“PAULUS DAN PANGGILANNYA” (PAUL AND HIS CALLING)



PENDAHULUAN
Ketika kita sepintas kita bersinggungan dengan nama Paulus, kebanyakan orang Kristen memiliki presuposisi mengenai latarbelakang yang begitu gelap. Ia adalah seorang Yahudi tulen, dari suku Benyamin, dan dia adalah seorang Farisi (Fil. 3:5). Dia lahir di Tarsus di tanah Kilikia. Sehingga dia memiliki kebangsaan yaitu Yahudi dan Romawi. Paulus adalah orang “brutal” bahwa dia adalah seorang Penentang jalan Tuhan, dan seorang penganiaya jemaat. (Fil. 3:6). Dia adalah murid dari seorang Mahaguru yang ternama di antara orang Israel yaitu Gamaliel (Kis. 2:33). Kisah Paulus berawal dari pembunuhan dari Martir Stefanus di mana Saulus setuju akan kematian dari Stefanus.
Kisah Para Rasul 8:1 “Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.” Jauh di dalam diri Saulus, ternyata dia memiliki naluri pembunuh dibalik kesucian ke-Farisiannya. Bahkan membunuh demi syariat Keyahudiannya merupakan hal yang alami yang tidak perlu dipersoalkan.
Saulus memiliki semangat yang berapi-api untuk membinasakan jemaat dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Api semangat dari Saulus tidak hanya dalam tahap itu, namun ia melanjutkan usahanya dengan meminta izin untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Namun ditengah perjalanannya menuju Damsyik Tuhan mencelikkan mata rohani Saulus. Singkatnya dia menjadi Kristen. Dia menuliskan di dalam suratnya bahwa pengenalan akan Tuhan itu lebih mulia dari segala apa yang sudah didapatnya sebelum kehidupan Kristus ada di dalam dirinya.
Nilai – nilai Rasul Paulus
§  Orang yang tekun
Tidak sedikit badai yang harus dilaluinya di tempat asalnya, seseorang yang dulu terhormat karena melakukan Hukum Taurat, kini tidak mendapatkan kehormatan sedikitpun dari apa yang dilakukannya terhadap Injil Kristus. Tiap-tiap sabat menjadi kesempatan baginya untuk bisa bertatapan langsung dengan orang-orang Yahudi. Dia ingin berterus terang memproklamasikan imannya di dalam Yesus. Walau berita yang disampaikan tidak begitu diresponi oleh pendengarnya, khususnya orang Yahudi, namun tidak menghentikan langkah-langkah untuk tetap berani dan tetap “ngotot” dalam mengumandangkan Injil yaitu Kematian dan kebangkitan Yesus. Paulus berkata bahwa dia melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya supaya ketika dia sendiri yang memberitakan Injil tidak akan mengalami penolakan personal yakni dirinya sendiri (1 Kor. 9:27). Jemaat Korintus yang kaya akan karunia-karunia Roh Kudus namun yang memiliki moral yang bobrok, tidak membuat Paulus stagnan dan stop untuk  mendoakan bahkan menasihatinya.
Sangat berbeda dengan dunia zaman sekarang, kesalahan dan kekurangan yang sangat kentara akan membuat kesenjangan yang begitu tajam dan mendalam, sehingga, cibiran dan sindiriran yang keluar.  Berbeda dengan Paulus, dia memilih untuk menasihati dan menuliskan surat dengan kasih dari Tuhan.
bagaimana dengan anda?
§  Memiliki Intelektual yang Tinggi
Paulus bukan orang bodoh. Paulus adalah orang yang sangat cerdas. Nilai ini melekat sebagai predikat yang diperolehnya secara alami. Murid dari seorang Guru Besar Gamaliel membuat Rasul Paulus cukup ternama. Disamping itu, surat-suratnya yang keras, cerdas dan tegas membuat isi suratnya jelas bahwa Paulus adalah orang yang gigih bukan hanya dikehidupan lamanya tetapi kehidupan yang kini dijalani di dalam Yesus Kristus.
Salah satu bukti lain mengenai Intelektualnya yang tinggi ialah “Berani mengadakan pembelaan di hadapan pihak pemerintahan. Di dalam sidangnya yang dihadapkan kepada raja Agripa, dia hampir-hampir bisa meyakinkan hati raja Agripa untuk menjadi seorang Kristen (Kis. 26:28). Tidak mudah bagi orang Kristen yang memiliki pengetahuan yang cerdas dan memakainya dengan bijaksana. Sangatlah mungkin bagi seseorang untuk melakukan hal-hal diluar kepentingan orang  banyak dan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan. Paulus menjadi “model” dalam hal ini.

Di lain kesempatan dia berbicara dengan para ahli filsafat dari Golongngan Ekikuros dan Stoa yang ada di Atena, kota yang penuh dengan Pengetahuan Filsafat. Namun demikian, Paulus memakai kesempatan yang langka ini, untuk tetap memberitakan Injil kepada orang-orang Atena (bangsa Kafir) yang ada di sana.
Filsafat Rasul Paulus bertumpu di dalam kebenaran Kristus. Bagi Paulus Injil berada di atas segala filsafat manusia yang hebat. Paulus tidak adalah orang yang tangguh dalam menghadapi soal-soal yang menyudutkan bahkan yang mencoba memutarbalikkan fakta.
Dia membela dirinya dengan pembelaan yang sangat sopan dan sangat santun.
Pemimpin memang harus pemimpin yang demikian yang memiliki intelektual yang bagus dan mampu memberikan bukti-bukti yang sahih atas segala bentuk argumen-argumen yang menyerang yang berlandaskan kepada Firman Allah.
Pemimpin yang baik juga adalah pemimpin yang di dalam tingkat inteleltualnya yang tinggi mampu memberikan nasihat-nasihat yang sederhana namun berkualitas, bahkan sekalipun pengikutnya tidak menghiraukannya, yang dikerjakannya haruslah tetap membinanya dan memberi masukan-masukan.

§  Memiliki Hati Misi
Seorang Pelayan Tuhan adalah seorang “diakonos” yaitu ia yang bertugas untuk melayani. Paulus sebelumnya tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah menganiaya Tuhan. Namun cahaya terang itu cukup untuk membutakan mata kebencian dalam hatinya untuk pengikut Kristus, dan membuka mata rohani untuk Tuhan.
Pemahaman Paulus akan Kristus membuat dia, memahami bahwa Kristuslah Tuhan. Di dalam surat Efesus selalu diulang bahwa Yesuslah adalah Tuhan. Terjemahan Tuhan dalam bahasa Yunani memakai istilah”Kurios”
Orang Yahudi menggunakan istilah Tuhan hanya kepada Pencipta atau dewa yang dianggap sebagai yang Tertinggi. Namun Paulus berani memakai istilah “Kurios” kepada Kristus bukan sebagai Tuan dalam arti biasa. Paulus benar-benar mengenal Kristus adalah Tuhan. “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu” (Efe. 2:2).  
Paulus memilik dasar yang kuat mengapa dia berani mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan (Kurios). pertama, karena Yesus benar-benar menaklukkan kematian, sehingga maut tidak berkuasa, membuktikan bahwa Dia benar-benar Mahakuasa. Kedua, Yesus adalah utusan Allah dari Surga yang menebus umatnya dari dosa, sehingga mereka direstorasi kepada hubungan yang baru yang sudah dilayakan untuk menerima janji Allah. Allah mengadopsi manusai menjadi anak-anakNya. Paulus memiliki hati misi supaya Orang Yahudi dan Orang Yunani dapat menerima dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.
Gereja-geraja sekarang sangat sibuk dengan persoalan kaya dan memperkaya diri. Tidak jarang kalau sering penyajian khotbah bermuara kepada berkat, kesehatan, kelimpahan, bisnis yang semakin maju dan berkembang dan sebagainya. Di sisi lain, dunia penginjilan semakin merosot hingga mencapai level-level tertentu. Gereja tidak lagi memiliki semangat Gereja awal yaitu Kisah Para Rasul, bagaimana Injil disebarluaskan kepada segala bangsa.
Kesibukan sudah beralih kepada kesibukan kepada hal-hal natural kebutuhan manusia, sandang pangan, dan mengabaikan bahwa manusia masih banyak yang belum menerima Injil Kristus. Gereja yang sehat adalah gereja yang visioner, yaitu gereja yang memiliki hati misi, di mana jiwa dimenangkan kepada Kristus.


§  Pantang Menyerah
Di dalam suratnya yang ke-2 kepada jemaat Korintus dia berkata 8Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 9kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 10Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.  11Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
Nyawa yang terancam baik di darat dan di laut, sudah menjadi makanan sehari-hari. Bahkan bahaya dari teman-teman sebangsanya turut menjadi kecemasan rasul Paulus. Tapi semua hal itu dilakukan hanya untuk menguatkan hati jemaat-jemaat yang sudah dilayaninya. Rasul Paulus tidak menyerah walau situasi yang mencekam dan menghimpit pikiran dan hati, bahkan nyawa yang hampir melayang. Paulus ternyata memiliki nilai “Pantang Menyerah”
Paulus memiliki semangat unlimited (tidak terbatas)
§      Fokus
Paulus adalah rasul yang memiliki banyak tulisan dan tulisannya mendominasi di dalam seluruh Alkitab khususnya Perjanjian Baru. Kendatipun demikian, bukan berarti Paulus ingin melakukan banyak hal, atau memiliki jabatan diluar kerasulannya. Walaupun Paulus menulis banyak surat, namun dia memiliki fokus yang cukup jelas, sehingga tidak bias.
Paulus memiliki perjalalanan misi yang sangat panjang, hingga ke Benua Eropa. Namun bukan berarti konsentrasi Paulus menjadi pecah dan tidak memusatkan pikiran kepada Visi. Dia berkata bahwa.
Di dalam Suratnya kepada jemaat Filipi dia berkata bahwa “hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan……” (Fil. 1:21-24). Paulus ternyata memiliki pemahaman bahwa kematian bukan sesuatu hal yang mengerikan dan menakutkan, bukan juga sesuatu hal yang kosong dan tanpa harapan. Dia sadar bahwa kematiannya tidak akan pernah sia-sia di dalam Kristus. Namun ada satu hal yang menarik dalam ayat ini yaitu : “memberi buah selama dia hidup”. Dia fokus terhadap apa yang dilakukannya.  Seringkali orang Kristen fokus terhadap apa yang akan terjadi setelah kematian, seringkali orang Kristen sudah terlalu senang dan berbahagia karena kematian mereka tidak berakhir dengan sia-sia.
Namun sikap ini tentu diperhadapkan kepada sikap tidak memberi yang terbaik selama hidup dan tidak memiliki fokus kepada Injil. Paulus sangat berbeda, yang dia banggakan bukanlah setelah kematiannya namun hidup yang harus dijalaninya bersama Kristus.
Paulus bukan orang yang gila harta, walaupun mengalami titik lemah dan kekurangan kebutuhan jasmani, sehingga dia memiliki pekerjaan sampingan sebagai “tent maker” Namun Pekerjaan sampingannya juga, untuk mencukupkan kebutuhan pelayanannya dan bukan menjadi beban dalam pelayanannya dan bagi jemaat yang dilayaninya. Pikirannya tidak pecah dan bercabang. Injil selalu menjadi fokus dalam hidupnya.
Pemimpin-pemimpin Kristen harusnya memiliki fokus atau spesifikasi dalam dunia pelayanan dan pekerjaan. Menjadi ahli dalam bidangnya adalah sesuatu yang unik dan menarik. Jika kita ahli dalam bidang masing-masing maka kita sedang fokus dengan apa yang menjadi bagian kita. Kita tidak terjebak terhadap banyaknya pekerjaan dan kesempatan-kesempatan yang ada, namun selektif terhadap kesempatan yang harus menjadi pilihan.

§  Pribadi yang Tegas terhadap Kebenaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia itu Tegas memiliki pengertian jelas, dan terang benar; nyata; tentu dan pasti, tandas. Sebelum percaya kepada Yesus, Paulus adalah pribadi sangat gigih dalam perjuangan untuk memusnahkan umat Tuhan. Ketika Paulus menjadi Kristen, dia mulai memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Paulus selalu terang-terangan dalam mengajar tentang Injil Kristus
Bagi Paulus tidak ada sesuatu yang perlu ditutupi demi kelancaran Injil dan supaya orang yang Yahudi dapat menerimanya.
Kis 13:35 “Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan” Inti berita Paulus adalah Kristus. Kristuslah yang mentransformasi pikiran Paulus sehingga orientasi pelayanannya jelas kepada Injil Kristus. Dia adalah seorang yang jelas dalam pesan Injil.
Paulus juga mengutuk orang-orang yang berusaha untuk menceritakan Injil yang lain.
2 Kor 11:1-4 bahwa Paulus sangat bersikeras untuk mempertahankan Injil yang benar, bahkan dia tidak memberi tempat kepada Injil lain selain Injil Kristus.

Dia pernah menegur Petrus yang adalag rasul Senior dan Pelayana Senior salah satu dari ke-12 murid Yesus. Namun Dia tetap meneggakkan kebenaran setinggi-tingginya, bahkan dia tidak memberi kesempatan kepada rekan pelayanannya untuk berlaku munafik yang tidak berdasarkan Injil (Gal. 2:11-14)
Semua itu dia lakukan demi Injil dan untuk Injil. Paulus adalah orang yang tegas terhadap kebenaran bukan pribadi yang kompromi akan hal-hal yang meruntuhkan Injil Kristus
Pelayan Tuhan harusnya memiliki karakter seperti ini.
Dunia dewasa ini sangat kentara dengan korupsi dan kurang tegas terhadap aturan-aturan ataupun norma-norma di manapun dia berada. Aturan sudah merupakan sesuatu yang dilanggar, bukan untuk ditaati.
Paulus menjadi model yang sangat solid dan sangat aplikatif, yaitu bahwa demi Injil, demi kebenaran dia tegas terhadap semua hal. Sikap tegas tidak memengaruhi sebagian aspek kehidupan Paulus. Sikap tegas hampir diseluruh sikap Paulus, terutama yang berkenaan dengan Injil. Paulus tidak memberi ruang di mana rekan-rekannya berlaku sombong dan licik, sehingga berbuat serong terhadap Injil.
Tegas bukan saja kepada terhadap yang benar, namun terhadap yang keliru dan yang menyesatkan. Sehingga ketegasan seseorang karena mempertahankan sesuatu yang benar dan menjunjung tinggi kebenaran itu.

Bersikap Optimis
Rasul Paulus sering bepergian untuk melakukan perjalanan pemberitaan Injil. Perjalanan misinya terbukti memperluas penyebaran Injil, dan bertambahnya jumlah orang percaya, yang menyebabkan kemajuan Injil. Dalam dunia konteks pelayanan Paulus, berbeda dengan konteks masa kini. Yerusalam adalah pusat kegiatan rohani untuk orang Yahudi dan bagi mereka yang beragama Yahudi
Sehingga Paulus tidak dengan mudah untuk bisa memberitakan Injil di daerahnya sendiri. Orang Yahudi yang tidak menerima ajaran Paulus bersikukuh untuk memburu Paulus habis-habisan, sehingga hasutan untuk memojokkan Paulus secara bertubi-tubi menerpanya (Kis. 1713).
Paulus juga pernah di lain waktu bahwa dalam perjalanan di atas lautan, kapal yang mengalami karam, sehingga diancam oleh badai dan hampir binasa, namun di tengah-tengah situasi itu pun, Paulus menyikapi dengan sangat optimis. Dia merasa bahwa Yesus yang memimpinnya hingga perjalanannya bahkan Yesus juga yang akan memimpinnya kepada setiap apa yang akan dilakukannya. Paulus percaya dan tahu pasti bahwa Allah sedang mengerjakan sesuatu yang luar biasa, dan Dia akan menepati janjiNya. Karena itu dia dengan optimis dan penuh semangat berujar: “aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku” (Kis. 27:25). Semangat dan optimisme dapat mengilhami para pengikut.

 Tidak Amnesia Sejarah Masa Lampau
Paulus adalah orang tidak melupakan sejarah. Bukan berarti Paulus adalah orang yang murtad dan kembali ke kehidupan yang dulu sebagai penganiaya jemaat, namun yang dimaksud dia tidak amnesia sejarah ialah, dia tetap ingat bahwa dulunya dia adalah orang berdosa yang bobrok yang mendapatkan kasih karunia Allah. Dia berkata bahwa hidup yang dihidupinya di dalam daging adalah hidup oleh percaya karena iman kepada Anak Allah yang telah mengasihinya (Gal. 2:20).
Dia juga menyaksikan panggilannya kepada orang-orang Yahudi bagaimana proses Allah menyelamatkan dia dan memanggil dia, sehingga dia berkata bahwa dia tidak akan pernah mengingkarinya (26:19).

Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang bisa menghargai orang-orang yang berjasa dalam kehidupannya, bukan sebaliknya mengingkari fakta-fakta yang ada di masa lalu. Pemimpin yang rendah hati akan senantiasa mengingat segala bentuk-bentuk “support” orang lain yang menjadikannya pemimpin hingga kini. Orang Kristen juga hendaknya tidak melupakan sejarah, bahka sombong dengan apa yang sudah diperoleh di masa kini, tanpa melihat bahwa masa lalu yang menghentarkan dia ke masa kini.
Pemimpin yang bijak akan memaknai masa lalu sebagai sejarah yang harus dihargai dengan tidak melupakannya begitu saja.

Visi Rasul Paulus
Visi rasul Paulus terbentang luas di dalam surat-suratnya. Hampir di seluruh surat-suratnya menggemakan visi yang mulia itu. di dalam Roma 1:1 “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah”  visi dari rasul Paulus ialah “Dipanggil untuk Memberitakan Injil bagi semua bangsa” . Di dalam Kisah Para Rasul kita melihat bahwa rasul Paulus sangat giat dan gigih di dalam memberitakan Injil kepada kalangan orang-orang Yahudi. “Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias”
Bagi Paulus Penderitaan yang sekarang dialaminya tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang. Baginya memberitakan Injil adalah sebuah keharusan. Dengan berani dia berkata bahwa “Celakah Aku jika aku tidak memberitakan Injil……” (1 Kor 9:16). Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang Yahudi maupun orang Yunani. Latarbelakangnya yang buruk menjadi kesaksian kepada semua orang Yahudi maupun orang Yunani bahwa hanya Kristus yang bisa mengubah hidupnya.
Visi yang membuat rasul Paulus tetap kokok ditengah terjangan musuh dari berbagai sudut. Nyawa yang selalu terancam tidak menggentarkan sedikitpun niat dan antusiasme untuk tetap pergi memberitakan Injil ke semua kalangan. Dia menyusun strategi-strategi hanya untuk memenangkan semua orang, semua kalangan, semua pihak dan semua suku dalam tiap-tiap daerah yang dijumpainya (1 Kor. 9 :20-23). Semua itu dia lakukan hanya karena “Injil”.  Bagi Paulus mengarungi bahaya sudah merupakan seni dalam pemberitaan Injilnya. Di satu sisi dia ingin memelihara jemaat supaya tetap bertumbuh dan tidak disesatkan oleh angin-angin pengajaran. Dia tidak menerima Injil yang lain masuk dalam hidup dan menyusup di dalam pelayanannya.

Tidak satupun surat yang visi rasul Paulus tidak tertuang di dalamnya. Paulus digerakkan oleh visi sehingga dia bisa berlari-lari ke depan dan meninggalkan apa yang dibelakangnya. Paulus menjadikan masalalu menjadi sejarah yang perlu diingat sehingga ketika pemberitaan Injil Kristus, masa lalu yang sudah ditransformasikan oleh Tuhan, menjadi kesaksian yang benar-benar memberkati banyak orang. 

0 Response to "“PAULUS DAN PANGGILANNYA” (PAUL AND HIS CALLING)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel