APA ITU HUKUM TAURAT
THE LAW OF MOSES
Sepuluh Firman menjadi sentral di dalam hukum Taurat. Sepuluh
Firman itu memainkan peran yang penting di dalam Perjanjian Lama, sering
dikutip dan merupakan bahan pengajaran gereja.
Saya menyenyajarkan hukum Taurat dengan hukum Tertulis (written
Law). Sangat penting untuk memaparkan apakah itu hukum Tertulis, namun Saya
menyadari bahwa penyebutan hukum Tertulis sama dengan hukum Taurat itu sendiri.
Dengan demikian perlu untuk menjelaskan secara panjang lebar mengenai topik
tersebut sehingga pada akhirnya akan dicapai sebuah simpulan mengenai Hukum
Tertulis (written Law).
“Taurat” artinya “hukum” atau “pengajaran” dan menunjuk pada
keseluruhan apa yang diketahui Allah dan hubungan-Nya dengan dunia ciptaan-Nya.
Dalam pengertian yang lebih sempit, Taurat menunjuk pada lima kitab Musa
–Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan yang terletak di permulaan Kitab
Suci. Bersamaan hari Sabat Taurat dirayakan sebagai pemberian Tuhan terbesar
kepada orang-orang Yahudi.
Bagian penting ibadat orang Yahudi pembacaan dengan suara keras
sejumlah ayat dari Taurat. Di Sinagoga, bacaan dari gulungan kitab Taurat, atau
Sefer Torah dibacakan pada hari Sabat pagi dan sore, perayaan keagamaan pagi,
dan pada hari Senin dan selasa pagi.
Alkitab beberapa kali mengisahkan sikap orang Yahudi (Jews)
bagaimana kepercayaan mereka terhadap hukum Taurat (Yoh. 8:5; 12:34). Kata
“hukum Taurat” sendiri muncul dimulai dari kitab Ulangan hingga kitab Ibrani.
Kata ini muncul lebih dari seratus kali di dalam Alkitab versi LAI. Sedangkan
untuk versi Alkitab Inggris (NIV) muncul mulai dari kitab Keluaran. Namun
apakah itu hukum Taurat? Musa sebagai penerima hukum Taurat, juga dikenal dalam
Perjanjian Baru. Kadang-kadang dia disebut juga sebagai pemberi hukum Taurat
(Yoh. 1:17; Mat. 19:7).
Musa menerima hukum Taurat dengan perantaraan Malaikat (Kis.
7:53; Ibr. 2:2). Orang-orang Yahudi yang mengaku dirinya pengikut Musa, percaya
bahwa Allah telah berfirman kepada Musa secara langsung (Yoh. 9:28-29).
Orang Yahudi memiliki keyakinan, bahwa Musalah yang dipilih oleh Allah untuk
menerima hukum Taurat di atas gunung Sinai untuk disampaikan kepada umat Israel.
Kelima kitab perjanjian Lama-Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan
dan Ulangan – disebut Taurat. Kata ini berasal dari bahasa Ibrani tora (hukum,
pengajaran, petunjuk) yang diterjemahkan dalam Perjanjian Baru oleh kata Yunani
nomos (Misalnya Mat. 5:17; Luk. 16:17; Kis. 7:53; 1 Kor. 9:8). Taurat adalah
bagian terpenting dari kanon Yahudi. Wibawa dan kesuciannya jauh melebihi kitab
Nabi-nabi atau kitab-kitab lainnya. Kelima kitab Taurat tidak dikarang secara
terpisah sehingga masing-masing buku itu berdiri sendiri dan utuh, melainkan
setiap kitab itu merupakan bagian dari suatu kesatuan yang lebih luas.
Bagi orang Yahudi ke-5 kitab Musa merupakan sesuatu yang penting
dalam hidup keagamaan mereka. Mereka yakin bahwa Musalah yang menulis kelima
kitab tersebut. Kelima kitab Taurat menempati kedudukan penting dalam agama
Yahudi. Dengan berpegang pada hukum Taurat dengan segala rinciannya, seseorang
menunjukkan ketaatannya dan responsnya yang setia kepada Allah.
Singkatnya bahwa orang Yahudi tidak dapat dilepaskan dari hukum Taurat. Bagi
mereka hukum Taurat adalah harta yang sangat berharga yang dianugerahkan oleh
Allah kepada bangsa mereka. Sebab di dalam kelima kitab ini, ada kisah-kisah
yang unik mengenai bagaimana permulaan dunia dan isinya, dan sejarah awal mula
manusia. Bangsa Isreal menjadi bangsa yang memiliki martabat yang tinggi di
hadapan Allah oleh karena hukum Taurat.
Alkitab yang dimiliki oleh orang Ibrani tidaklah sama dengan
Alkitab yang dimiliki oleh orang Kristen pada umumnya. Mereka percaya bahwa
Perjanjian Baru tidak termasuk dari bagian Firman Allah dan bahwa hanya
Perjanjian Lamalah yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka. The
Hebrew Bible is traditionally referred to by the acronym ‘Tanak’, which stands
for the Hebrew words Torah, Neviim, Ketuvim, or in English, Law, Prophets, and
Writings. (Alkitab bahasa Ibrani secara tradisional mengacu kepadaa akronim
‘tanakh’, yang mewakili kata bahasa Ibrani Torah, Neviim, Ketuvim atau di dalam
bahasa Inggris, Hukum, Nabi-nabi dan tulisan-tulisan) .
Orang Yahudi menggunakan kata Hukum dengan 4 cara: (i) Mereka
memakai dan memahami Hukum dalam 10 hukum. (ii) mereka memakai kata tersebut
dalam arti 5 kitab yang pertama dalam Kitab Suci. Dan 5 kitab yang pertama itu
disebut Pentateuch yang secara hurufiah berarti 5 gulungan. Pentateuch itu
merupakan hukum yang sangat penting di dalam kehidupan orang Yahudi. (iii)
Mereka juga memakai ungkapan kitab Hukum dan para nabi yang berarti seluruh
kitab Suci. Mereka memakai ungkapan itu untuk menyatakan secara komprehensif
seluruh kitab Suci yang kita sebut Perjanjian Lama. (iv) Mereka memakai kata
Hukum itu dalam hati hukum Lisan atau hukum Tertulis.
Yesus menguraikan kitab Suci dalam 3 bagian besar yaitu kitab
hukum Taurat Musa, kitab para nabi dan kitab Mazmur (Mat. 5:17; Luk. 24:27,44).
Bukan hanya itu, Israel mengetahui dengan pasti sejarah bangsa dan nenek moyang
mereka. John Drane dalam bukunya “Memahami Perjanjian Baru” berkata bahwa
Kelima kitab Taurat menempati kedudukan yang sentral dalam agama Yahudi.
The Hebrew canon contains 24 books, one for each of scrolls on
which these works were written in ancient times. The Hebrew Bible is organized
into three main sections : The Torah or the five books of Moses,; the Nevi’im
or prophets; and the ketuvim, or writings. It is often referred to as the
Tanakh, a word combining the first letter from the names of each of the three
main divisions. (Kanon Ibrani mengandung 24 buku,
satu untuk masing-masing gulungan yang karya-karya yang ditulis di zaman kuno.
Alkitab Ibrani diatur menjadi tiga bagian utama: Taurat atau lima buku Musa,;
Nevi'im atau nabi; dan Ketuvim, atau tulisan. Hal ini sering disebut sebagai
Tanakh, sebuah kata menggabungkan huruf pertama dari nama masing-masing ketiga
bagian utama )
Orang Kristen percaya bahwa 66 kitab dalam Alkitab (Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru) adalah Firman yang diberikan dan dipercayakan oleh
Tuhan melalui para penulis Alkitab yang mendapatjan inspirasi dari Allah. Namun
bagi orang Yahudi mereka tidak menerima dan menyebut secara demikian. Kitab
Suci orang Yahudi berisi dokumen-dokumen yang sama seperti Perjanjian Lama
Protestan (Perjanjian Lama Katolik berisi banyak kitab), di samping
tulisan-tulisan lain. Orang Yahudi menyebut kitab Suci Ibrani sebagai Taurat,
para nabi dan tulisan-tulisan, atau diringkas sebagai Tanakh (diambil dari
huruf pertama tiap bagian Alkitab itu, Taurat, Nebiim dan Ketubim).
The twenty-four books of the Hebrew Bible were recognized as
Sacred Scripture in three batches. In the time of Ezra, the Jews sanctified the
first portion of the Bible, the five books of the Torah. In the succeeding few centuries,
they sanctified the books of the prophets. (Dua
puluh empat kitab dari Kitab Suci Ibrani telah diakui sebagai Kitab Suci dalam
tiga kumpulan. Pada masa Ezra, orang-orang Yahudi menguduskan bagian pertama
dari Alkitab, kelima buku Taurat. Dalam beberapa abad berikutnya, mereka
menguduskan buku-buku dari kitab para nabi).
Identitas Taurat adalah identitas yang patut dipelihara, selain
penyataan Tuhan kepada umat Israel, Taurat menjadi pusat kehidupan agama Yahudi
yang tidak akan tergantikan posisinya
When Ezra read the Torah in public and the people accepted it, the
Torah became scripture to the Jews. This was the final event in biblical times. (Ketika Ezra membaca Taurat di depan publik dan orang-orang
menerimanya, Taurat menjadi kitab suci untuk orang-orang Yahudi. Ini adalah
peristiwa terakhir di era Alkitabiah). Ezra menjadi tokoh yang fenomenal
dan yang memiliki kontribusi besar bagi orang Israel pasca pembuangan.
Moses received the Torah at Sinai and handed it on to Joshua.
Joshua handed it to the Elders, the Elders to the Prophets, and the Prophets
handed it down to the Men of the Great Assembly. Each of the leaders
transmitted the teachings of the Torah not only to the leaders, rabbis ,and
teachers, but to all Israel. All Israel refers to all generations, directly to
you. (Musa menerima Taurat di Sinai dan menyerahkannya ke Yosua.
Yosua menyerahkannya ke Penatua, para Penatua untuk para nabi, dan nabi
menyerahkannya ke para lelaki Majelis Besar. Setiap pemimpin ditransmisikan
ajaran Taurat tidak hanya untuk para pemimpin, Rabi, dan guru, tetapi untuk
seluruh Israel. Semua Israel merujuk kepada semua generasi, langsung kepada
Anda)
Orang Yahudi merasa bahwa berpegang kepada Taurat adalah menjadi
tujuan utama mereka, sehingga mereka menjadi orang yang beradab dan orang baik.
Penghargaan kepada Musa sebagai pribadi yang mendapat kepercayaan besar untuk
menurunkan Taurat kepada orang Israel, sudah sangat lazim. Musa sebagai
penulis kitab Musa, berakar kuat di dalam kepercayaan orang-orang Yahudi hingga
sekarang.
Tiga kelompok kitab Suci Ibrani dalam pemakaian orang Yahudi –
Taurat, Para Nabi dan Tulisan-tulisan – berisi dua puluh empat gulungan: Taurat
: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan; Para Nabi: Yosua, Hakim-hakim,
Samuel, Raja-raja (nabi-nabi terdahulu) Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, 12 nabi
(nabi-nabi terkemudian); Tulisan-tulisan: Mazmur, Ayub, Amsal (tiga gulungan
puitis), Kidung Agung, Ruth, Ratapan, Pengkhotbah, Ester (lima gulungan
perayaan), Daniel, Ezra dan Nehemia, Tawarikh (lebih banyak dalam bentuk nubuat
dan sejarah).
Sejak orang Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun,
dampaknya memiliki pengaruh yang global. Mulai dari bahasa dan kebiasaan, serta
kehidupan religius mereka berubah secara drastis. Sinagoge berkembang selama
pembuangan orang Yahudi di Babilonia pada abad keenam S.M.
Tetapi penghancuran Yerusalem dan kesihanya oleh orang Roma
membuat Israel definitif menjadi bangsa tanpa tanah air. Lalu muncullah
Yudaisme. Dengan kata itu dimaksudkan terutama agama Yahudi dalam periode
“Hellenisme” (kebudayaan Yunani) tahun 400 SM – 200M.
Tetapi akar-akarnya sudah ada dalam zaman Ezra dan Nehemia dan
perkembangan ke dalam Rabbinisme berjalan sampai sekarang. Yang pokok bukanlah
periode, tetapi sifat dan ciri khasnya, yakni “dua Taurat” Taurat tertulis dan
tradisi yang diteruskan secara lisan.
Dengan tidak adanya Bait Suci ataupun tempat sentral untuk
beribadah, orang-orang Israel yang tercerai berai itu membangun pusat-pusat
peribadahan, tempat mereka dapat berkumpul setiap hari Sabat untuk membaca
Taurat, bernyanyi, khotbah dan persekutuan.
Saya melihat bahwa pukulan yang paling mematikan bagi orang Yahudi
adalah ketika mereka dipisahkan dari hukum Taurat dan mereka dibuang ke
dalam pembuangan.
The Torah is the eternal book of the Jewish people and must be
made intelligible to both young and old, both the learned and those who have
not yet enjoyed the opportunity to heed the rabbinical injunction to “go and
study”. (Taurat adalah buku abadi orang-orang
Yahudi dan harus dilakukan dipahami oleh baik tua maupun muda, baik belajar dan
mereka yang belum menikmati kesempatan untuk mengindahkan perintah Rabi untuk
"pergi dan belajar").
Pada zaman Yesus melayani, Sinagoga sudah cukup pepuler. Tempat
itu adalah tempat di mana keluarga-keluarga Yahudi beribadah. Sinagoge
berkembang selama pembuangan orang Yahudi di Babilonia pada abad keenam S.M..
Boleh dikatakan bahwa keberadaan rumah Ibadat merupakan adaptasi dan perubahan
yang terjadi akibat pembuangan yang berlangsung sangat lama tersebut.
Pembuangan juga membina minat yang sangat besar pada Kitab Suci.
Taurat, sejarah, sastra dan tulisan para nabi menjadi makanan rohani yang
membina iman, pengharapan dan identitas selama masa krisis ini.
Pengumpulan dan penyusunan Kitab-kitab Suci mereka menjadi
kebutuhan mendesak selama pembuangan dan selama kebangkitan iman yang mereka
alami dalam masa sesudah pembuangan. Selama puncak era pembaruan ini, imam dan
pemimpin mereka, Ezra, memberi perhatian khusus pada peran Kitab Suci dalam
kehidupan umat itu. Ezra disebut sebagai Musa Kedua. Ezra
seorang yang ahli Kitab memainkan peranan yang amat penting bagi umat Tuhan
pada waktu itu.
0 Response to "APA ITU HUKUM TAURAT"
Post a Comment