Doa Yang Terkabul Adalah Berdoa Secara Terus Menerus



Image: pexels.com/mart production



Matius 7:7-11 (TB)

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Dunia sekarang ini tentu tidak asing dengan istilah permintaan (demand). Tingginya konsumsi akan makanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan sangatlah tidak terhindarkan. 

Setiap hari manusia memiliki permintaan (barang, jasa, makanan, minuman dsb.)

Seringkali ketika manusia ingin membutuhkan sesuatu, maka pihak yang harus bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut ialah manusia yang ‘berkebutuhan tersebut’. 

Ketika kita baca salah satu ajaran Yesus kepada murid-murid-Nya tentang “Kebutuhan/need) ada 3 kata utama yang disampaikan kepada para pendengar-Nya yakni kata: ‘minta’, ‘cari’ dan ‘ketuk’

Apa yang menjadi dasar penyampaian Yesus ini ialah karena adanya isu tentang “Kebutuhan/need”.



Ketiga kata tersebut dalam nuansa Bahasa Yunani adalah merupakan tindakan yang bukan dilakukan hanya sekali saja, misalkan: “Mintalah hari ini saja, carilah dalam bulan ini saja, ketuklah sekali ini saja” bukan! Yesus sebenarnya berkata “mintalah terus-menerus, carilah terus menerus, dan ketuklah terus menerus”

Apa yang Yesus maksudkan ialah supaya setiap orang yang memiliki relasi dengan Bapa, memiliki iman kepada Tuhan, menyadari bahwa Allah mengerti dan memahami situasi dan persoalan manusia, bahkan kebutuhan akan jasmani. 

Tidak banyak orang yang mengajukan pernyataan yang ‘menjanjikan’ seperti ini. Di atas telah dibahas bahwa permintaan selalu datind dari manusia, dan manusialah yang harus memerintahkan dirinya dan orang lain untuk melakukan hal tersebut, guna memenuhi kebutuhan.  

Berbeda dengan Yesus, justru ide dan gagasan tentang ‘meminta, mencari dan mengetuk’ bukan dari manusia. Walau hal tersebut secara tidak langsung sudah ada, namun Yesus memberikan perintah-Nya bahwa ‘setiap orang percaya’ harus meminta, mencari dan mengetuk’.

Tidak sekadar itu saja, Yesus tidak memberikan harapan kosong dan buta. Yesus justru menegaskan perkataannya bahwa ketika mereka meminta (Yun. aiteo) dan terus meminta, hasilnya ialah ‘maka akan diberikan kepadanya, apabila mereka mencari (Yun. zeteo)  dan terus mencari, maka impaknya ialah mereka akan menemukan, dan ketika mereka mengetuk (Yun. krouo) pintu dan terus mengetuknya maka akan dibukakan.

Pertama,  Kepastian atau jaminan doa didengar oleh Tuhan, merupakan sesuatu yang teramat penting. Doa yang tidak didengar oleh Tuhan, tentulah tidak mendapatkan respons dari-Nya.

Hal ini akan membuat frustasi, jika kita terus menerus diperintahkan untuk berdoa, namun tak kunjung didengar. Hal yang demikian tentu saja merupakan pekerjaan yang sia-sia dan sangat membuat tenaga.

Namun apa yang menjadi kekhawatiran manusia justru sebaliknya. Bapa sangat bersedia untuk mendengar seruan-seruan orang percaya.

Allah tidak akan kebingungan jika seluruh anak-anak-Nya menaikkan doa-doa permohonan kepada-Nya. Karena Allah adalah Allah yang berkuasa.

Dia mampu mendengar tiap jeritan hati dan teriakan dari anak-Nya yang siang malam terus menundukkan diri kepada keyakinan kepada Bapa Surgawi.

Kedua, Kata aiteo (meminta/ask) memiliki arti meminta, namun juga memiliki definisi merindukan. Apa yang ditekankan oleh Yesus bukan sekadar meminta dengan keliru ataupun sembarangan, namun kualitas tuntutan hati juga menjadi bagian penting. 


Sedangkan kata mencari zeteo (mencari/seek) artinya ‘mencari dengan tujuan untuk menemukan sesuatu’. Implikasi dari hal ini ialah bahwa kita diminta bukan mencari tanpa harapan yang pasti, namun ada tujuan yakni supaya mendapatkan ‘sesuatu’. 


Dan kata krouo (mengetuk/knock) artinya mengetuk di pintu, kita bukan mengetuk hati para dermawan supaya mereka merasa iba dan kasihan, sehingga mereka memberikan sejumlah uang kepada kita, bukan! Melainkan seseorang mengetuk pintu hati-Nya Tuhan. 


Ketiga kata tersebut sama sekali tidak dialamatkan kepada manusia, oknum tertentu, melainkan ditujukan langsung kepada Bapa di Surga.


Ketiga, Yesus meyakinkan kita dengan contoh kehidupan di bumi ini, bahwa Bapa di dunia ini juga akan melakukan hal yang sama ketika anaknya meminta permintaan. Bapa di dunia memiliki tingkat sensitivitas yang baik terhadap anaknya yang jika meminta sesuatu.


Jika ada anak yang meminta roti, maka bapanya tidak memberikan batu, melainkan tepat dan sesuai dengan apa yang diminta.

Ketika anak-anak meminta ikan, bapanya pasti akan memberikan hal yang sama, bukan malah memberikan ular. Di Injil Lukas ada tambahan bahwa ketika anak meminta telur, maka bapanya tidak akan memberikan kalajengking kepada mereka.

Di dunia Timur Tengah khususnya di Palestina, batu-batu di tepi pantai bentuknya hampir mirip dengan roti, sehingga orang tua tidak akan melakukan hal tersebut, ular dalam hal ini (Luk. 11:9-13) pastilah yang dimaksudkan dengan belut. 

Orang Israel tidak memakan sesuatu yang tidak bersih/najis, karena belut tidak bersisik (Ima. 11:9-12) sehingga tidak dapat dimakan.

Yesus mengibaratkan bahwa seorang bapa tidak akan memberikan sesuatu yang tidak dapat dimakan terhadap anak-anaknya. 

Orang tua pasti memberikan apa yang cocok dan pantas terhadap anak-anaknya. Yesus sengaja membandingkan contoh antara anak-anak dengan orang tua mereka.

Orang tua pasti memahami keinginan seorang anak ketika mereka meminta hal-hal tersebut. apa yang Yesus coba tekankan ialah bahwa jika bapa di dunia saja dapat melakukan hal-hal semacam itu, apalagi Bapa kita yang di Surga. 

Apa yang Bapa Surgawi berikan ialah sesuatu yang baik (Yun. agathos). Dan pemberian yang baik tersebut hanya akan diberikan kepada mereka yang menaikkan permohonan kepada Bapa.


Refleksi

Pertama, Jika saja Yesus memerintahkan kita (anak-anak-Nya) untuk berdoa dengan meminta, mencari dan mengetuk, maka baiklah kita melakukannya. Keunikan dalam hal ini ialah, justru Bapa sendiri yang mengatakan supaya kita meminta kepada-Nya.

Kedua, Jangan pernah putus asa, apabila doa anda belum terjawab, minta terus menerus, carilah terus menerus, ketuklah terus menerus, bukan sekali dan bukan dua kali, tetapi berkesinambungan.

Ketiga, Allah menjamin bahwa doa- doa kita akan dikabulkan jika kita tiada henti-hentinya berseru kepada-Nya.

Keempat, Percayalah bahwa Bapa Surgawi pasti memberikan yang ‘baik’ kepada kita, syaratnya hanya satu saja yakni “meminta kepada-Nya” (ay. 11).














0 Response to "Doa Yang Terkabul Adalah Berdoa Secara Terus Menerus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel