Seberapa Keras Dunia Menghanyutkanmu, KasihNya Lebih Kuat Menolongmu

 

Image: pexels.com/omar-ramadan

 

Satu keluarga memutuskan tidak beribadah oleh karena beratnya tekanan hidup yang harus mereka hadapi.

 

Biaya kontrakan rumah, kebutuhan sehari-hari dan juga biaya sekolah keempat anak-anak mereka.

 

Awalnya mereka masih berusaha untuk pergi ke Gereja, hingga kesulitan datang dan membuat mereka mengesampingkannya karena harus berusaha memenuhi tuntutan hidup.

 

Tahukah anda bahwa keluarga yang saya sebutkan di atas adalah contoh gambaran hidup kita juga.

 

Tanpa kita belanja masalah pun, ia akan menghampiri pintu rumah kita dengan segala macam cara dan keadaan.

 

Paulus sebagai pelayan Tuhan pun adalah manusia biasa sama seperti kita. Dia pun tidak luput dari yang namanya tantangan dan persoalan yang bisa saja silih berganti.

 

Dalam 2 Korintus 4:8 Paulus menyebutkan bahwa dia dan rekan-rekannya pernah habis akal.

 

Sebanyak apapun rencana dan strategi hingga ide-ide cemerlang manusia, pasti suatu saat ia akan menghadapi kebuntuan.

 

Rasanya jumlah masalah dengan banyaknya ide yang ada dalam pikiran kita tidak sebanding.

 

Rasanya cobaan hidup yang terjadi menghantam dengan amat keras dan hebat, hingga beberapa ide pun jadi buyar dan hilang begitu saja.

 

Itulah sebabnya Paulus rasul yang hebat pun jujur bahwa dia pun pernah berada di dalam situasi yang sangat sulit dan amat susah.

 

Namun Paulus tidak melihat situasi yang ia dan rekan sepelayanannya adalah ujung dan akhir dari hidup mereka.

 

Paulus menyebutkan kondisi baru selain kondisi yang ia alami dengan kalimat namun kamu tidak putus asa”.

 

Paulus bukan menghindari penggunaan kata ini, namun itulah keadaan dan perjuangan yang ia harus tempuh.

 

Paulus sangat menyadari dampak keputusasaan di dalam situasi kritis dan krisis yang ia alami di dalam perjalanan hidup dan pelayanannya.

 

Paulus tahu inilah batasan-batasan manusiawinya yang harus ia terima dengan lapang dada, namun putus asa bukanlah pilihannya, bahwa ia tidak mau menyerah dengan keadaan.

 

Dalam keadaan semacam ini Paulus justru berserah kepada kemurahan Allah yang ada di dalam diri mereka.

 

Seberat apapun kesulitan yang anda sekarang alami, berserahlah kepada kasihNya.

 

Jangan pernah putus asa di dalam segala kondisi, sekalipun kaki kita seolah mulai terseret dan menenggelamkan kita.

 

Tetaplah berpegang erat kepada Tuhan sebaba kasihNya pun sungguh erat memeluk kita.

 

Barangkali situasi dan kondisi yang tengah kita alami memang benar-benar membuat kita lumpuh total (tidak bisa berpikir tenang), cobalah untuk tetap bertahan untuk seketika waktu.

 

Para ilmuan yang memberi waktu mereka hingga bertahun-tahun di laboratorium, bukannya tidak pernah berada di dalam kegagalan dan kerugian.

 

Mereka hanya mencoba dan mencoba terus selama mereka memiliki sumber daya dan kesanggupan.

 

Kita pun sebagai orang Kristen, harus mencoba segala yang kita bisa untuk tetap kuat dan bersabar di dalam Tuhan.

 

Dunia bisa menguasai dan menghancurkan kita, namun Tuhan tetaplah berada di pihak kita.

 

Seberapa keras dunia menghanyutkanmu, kasih Tuhan lebih kuat dan lebih unggul untuk siap menyatakan pertolongan. Amin. Tuhan memberkati.


0 Response to "Seberapa Keras Dunia Menghanyutkanmu, KasihNya Lebih Kuat Menolongmu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel