Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Mereka

Image: pexels.com/Vidal Balielo Jr


 

Pola asuh yang diterapkan orang tua ada beberapa jenis menurut Yatin dan Irwanto dan Dariyo.

 

 

1. Pola Asuh Demokratif

 

 

Gaya Pola asuh demokratis umumnya orang tua memberi kebebasan kepada anaknya untuk melakukan sesuatu namun masih perlu dibatasi dan perlu diperhatikan oleh orang tuanya.

 

Orang tua yang memiliki paham ini maka anak akan dibebaskan untuk berdiskusi dengan orang tua atas keinginan atau kehendak yang diharapkan sang anak.

 

Dengan demikian, antara orang tua dan anak akan saling memberikan kehangatan serta kasih sayang dalam melakukan interaksi antara satu dengan yang lain.

 

 

Ciri Pola Asuh Demokratis sebagai berikut:

 

 

1. Anak diberikan kebebasan oleh orang tua untuk melakukan kegiatan sesuai keinginannya.

 

2. Antara orang tua dan anak saling melakukan diskusi dan bekerja sama dalam kegiatan apapun

 

3. Orang tua tentunya akan membimbing anak secara perlahan dan sabar.

 

4. Orang tua selalu memantau aktivitas anaknya.

 

Kedudukan antara anak dan orang tua sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak.

 

Anak diberi kebebasan yang bertanggungjawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

 

Pola Asuh demoktratis ditandai juga dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya.

 

Mereka akan membuat aturan yang disetujui bersama. Anak akan diberi kebebasan untuk mengemukakan suatu pendapat, perasaan dan keinginannya dan belajar supaya dapat menanggapi pendapat orang lain.

 

Umumnya anak yang berada di dalam pengasuhan demokratis, maka anak akan menjadi hangat, mandiri, dan dapat bersikap dewasa.

 

 

2. Pola Asuh Permisif

 

Gaya pola asuh permisif adalah orang tua tidak pernah memiliki peran dalam proses kehidupan anaknya.

 

Anak akan diberi kebebasan dalam melakukan apapun tanpa adanya pengawasan oleh orang tua.

 

Seakan-akan mereka lalai untuk memerhatikan dan melakukan tugas mereka yang pada dasarnya orang tua kepada anaknya.

 

Orang tua juga seakan menutup telinganya, memilih untuk tidak peduli dan hanya mementingkan urusan dirinya sendiri.

 

 

Ciri Pola Asuh Permisif sebagai berikut:

 

1. Anak akan diberi kebebasan penuh dalam melakukan segala hal.

 

2. Orang tua tidak memberikan arahan maupun bimbingan terhadap anaknya

 

3. Orang tua akan memberikan kontrol penuh pada anak atas segala hal sesuai dengan keinginan anaknya.

 

4. Orang tua terlalu acuh tak acuh terhadap anaknya.

 

 

Sifat pola asuh permisif menjadi children centered artinya segala segala peraturan dan ketetapan di dalam keluarga di tangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak selalu diperbolehkan oleh orang tua, maka orang tua akan menuruti segala kemauan anak.

 

Pola asuh permisif juga ditandai dengan suatu kebebasan untuk diberikan pada anak dengan berperilaku sesuai dengan harapannya sendiri.

 

Orang tua tidak akan pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak sehingga semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa dengan adanya pertimbangan dari orang tua.

 

Anak yang berada dalam pola asuh permisif umumnya akan tumbuh menjadi tidak dewasa, akan selalu melanggar aturan, akan memiliki kesadaran diri yang rendah, dan akan selalu memaksakan kehendak.

 

 

3. Pola Asuh Situasional

 

Gaya pola asuh situasional adalah umumnya orang tua tidak terlibat dalam urusan anak, tidak terlalu menuntut dan mengontrol anak.

 

Orang tua akan membiarkan anak melakukan sesuatu hal sesuai keinginannya.

 

 

Ciri Pola Asuh Situasonal sebagai berikut:

 

1. Orang tua akan berusaha untuk tidak terlibat sebanyak mungkin dalam kehidupan anaknya serta mungkin dalam hidupnya serta memastikan bahwa ada kecukupan waktu yang dihabiskan bersama keluarganya.

 

2. Orang tua tidak terlalu mengontrol aktivitas anaknya.

 

3. Orang tua membebaskan anaknya untuk berbuat semaunya.

 

Orang tua yang menerapkan pola asuh ini, tidak berdasar pada pola asuh tertentu, tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara luwes disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu.

 

Anak yang tumbuh dengan pola asuh situasional memiliki dampak bahwa anak akan tumbuh menjadi pribadi dewasa, akan dapat mengambil keputusan sendiri.

 

Anak akan suka melanggar peraturan dikarenakan kurang adanya kemampuan dalam menyadari peraturan, dan anak akan sulit bersosialisasi terhadap teman sebayanya sebab perilaku yang dilakukan sesuka hati.

 

 

4. Pola Asuh Overprotektif (terlalu berlebihan)

 

Gaya pola asuh orang tua pada umumnya memperlakukan anak mereka secara berlebihan dengan terlalu mengawasi anak-anaknya, sehingga selalu ikut campur dalam memecahkan persoalan pada anaknya.

 

Orang tua memberikan perawatan serta bantuan kepada anak secara berlebihan walaupun sebenarnya anak mereka mampu melakukan semua itu sendiri.

 

 

Ciri Pola Asuh Overprotektif sebagai berikut:

 

1. Orang tua akan selalu ingin ikut campur dalam pengambilan keputusan pada anak.

 

2. Orang tua tidak memberi kebebasan kepada anak sesuai keinginan mereka (anak-anak).

 

3. Orang tua akan selalu cemas berlebihan dalam mengawasi anak.

 

4. Anak akan menjadi tidak mandiri.

 

 

Anak yang diasuh dengan pola asuh overprotektif ini umumnya akan membuat mereka menjadi pribadi yang manja, agresif, dengki, penakut, suka melarikan diri dari masalah, mudah gugup sehingga jika akan melakukan sesuatu hal karena merasa dirinya tidak ada bantuan dari orang tuanya.

 

 

4. Pola Asuh Otoriter

 

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang memiliki karakteristik bahwa orang tua sudah merancang segala ketentuan dan anak wajib mematuhi.

 

Memberikan batasan dan hukuman ketika anak melakukan suatu kesalahan yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua.

 

Umumnya orang tua tersebut memiliki karakteristik seperti ini juga tidak segan memberi hukuman secara fisik ketika anaknya melakukan suatu kesalahan.

 

 

Ciri Pola Asuh Otoriter sebagai berikut:

 

1. Pendapat dan keinginan orang tua kepada anak akan lebih dominan.

 

2. Orang tua akan ketat memantau segala aktivitas anak.

 

3. Orang tuapun tidak segan menghukum anak apabila dinilai melakukan suatu kesalahan.

 

 

Ciri pola asuh otoriter menekankan segala aturan aturan harus ditaati oleh anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh anak.

 

Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua.

 

Pola asuh otoriter umumnya juga ditandai dengan aturan kaku dari orang tuanya. Sehingga kebebasan anak akan sangat dibatasi, orang tua akan memaksakan anak untuk berperilaku sesuai keinginannya.

 

Apabila aturan dilanggar, maka orang tua akan menghukum anak, dan biasanya hukuman yang bersifat fisik.

 

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter, umumnya akan membuat anak merasa stres, terkekang, tertekan, dan akan terlihat kurang bahagia.

 

Bahkan akan ketakuan dan minder dalam melakukan akan suatu hal karena takut salah yang berimbas kepada anak sehingga anak akan mendapat hukuman.

 

 

 

Sumber:

Buku “Pola Asuh Orang Tua Dan Tumbuh Kembang Anak Balita Iffah Indri Kusmawati dkk. 

0 Response to " Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Mereka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel