PERBANDINGAN KONSEP KRISTOLOGI DAN SOTERIOLOGI DENGAN FILM "CLASH OF THE TITANS"
Kehidupan Kristus menjadi isu Sentral di
dalam keseluruhan Doktrin Alkitab. Paling banyak diperdebatkan dan paling
memiliki tingkat kesulitan doktrin. Inti dari pesan Alkitab mulai dari
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Kristus. istilah Kristus Sentris
yaitu bahwa seluruh pesan-pesan Alkitab, nubuat-nubuat Alkitab, berpusat kepada
Kristus.
Terminologi
Kristologi berasal dari dua kata Yunai,
yakni ‘Christos’dan ‘Logos’. ‘Christos’artinya
Kristus, yakni Dia yang diurapi. Sedangkan Logos adalah ajaran. Jadi Kristologi
adalah ilmu yang mempelajari mengenai Kristus dan karya-karya serta
kehidupan-Nya (life of Christ).
KRISTOLOGI
Kesatuan
Hipostatik
Berbicara mengenai
Kristus, kita harus melihat bahwa keberadaan-Nya dari dua sisi di dalam
kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu perlu untuk mempelajari konsep kesatuan
Hipostatik (Hypostatic Union)yakni keilahian dan kemanuniaan Kristus yang tidak
terpisahkan. Kedua natur ini tidak saling meniadakan atau campur aduk. Kedua
natur ini melekat di dalam Kristus selama-lamanya. Alasan yang mendasara
penggabungan kedua natur (kesatuan hipostatik) ini adalah supaya supaya Dia
dapat mati dan Dia menebus manusia (Gal. 3:13; 4:4-5)
Alasan penggabungan
dari kedua kedua natur (Kesatuan Hipostatik) ini yaitu, pertama, Supaya Allah
dinyatakan sepenuhnya kepada manusia (Kol. 2:9-10). Kedua, supaya Dia menjadi
pengantara antara manusia dan Allah. Bahwa Dia adalah Imam Besar yang mewakili
manusia di dihadapan Allah (Ibr. 2:18; 4:14-16; 7:25). Sebagai Imam Besar Ia
menyediakan penanggung dosa yang sempurna. Dia berperan menjadi Mediator yang
setia (Ibr. 2:17; 4:15)
Firman yang menjadi
manusia (Yoh. 1:1, 14), memiliki konotasi negatif, yakni Ke-Allahan-Nya secara
total dilimpahkan di dalam natur kemanusiaan-Nya. Dia menjadi manusia artinya
bahwa “Ia mengambil rupa manusia dan menambahkan natur kemanusiaan-Nya ke dalam
natur Ke-Ilahian-Nya. Ia secar sadar membatasi diri bahkan memilih untuk
membatasi ruang kerja Ke-Ilahiannya. Namun secara Teologis kedua natur ini
tetap eksis, dan tidak saling meniadakan satu dengan yang lain.
Kemanusiaan
Kristus
Kemanusiaan Kristus
(natur kemanusiaan-Nya) adalah nyata, yakni bahwa Ia adalah, manusia seutuhnya
sama seperti manusa pada umumnya. Ia dilahirkan dari seorang ibu (Gal. 4:4; Mat
1:18; 2:11; Luk. 1:30-38; 2:1-20). Kemanusiaan-Nya juga mengalamai pertumbuhan,
jadi tidak secara otomatis bertumbuh besar dan memiliki unsur-unsur kemanusiaan
yang normal.
Ia bisa lapar, hausm
takut.Ia memiliki kehendak, emosi bahkan perasaan sama seperti perasaan manusia
seutuhnya. Namun satu hal yang sangat penting adalah bahwa kemanusiaan Yesus
adalah tidak berdosa dan sama sekali Ia adalah manusia yang kudus.Yesus
bukanlah manusia setengah dewa atau manusia yang ilahi, sama sekali tidak.
Yesus benar-benar manusia, dan kemanusiaan-Nya memiliki bukti yang otentik dari
Alkitab.
Dia memiliki silsilah yang jelas. (Mat. 1:1-25; Luk. 3:23-38). Segala bentuk penyangkalan terhadap kemanusiaan Yesus adalah usaha untuk mengingkari bahwa Yesus tidak akan pernah bisa menyelamatkan manusia. Yesus harus manusia, supaya Dia sebagai Imam- Besar yang mewakili manusia di hadapan Allah.
Dia memiliki silsilah yang jelas. (Mat. 1:1-25; Luk. 3:23-38). Segala bentuk penyangkalan terhadap kemanusiaan Yesus adalah usaha untuk mengingkari bahwa Yesus tidak akan pernah bisa menyelamatkan manusia. Yesus harus manusia, supaya Dia sebagai Imam- Besar yang mewakili manusia di hadapan Allah.
Keilahian
Kristus
Keilahian Kristus
(Natur Ke-AllahanNya) adalah hal yang sangat unik. Yesus bukan hanya manusia
biasa namun Dia adalah Allah. Dia harus Allah karena hanya Allah yang bisa
mengampuni dan menyelamatkan manusia. Ini adalah hal yang mutlak yang dimiliki
oleh Yesus, yakni bahwa Dia adalah Allah ,dan Dia berasal dari Surga (Yoh. 1:1,
14; 3:13; 8:23; 17:31).
Yesus memang harus
Allah supaya dapat mengampuni dosa (Mik. 7:18 ;Mark. 2:7; Luk. 5:21). Keilahian-Nya
memang sangat perlu, karena tanpa itu, Yesus hanya manusia biasa, dan telebih
Dia tidak memliki kualifikasi untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya
Yesus yang adalah Allah yang bisa menyelamatkan orang berdosa, melalui
kematian-Nya (Ibr. 2:14; Tit. 3:4-5; Rom. 3:24; Yoh. 3:16; 2 Tim. 1:9; 1 Tes.
1:10; Efe. 2:8-10; Mat. 1:21)
Inkarnasi
Kristus
Firman yang mengambil
bentuk manusia ini adalah Allah dan manusia sejati (100%) (Yoh. 1:1, 14)Dia
memiliki hakikat yang sama dengan Allah, sebab Dia adalah Allah. Artinya
sebelum inkarnasi Kristus, Dia sudah ada dan Dia adalah Allah. Inkarnasi merupakan kedudukan Kerendahan-Nya
(His Humiliation). Dia dilahirkan dari seorang perawan, namun benihnya adalah
dari Surga. Artinya Allah hanya meminjam rahim’kandungan dari Maria.
Kelahiran-Nya membuat
dia layak menyadang kedudukan kehambaan yakni untuk mati di atas kayu salib.
(Fil. 2:6-8). Dia lahir agar supaya menyelamatkan orang berdosa (1 Tim. 1:15). Dia
di dalam keberadaan sebagai manusia, Dia merasakan kualitas kemanusiaan manusia (Mat. 8:16-17Ibr. 4:15-16). Dia bisa
dicobai, menderita, merasakan sakit yang tidak pernah akan dialami manusia,
namun Dia sudah merasakan hal itu.
Kedudukan-Nya
sebelum Inkarnasi
Yesus pernah berkata
kepada orang-orang Yahudi “sebelum Abraham ada, Aku sudah ada” Yoh 8:58. Ayat
ini menunjukkan bahwa Yesus sudah ada sebelum dunia ini dijadikan. Dia adalah
Allah yang kekal (Ulang. 33:27; Yes. 40:28; 1 Tim. 1:17;). Dia adalah Malaikat Yahweh yang menampakkan
diri dengan wujud manusia kepada beberapa orang dalam beberapa peristiwa (Kej.
16:7, 11, 13; 21:7, 19). Dia tampil dalam Theofani yakni Dia menampakka diri
dan berbicara dengan Bapa leluhur
Abraham.
Di dalam Yohanes 1:1
disebutkan bahwa “pada mulanya adalah Firman dan Firman itu adalah Allah” di
dalam terjemahan bahasa asli Yunani bahwa
kata ‘pada mulanya’ memakai kata “en
arche en ho logos” tidak memakai
artikel, artinya bahwa Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ayat tersebut
tidak sedang menjelaskan kepada kita bahwa bahwa Yesus ada ketika saat
Inkarnasi, namun ayat 1b disebutkan ‘Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah’.
PERBANDINGAN KONSEP
KRISTOLOGI DENGAN CLASH OF THE TITANS
Konsep Kristologi
secara mendasar sangat berbeda dan bertolak belakang dengan konsepsi yang
dipakai di dalam Film ‘Clash Of The Titans’. Di dalam film Clash Of The Titans,
Zeus berperan sebagai dewa tertinggi, dan dialah yang menciptakan manusia dan
serta menjamin kelangsungan hidup manusia.
Zeus membutuhkan doa-doa dari manusia untuk mempertahankan kekekalannya. Oleh sebab itu Dia sangat mengasihi manusia ciptaan-Nya. Zeus memiliki seorang anak di bumi, yang memiliki natur manusia dan natur ilahi disebut ‘demigod’. Julukan ini lebih dikenal dengan setengah manusia dan setengah dewa.
Zeus membutuhkan doa-doa dari manusia untuk mempertahankan kekekalannya. Oleh sebab itu Dia sangat mengasihi manusia ciptaan-Nya. Zeus memiliki seorang anak di bumi, yang memiliki natur manusia dan natur ilahi disebut ‘demigod’. Julukan ini lebih dikenal dengan setengah manusia dan setengah dewa.
Perseus (anak dewa
Zeus) hasil hubungan dari dewa Zeus dengan manusia, sehingga melahirkan Perseus
yang setengah dewa dan setengah manusia. Sangat berbeda dengan Kristus. Kristus
tidak dilahirkan oleh karen hubungan natural antara seorang perempuan dengan
seorang laki-laki. Kelahiran Kristus adalah ajaib, yakni bahwa janin yang ada
dalam kandungan ibu-Nya adalah dari Allah dan bukan karena sel telur dari si
ibu dan sel sperma dari si ayah, untuk melahirkan Yesus.
Perseus anak dewa Zeus bukanlah berasal dari Surga, namun dari bumi. Yesus bukanlah berasal dari bumi ini namun dari Surga (Yoh. 8:23; 18:36; 17:14). Sejak dari semula Kristus sudah mengenal Bapa, sebaliknya Bapa juga mengenal Sang Anak, karena keduanya memiliki relasi yang sangat erat, bahkan Bapa dan Anak adalah satu (Yoh. 1:1; 5:19; 5:20, 26; 5:37; 6:57; 10:17, 30, 38; 14:19)
Perseus anak dewa Zeus bukanlah berasal dari Surga, namun dari bumi. Yesus bukanlah berasal dari bumi ini namun dari Surga (Yoh. 8:23; 18:36; 17:14). Sejak dari semula Kristus sudah mengenal Bapa, sebaliknya Bapa juga mengenal Sang Anak, karena keduanya memiliki relasi yang sangat erat, bahkan Bapa dan Anak adalah satu (Yoh. 1:1; 5:19; 5:20, 26; 5:37; 6:57; 10:17, 30, 38; 14:19)
Perseus
sebagai Penyelamat
Telah terjadi
pertentangan yang mengakibatkan perang antar manusia dengan para dewa. Manusia
sudah tidak tunduk lagi kepada dewa. Manusia membakar kuil-kuil penyembahan
yang diperuntukkan kepada dewa-dewa terutama untuk dewa Zeus. Manusia kini
sudah tidak taat kepada Zeus, mereka sudah tidak percaya bahwa dewa-dewa akan
menolong dan berpihak kepadanya. Pada
akhirnya telah terjadi perang antara manusia dengan para dewa. Di dalam film
‘Clash Of The Titans’ Perseus sang Demigod diyakini adalah seorang penyelamat
manusia, yang mana dapat mengalahkan para dewa khususnya Hades sang dewa alam
roh.
Berbeda
dengan konsep Kristologi, yakni bahwa Kristus datang bukan sebagai penyelamat
hanya untuk meredakan kegeraman dari Allah, namun terlebih sebagai perantara
antara Allah dan manusia. Manusia sudah berdosa, sehingga membuat hubungan
antara Allah dengan manusia terputus dan terjadi permusuhan di antaranya (Yes.
1:18; Kej. 3:15; Efe. 2:12-19; Yoh. 3:16; Ibr. 2:14).
Kristus sudah ditentukan
oleh Allah menjadi jalan keselamatan manusia (Kej. 3:15; Rom. 3:25; 5:6; Kol.
3:5) berbeda dengan penyelamat di film ‘Clash Of The Titans’, Perseus memang
penyelamat manusia yang sudah mengalami hukaman dari para dewa, yakni Kraken
Monser Luat anak dari Hades, namun tidak ditentukan dari semula. Bahkan Zeus
sebagai dewa tertinggi tidak mengetahui bahwa Perseus adalah anaknya dari hasil
hubungan dengan manusia (istri seorang raja Acrisius).
Doktrin
Trinitas
Dewa Zeus adalah dewa
tertinggi di dalam film “Clash of the Titans”. Zeus memiliki seorang putra yang
mana ibunya adalah seorang manusia biasa. Perseus menjadi keduanya yakni
setengah manusia dan setengah dewa. Tampak jelas bagaimana relasi antara
Perseus dan dewa Zeus. Pada dasarnya mereka tidak memiliki hubungan, tidak
seperti Kristus. Kristus tidaklah sama dengan kesatuan antara dewa Zeus dengan
Perseus.
Sejak kekekalan tiga
pribadi ini sudah ada dan menjadi satu di dalam hakikatnya. Allah yang Esa yang
memiliki tiga pribadi. (Kej. 1:26; 11:7; Mat. 11:25; Yoh. 10:30; 12:26 ;Yoh.
14:31). Mereka adalah pribadi yang tidak terpisahkan. Memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda, namun mereka adalah satu
hakikat, memiliki natur Allah di dalam diri mereka masing-masing.
Doktrin Trinitas di
dalam film “Clash of the Titans” tidaklah ada, bahkan hubungan antara anak dan
ayah tidak sedekat antara Kristus dengan Bapa. Perseus bahkan tidak bersedia
kalau ayahnya Zeus memberikan pertolongan kepadanya. Kristus selalu menunjukkan
kesatuan-Nya dengan Bapa. Bahkan Yesus berkat bahwa “Aku diutus oleh Bapa” (Yoh.
5:23, 36- 37; 6:44, 57; 8:18; 12:49; 14:24; 17:21, 25)
SOTERIOLOGI
Keselamatan adalah hal
yang paling banyak diperdebatkan di dalam seluruh agama di dunia ini.
Keselamatan di dalam dunia kekristenan sangat vital, dan menjadi inti dari
kepercayaannya. Orang Kristen percaya bahwa keselamatan hanya di dalam Yesus
(Kis. 4:12; Yoh 14:6), dan bahwa Yesus adalah satu-satunya Penyelamat manusia
dari dosa. Keselamatan adalah karya Allah di dalam Tuhan Yesus. Allah mengutus
anak-Nya untuk menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh . 3:16). Keselamatan
menjadi unik, karena merupakan inti kepercayaan tiap orang yang memiliki
kepercayaan (agama).
Terminologi
Keselamatan di dalam
Terminologi Perjanjian Baru dipakai dalam beberapa istilah. Pertama, kata ‘sodzo’ saya sedang menyelamatkan, dalam kasus orang pertama
tunggal maskuslin, kedua, ‘Soteria’
keselamatan dan yang ketiga, ialah kata
‘Soter’ yang artinya penyelamat.
Sedangkana kata ‘Logos’ artinya perkataan, hiktmat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Soteriologi adalah adalah sebuah ilmu yang mempelajari
keselamatan.
Keselamatan adalah karya
Allah di dalam diri Tuhan Yesus Kristus, yang mana dengan inisiatif-Nya untuk
menyelamatkan manusia, bukan berdasarkan perbuatan atau hukum taurat, namun
berdasarkan Kasih karunia (Yoh. 3:16; Rom. 3:24; Efe. 2:8). Keselamatan adalah
hasil pekerjaan Allah terhadap tiap individu, bukan perbuatan per individu
terhadap Allah. Oleh sebab itu keselamatan adalah karya personal dari Tuhan
Yesus kepada orang percaya.
PERBANDINGAN KONSEP
SOTEROLOGI DENGAN CLASH OF THE TITANS
Alasan
Penyelamatan
Konsep penyelamatan, tidaklah
muncul secara tiba-tiba di pikiran Allah. Keberadaan manusia yang sudah
menentang Allah dengan keberdosaannya, membuat Allah menyatakan Keadilan-Nya
yakni menghukum mereka yang berdosa (Rom. 1:18). Ketika manusia pertama Adam dan
Hawa memberontak kepada Allah, maka sejarah baru dimulai, yaitu semua
keturunannya lahir dalam dosa (Rom. 5:15; 16-19). Antar ketururan Adam dan
keturunan Perempuan kini sudah ada permusuhan. Allah mengadakan permusuhan
antara keturunan perempuan dengan keturunan ular (Kej. 3:15).
Tujuan
dari Penyelamatan
Perseus memiliki tujuan
untuk membalaskan dendamnya kepada Hades yang telah membunuh keluarganya.
Sebelumnya dia harus membunuh Kraken, karena dengan jalan itu dia dapat
mengirimkan kembali Hades kea lam maut. Jika Kraken sudah mati, maka Hades akan
semakin melemah, maka disitulah Hades akan bisa dikalahkan. Hades akan
memusnahkan manusia, dengan dukungan dari saudaranaya dewa Zeus.
Yesus datang ke dalam
dunia ini, dengan satu misi yakni menyelamatkan manusia dan memulihkan kembali
hubungan antara Allah dengan manusia. Allah ingin menyatakan kasih-Nya kepada
umat manusia, melalui pengutusan anak-Nya yang tunggal, sehingga siapapun yang
percaya akan dikaruniakan hidup yang kekal bersama Dia (Yoh. 3:16-17; 10:28-29)
Manusia akan dihukum oleh Allah, karena manusia berdosa. Bahkan tidak seorang
pun di antara manusia yang benar, semua sudah bejat (Rom. 3:10-18).
Hasil
dari penyelamatan
Perseus Menyelamatkan Manusia dari murka dari para dewa, untuk membebaskan manusia dari ancaman
Kraken (anak dewa Hades). Perseus hanya menjamin keamanan dari murka para dewa,
bukan untuk mengarunikana keselamatan kekal kepada manusia. Yesus datang ke
dunia ini, supaya manusia memiliki hidup yang kekal (Yoh. 3:16; 10:28). Perseus
bukan utusan dewa Zeus untuk misi penyelamatan, bahkan dewa Zeus tidak
menentukan Perseus untuk menjadi penyelamat.
Ancaman untuk
masyarakat Argos yang membutuhkan kurban demi keselamatan mereka yaitu Putri raja Argos. Jelas sekali perbedaan area/cakupan
penyelamatan dari Perseus dengan apa yang sudah dilakukan oleh Yesus. Perseus
menyelamatkan bukan seluruh umat manusia, namun hanya masyarakat Argos saja. Sedangkan
Yesus menyelamatkan banyak orang. Bukan hanya satu suku, bangsa dan bahasa
(Mat. 28:18-20; Mark. 16:16-17).
0 Response to "PERBANDINGAN KONSEP KRISTOLOGI DAN SOTERIOLOGI DENGAN FILM "CLASH OF THE TITANS" "
Post a Comment