dan
percaya kepada Tuhan sekalipun ia berada dalam masalah, ia bisa keluar dan
menemukan kekuatan yang baru.
Seberat apapun persoalan yang harus kita hadapi dan
seberat apapun pilihan dan keinginan untuk putus asa, kita tetap harus sadar
bahwa masih ada Tuhan di dalam hidup kita.
Ada banyak orang lain yang bisa saja mengalami hal yang
sama, namun tentu berbeda kepada siapa mereka mengadukan persoalan.
Kita bisa mengadu kepada Tuhan, sementara orang lain hanya
bisa mengadu kepada manusia.
Kita bisa datang menghadap Tuhan sementara orang bisa
menghadap penguasa dan pemimpin dunia.
Kita tetap bisa menanti dan berharap kepada Tuhan yang
punya semua solusi dan jawaban atas semua masalah dan persoalan manusia.
Sekalipun anda mungkin sepertinya terdorong dan memilih
untuk putus asa, cobalah kembali berharap dan bangkit kembali.
Masih ada Tuhan di dalam hidup kita, yang kepadaNya kita
bisa mengadu dan berharap.
Mengapa putus harapan jika masih ada Tuhan di dalam hidup
kita? percayalah terus kepadaNya sebab itulah yang Dia selalu lihat dan
nantikan. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Mengapa Putus Harapan Jika Masih Ada Tuhan Di Dalam Hidup Kita?"
Post a Comment