Kekaisaran Roma: Latar Belakang Politik

Image: Peakpx


 

Pada masa Kitab Perjanjian Baru ditulis, hampir seluruh dunia beradab, kecuali beberapa kerajaan yang kurang dikenal di Timur Jauh, berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi. 


Dari Samudera Atlantik di sebelah barat hingga Sungai Efrat dan Laut Merah di sebelah timur, dan dari Sungai Rhone, Sungai Donou, Laut Hitam serta pegunungan Kaukasus di sebelah utara hingga Gurun Sahara di sebelah selatan, terbentang sebuah kekaisaran yang sangat luas di bawah kekuasaan dan kepemimpinan diktatorial sang kaisar yang disebut "raja'' (1 Petrus 2:17), dan juga “Augustus" (Lukas 2:1) dalam Kitab Perjanjian Baru.


Nama Roma diambil dari nama ibu kota Italia, tempat asal mula bertumbuhnya negara Romawi. Negara ini didirikan pada tahun 753 SM, dan mula-mula merupakan kelompok masyarakat yang terdiri dari gabungan beberapa desa di wilayah sekitarnya serta diperintah oleh seorang raja.

 

Sekitar permulaan abad ke-5 SM, kerajaan ini telah berkembang menjadi suatu organisasi politik yang agak mantap berbentuk pemerintahan republik. 


Melalui perserikatan dengan kelompok-kelompok masyarakat lain di sekitarnya, dan melalui serangkaian peperangan yang panjang dengan bangsa Etruska di sebelah utara, serta berbagai suku bangsa lain di sebelah selatan, negara Roma mengepalai seluruh semenanjung Italia pada tahun 265 SM.

 

Mereka yang terkalahkan terikat perjanjian untuk memelihara perdamaian dengan Roma dan lambat-laun melebur diri dalam daerah kekuasaan Romawi.

 

Selama tahun 265-146 SM, Roma terlibat dalam suatu persengketaan serius dengan Kartago, Kekuatan maritim yang paling menonjol di Timur Tengah bagian barat: Pada awalnva Kartago adalah sebuah koloni bangsa Fenisia.

 

Tetapi ketiha negara induk Fenisia dikalahkan oleh Aleksander, koloni ini harus menjadi negara yang mandiri. Dengan mengikuti pola perdagangan bangsa Fenisia, Kartagenan berkembang menjadi negara yang kuat dan jaya. Kapal-kapalnya mengangkut barang-barang dagangan dari negara-negara di sekitar Laut Tengah. 


Kebudayaan bercorak Timur, masyarakatnya mempunyai bentuk pemerintahan oligarki yang didukung oleh pasukan tentara bayaran dan dijalankan secara otokrasi. Ketika negara Romawi mulai berkembang, terjadi bentrokan dengan pos-pos perbatasan kerajaan Kartagenan. 


Terlepas dari kenyataan bahwa kedua peradaban tersebut berbeda asal-usul bangsa dan haluan politiknya, juga, tidak ada cukup tempat bagi keduanya dalam satu wilayah yang sama. Salah satu harus mengalah.

 

Peperangan di antara keduanya berakhir pada tahun 146 SM, ketika jenderal Romawi Scipio Aemilianus merebut dan meratakan kota Kartago dengan tanah. Dengan demikian negara Romawi berkuasa atas Spanyol dan Afrika Utara.

 

Pada waktu itu pula Makedonia dinyatakan sebagai salah satu propinsi Romawi. Dan dengan dijarahnya Korintus pada tahun yang sama (146 SM), Akhaya pun berada di bawah panji kerajaan Romawi. Pada tahun 133 SM Attalus III, raja Pergamum meninggal dunia dan menghibahkan kerajaannya kepada negara Romawi.

 

Maka lahirlah propinsi Asia. Peperangan di bagian timur Asia Kecil terus berlanjut hingga Pompeius berhasil menaklukkan seluruh wilayah Pontus dan Kaukasus. Pada tahun 63 SM ia menjadikan Siria sebagai salah satu propinsi dan mencaplok Yudea.

 

Dari tahun 58 hingga 57 SM Caesar melancarkan ekspedisi-ekspedisi militernya yang terkenal di Gaul dan menjadikannya sebagai wilayah Romawi. 


Demikianlah, melalui peperangan yang hampir tidak berkesudahan selama lima ratus tahun, negara Romawi berkembang dari sebuah dusun yang tak dikenal di tepi Sungai Tiber menjadi sebuah kekaisaran yang memerintah dunia.

 

Akan tetapi, perluasan wilayah yang begitu cepat juga mendatangkan perubahan yang besar dalam kehidupan bangsa Romawi. 


Sewaktu para pemimpin militer mengalami kekuasaan di dalam perang, maka mereka mulai menggunakan angkatan bersenjatanya bukan hanya untuk mengalahkan musuh, melainkan juga untuk menunjukkan kekuasaannya di antara sesamanya sendiri.

 

Masa seabad di antara penaklukan Kartago serta Yunani dan kematian Julius Caesar ditandai oleh serentetan perang saudara. 


Marius, Sulla, Caesar, Anthonius dan Octavianus- satu demi satu berjuang untuk menjadikan dirinya kepala Negara Romawi, hingga akhirnya Octavianus atau yang disebut Augustus oleh Senat, berhasil menumpas lawan-lawannya pada tahun 30 SM, dan menjadi kaisar yang pertama.

 

 

Sumber:

Survei PB, Merril C. Tenney, page 3-5


0 Response to "Kekaisaran Roma: Latar Belakang Politik "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel