SATU IOTA ATAU SATU TITIK PUN TIDAK AKAN DITIADAKAN
"UCAPAN YESUS YANG SULIT"
Matius 5:17-20 (TB)
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Matthew 5:17-20 (NET)
“Do not think that I have come to abolish the law or the prophets. I have not come to abolish these things but to fulfill them. I tell you the truth, until heaven and earth pass away not the smallest letter or stroke of a letter will pass from the law until everything takes place. So anyone who breaks one of the least of these commands and teaches others to do so will be called least in the kingdom of heaven, but whoever obeys them and teaches others to do so will be called great in the kingdom of heaven. For I tell you, unless your righteousness goes beyond that of the experts in the law and the Pharisees, you will never enter the kingdom of heaven.
Hidup Kristen - Perkataan di atas dengan tegas merupakan pernyataan yang tidak kenal kompromi tentang keabsahan hukum Musa yang kekal. Bagian yang paling kecil pun tidak dihapuskan.. "jot”, (KJV) adalah huruf terkecil dari abjad Ibrani. ‘Iota’ (RSV) adalah huruf terkecil dari abjad Yunani.
‘Titik’ adalah tanda yang sangat kecil yang ditambahkan pada sebuah huruf, mungkin untuk membedakannya dengan huruf lain yang mirip, seperti dalam abjad kita ‘G’ dibedakan dari ‘C,’ atau "Q dari “O. ’
‘Titik’ adalah tanda yang sangat kecil yang ditambahkan pada sebuah huruf, mungkin untuk membedakannya dengan huruf lain yang mirip, seperti dalam abjad kita ‘G’ dibedakan dari ‘C,’ atau "Q dari “O. ’
Apakah yang keras dan sulit dari pernyataan yang tidak kenal kompromi ini? Bagi beberapa pembaca, kekerasan itu terletak dalam kesulitan untuk mengenali si pembicara sang Kristus yang menurut Paulus, “Adalah kegenapan Hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya” (Rm. 10:4).
Yang lain lagi tidak merasa sulit untuk menanggapi bahwa konsepsi Paulus mengenai Tuhan Yesus berbeda secara radikal dari apa yang dipaparkan dalam kitab-kitab Injil mengenai sifat dan aiaran-Nya.
Pandangan ini memang pernah diutarakan (sekarang tidak sesering seperti pada masa-masa yang lebih awal) bahwa Paulus dianggap sebagai orang yang memperlemah salah satu dari perintah-perintah ini yang paling kecil dan mengajarkan demikian orang lain.”
Pandangan ini memang pernah diutarakan (sekarang tidak sesering seperti pada masa-masa yang lebih awal) bahwa Paulus dianggap sebagai orang yang memperlemah salah satu dari perintah-perintah ini yang paling kecil dan mengajarkan demikian orang lain.”
Pernyataan seperti ini menandakan bahwa perkataan ini tidak berasal dari Tuhan Yesus, tetapi dari sekelompok orang di gereja purba yang tidak menyukai Paulus.
Bahkan tanpa mengacu pada kata-kata Paulus pun, banyak orang berpendapat bahwa kata-kata ini berasal dari sekelompok orang di gereja purba yang ingin mempertahankan wewenang Hukum Taurat atas orang-orang Kristen. Menurut Bultman, perkataan ini merekam sikap kolot masyarakat Palestina yang bertolak belakang dengan sikap orang Hellenis.
Bahkan tanpa mengacu pada kata-kata Paulus pun, banyak orang berpendapat bahwa kata-kata ini berasal dari sekelompok orang di gereja purba yang ingin mempertahankan wewenang Hukum Taurat atas orang-orang Kristen. Menurut Bultman, perkataan ini merekam sikap kolot masyarakat Palestina yang bertolak belakang dengan sikap orang Hellenis.
Mungkin ada beberapa kumpulan dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang telah beredar sebelum kitab-kitab Injil diterbitkan secara benar. Dan salah satunya, yang lebih disukai oleh orang-orang Yahudi Kristen yang kolot, rupa-rupanya dipakai oleh Matius bersama-sama dengan perkataan-perkataan lainnya.
Kumpulan-kumpulan dari perkataan-perkataan semacam ini bisa dibuat sesuai dengan pandangan orang yang menghimpunnya-perkataan-perkataan yang kelihatannya
Kumpulan-kumpulan dari perkataan-perkataan semacam ini bisa dibuat sesuai dengan pandangan orang yang menghimpunnya-perkataan-perkataan yang kelihatannya
Yang lain lagi tidak merasa sulit untuk menanggapi bahwa konsepsi Paulus mengenai Tuhan Yesus berbeda secara radikal dari apa yang dipaparkan dalam kitab-kitab Injil mengenai sifat dan aiaran-Nya.
Menurut Bultman, perkataan ini merekam sikap kolot masyarakat Palestina yang bertolak belakang dengan sikap orang Hellenis.
Mungkin ada beberapa kumpulan dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang telah beredar sebelum kitab-kitab Injil diterbitkan secara benar. Dan salah satunya, yang lebih disukai oleh orang-orang Yahudi Kristen yang kolot, rupa-rupanya dipakai oleh Matius bersama-sama dengan perkataan-perkataan lainnya.
Kumpulan-kumpulan dari perkataan-perkataan semacam ini bisa dibuat sesuai dengan pandangan orang yang menghimpunnya-perkataan-perkataan yang kelihatannya menunjang pandangan itu akan disertakan, sedang perkataan-perka yang kelihatannya berlawanan tidak akan disertakan.
Ajaran Tuhan Yesus lebih beragam daripada yang bisa diungkapkan oleh bagian manapun dari kumpulan perkataan-perkataan-Nya. Dengan tidak mengkhususk diri pada kumpulan yang mana pun, maka Matius memberikan gambaran lengkap dari ajaran Tuhan Yesus.
Perkataan seperti yang baru di kutip ini mempunyai tiga latar belakang kehidupan yang berurut-urutan Latar belakang kehidupan dalam pelayanan Tuhan Yesus yang bersifa sejarah, latar belakang dalam kumpulan perkataan Tuhan Yesus yan terbatas, dan latar belakang dalam Injil Matius.
Yang langsung berhubungan dengan kita hanyalah yang mempunyai latar belakang dala Injil Matius (selain dari ketiga latar belakang ini tentunya bisa didapatka latar belakang kehidupan lain yang timbul kemudian sesuai denga perkembang-an sejarah gereja dan tafsiran.
Pernyataan yang berbunyi “Aku datang untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya telah dipakai, misalnya, untuk memperkenalkan Injil sebagai kegenap»
Pernyataan yang berbunyi “Aku datang untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya telah dipakai, misalnya, untuk memperkenalkan Injil sebagai kegenap»
Hinduisme, tetapi penggunaan semacam ini tidak ada hubunganny dengan maksud Tuhan Yesus atau Matius).
Ada sedikit pengecualian di dalam pendapat bahwa hanya di dala latar belakang dalam Injil Matius perkataan ini langsung berhubunga dengan kita. Di dalam Lukas 16: 16-17 (antara perumpamaan bendahar yang tidak jujur dan kisah orang kaya dan Lazarus; lihat hal. 1 1 8) Tuhan Yesus berkata, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada Zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya serta berebut memasukinya. Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada satu titik dari Hukum Taurat batal.” Kalimat kedua dari dua kalimat ini paralel (tetapi tidak identik) dengan Matius 5:18, yaitu perkataan mengenai iota dan titik.
Kumpulan perkataan yang dianggap telah dihimpun oleh orangorang Kristen yang berpikir lebih legalistis, dan yang sangat mungkin dipakai oleh Matius sebagai salah satu sumber tulisan-tulisannya, sering disebut sebagai perkataan M (karena hanya terdapat di dalam Injil Matius).
Kumpulan lain yang lebih luas juga sangat mungkin dipakai baik oleh Matius dan Lukas disebut sebagai perkataan Q. Jadi, kemungkinan susunan perkataan mengenai ‘iota dan titik’ yang terdapat dalam Matius 5 : 18 adalah susunan M, sedangkan yang terdapat dalam Lukas 16: 17 adalah susunan D. T. W. Manson adalah salah seorang ahli yang percaya bahwa ini memang demikian, dan ia menganjurkan agar pembaca-pembacanva memikirkan dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama ialah bahwa susunan perkataan dari Lukas lebih mendekati yang asli dan bahwa susunan di dalam Matius “adalah perbaikan dari Lukas supaya bisa cocok dengan ajaran para rabi.’ Kemungkinan lain, yang mcngikuti kemungkinan yang pertama, ialah bahwa “perkataan ini dalam bentuk aslinya bukan menyatakan keabadian Hukum Taurat tetapi kekolotan yang tak bisa dibengkokkan dari ahli-ahli Taurat,” bahwa maksud perkataan ini bukan sebagai "Ajaran sehat para nabi tetapi ironi yang pahit.”
Boleh dikatakan bahwa Tuhan Yesus berkata kepada ahliahli Taurat, “Dunia akan sampai kepada kesudahannya sebelum engkau meninggalkan bagian yang paling kecil dari penafsiran Hukum Taurat menurut adat istiadat nenek moyangmu.”
Jelaslah bahwa Tuhan Yesus tidak menerima penafsiran Hukum Taurat menurut adat istiadat nenek moyang. Memang Ia mendakwa ahli-ahli Taurat, para pelajar dan pengajar yang diakui dari Hukum Taurat, dengan mengatakan, “Kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu” (begitu kita baca dalam Mat. 15:3 dalam sebuah kutipan berdasarkan Mrk. 7:9).
Ia mengatakan bahwa dengan aplikasi mereka dari Hukum Taurat, mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkan di atas bahu orang (Mat. 23:4); berlawanan dengan ayat ini, Ia mengundang: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku . . . sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban. Ku pun ringan” (Mrk. 11:29-3 0).
Tetapi dengan mengatakan ini Tuhan Yesus tidak memper-lemah tuntutan-tuntutan Hukum Allah; Ia juga tidak merekomendasikan standar kebenaran yang lebih rendah daripada yang dituntut oleh “ahli… ahli Taurat dan orang-orang Farisi.” Sebaliknya, Ia menekankan bahwa izin memasuki Kerajaan Surga bersyaratkan kebenaran, melebihi kebenaran para ahli Taurat dan orang Farisi.
Pernyataan yang terakhir ini, terdapat dalam Matius 5:20, merupakan kata pembukaan dari pasalpasal berikutnya, yang berisi pernyataan Tuhan Yesus. mengenai apa artinya taat kepada hukum yang la berikan dalam serentetan perkataan keras, yang akan kita pelajari satu per satu. Tetapi untuk kesempatan ini kita bisa menyebutkan dua prinsip dalam menafsirkan dan mengaplikasikan Hukum Taurat.
Pertama, Ia menyatakan bahwa cara yang benar untuk menaati hukum yang mana pun juga ialah dengan memenuhi tujuan untuk apa hukum itu diberikan. Ia mengatakan ini sehubungan dengan hukum pernikahan (lihat hal. 15) ; Ia mengatakan ini sehubungan dengan hukum hari Sabat.
Pada hari Sabat, menurut hukum yang keempat, “Jangan engkau melakukan sesuatu pekerjaan.” Menurut pandangan para pemelihara Hukum Taurat, perintah ini mengharuskan kita dengan teliti membuat definisi tentang apa yang dimaksud dengan “pekerjaan,” sehingga orang bisa tahu dengan jelas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari itu.
Keadaan bisa mengubah beberapa kasus, misalnya tindakan penyembuhan diperbolehkan kalau itu menyangkut hidup atau mati, tetapi bila pengobatan bisa ditunda sampai keesokan hari tanpa mem' bahayakan pasien, maka itu lebih baik.
Tepatnya dalam hal seperti inilah Tuhan Yesus berkonfrontasi berulang-ulang dengan para ahli Taurat dan antek-anteknya, kriteria Tuhan Yesus dalam memenuhi hukum ini ialah dengan menanyakan untuk apakah hari Sabat itu ditetapkan. Hari itu ditetapkan, kata Tuhan, adalah untuk memberikan istirahat dan kelegaan bagi umat manusia-mereka tidak dicipta demi hari Sabat, tetapi hari
Sabat diberikan demi kebaikan mereka (lihat hal. 15). Karena itu, setiap tindakan yang membuat mereka lebih santai dan lega, lebih memajukan keadaan mereka secara umum diperbolehkan pada hari Sabat.
Hal itu bukan saja diperbolehkan pada hari Sabat-hari Sabat adalah hari yang paling cocok untuk melakukannya, karena perbuatan itu begitu mendukung secara istimewa tujuan Allah dalam menetapkan hari Sabat'. Kita melihat bahwa Tuhan Yesus menyembuhkan orang dengan memilih hari Sabat, karena perbuatan semacam ini meninggalkan hari Sabat.
Ia tidak melanggar hukum yang keempat, tetapi ia menafsirkannya secara berbeda dari penafsiran yang sedang berlaku. Apakah prinsip penafsiran-Nya “mengungguli kebenaran ahli-ahli Taurat dan'orangorang Farisi?” Mungkin demikian.
Ada beberapa orang yang merasa lebih gampang mempunyai satu set peraturan-peraturan-bila muncul masalah secara praktis, ia bisa berpaling pada peraturan-peraturan itu dan ia tahu apa yang harus dila-kukan.
Tetapi bila mereka harus memutuskan perbuatan mana yang paling memenuhi tujuan hukum itu, maka mereka harus memutar otak, dan pemutaran otak semacam ini yang melibatkan tanggung jawab pribadi, merupakan sesuatu yang sulit bagi mereka.
Kedua, Tuhan Yesus menyatakan bahwa ketaatan atau ketidaktaatan pada Hukum Taurat dimulai dari dalam hati manusia. Tidak cukup untuk menyesuaikan perbuatan dan perkataan yang di luar dengan apa yang dikehendaki oleh Hukum Taurat; pertama-tama kehidupan yang di dalam harus diselaraskan dengan Hukum Taurat.
Maka salah seorang pemazmur dari PL menyatakan perasaannya demikian: “Aku akan melakukan kehendak-Mu ya Allahku; Taurat-Mu adadi dalam dadaku” (Mzm. 40:9). Mazmur ini tidak dikutip oleh Tuhan Yesus dalam kitabkitab Injil, tetapi di bagian lain dalam PB bahasa yang dipakai menunjuk pada Dia (lbr. 10:7,9).
Memang kata-kata yang dipakai sangat jelas menyatakan sikap Tuhan Yesus sendiri dan sikap yang Ia nasehatkan kepada pendengar-pendengar-Nya. Jika pikiran dan kemauan ditekadkan untuk melakukan kehendak Allah, maka perkataan dan perbuatan tidak akan menyimpang daripadanya.
Di samping itu, jika ini yang terjadi, maka akan ada penekanan pa aspck-aspek batiniah dan rohaniah dari etika dan agama daripada aSpek aspek lahiriah dan duniawi. Pemikiran bahwa suatu tuntutan agam; bisa lebih diprioritaskan daripada kewajiban seseorang kepada orang tuanya adalah salah satu yang ditentang Tuhan Yesus (bdk. Markus 7:10-13).
Pemikiran semacam ini disetujui oleh beberapa penafsir hukum* Taurat pada waktu itu, tetapi dalam hal ini orang Yahudi secara umum setuju dengan ajaran Tuhan Yesus. Sekali lagi Tuhan sangat tidak meng. indahkan detail-detail dan upacara penyucian atau aturan-aturan makan karena hal ini tidak mempunyai bobot etis.
Markus bahkan mengataj kan, bahwa dengan pernyataan-pernyataan-Nya mengenai perkarai ' Ia menyatakan semua makanan halal (Mrk. 7: 19). Matius tidak menua liskan apa yang dikatakan Markus ini, tetapi ia menuliskan pernyataan. pernyataan Tuhan Yesus yang diinterpretasikan sedemikian oleh Markus (Matius 15 :17-20).
Tetapi bukanlah upacara-upacara mencuci tangan dan aturan tentang makanan termasuk dalam iota-iota dan titik-titik dari Hukum Taurat? Tidakkah mereka termasuk paling tidak dalam “Perintah Hukum Taurat yang paling kecil? Mungkin begitu, tetapi di mata Tuhan Yesus “keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan' jauh lebih penting lagi (Matius 23:23).
Dan bagaimana dengan upacara-upacara korban? Mereka jelas termasuk dalam Hukum Taurat, tetapi sikap Tuhan Yesus terhadap hal-hal semacam itu dimantapkan dalam kutipan-Nya dari seorang nabi besar PL: “Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan” (Hosea 6:6).
Hanyalah Matius sendiri, di antara keempat penginjil, yang mencatat bahwa Tuhan Yesus mengutip kata-kata ini, dan ia mencatat bahwa Tuhan Yesus menggunakan kata-kata itu dua kali (Matius 9:13; 12:7). Hukum Taurat digenapi lebih secara etis daripada secara upacara.
Tuhan Yesus meneguhkan penekanan dan nabi-nabi besar ketepatan dalam pelaksa' naan upacara-upacara agama itu sia-sia belaka kalau seseorang lalai “Berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di "hadapan Allah" (Mikha 6:8). Yang penting adalah manusia, bukan hal-hal yang tidak bernyawa.
Di samping itu, jika ini yang terjadi, maka akan ada penekanan pa aspck-aspek batiniah dan rohaniah dari etika dan agama daripada aspek aspek lahiriah dan duniawi.
Pemikiran bahwa suatu tuntutan agam; bisa lebih diprioritaskan daripada kewajiban seseorang kepada orang tuanya adalah salah satu yang ditentang Tuhan Yesus (bdk. Markus 7:10-13).
Pemikiran semacam ini disetujui oleh beberapa penafsir hukum* Taurat pada waktu itu, tetapi dalam hal ini orang Yahudi secara umum setuju dengan ajaran Tuhan Yesus.
Sekali lagi Tuhan sangat tidak meng. indahkan detail-detail dan upacara penyucian atau aturan-aturan makan karena hal ini tidak mempunyai bobot etis. Markus bahkan mengataj kan, bahwa dengan pernyataan-pernyataan-Nya mengenai perkarai ' Ia menyatakan semua makanan halal (Markus 7: 19).
Matius tidak menuliskan apa yang dikatakan Markus ini, tetapi ia menuliskan pernyataan. pernyataan Tuhan Yesus yang diinterpretasikan sedemikian oleh Markus (Matius 15 :17-20).
Tetapi bukanlah upacara-upacara mencuci tangan dan aturan tentang makanan termasuk dalam iota-iota dan titik-titik dari Hukum Taurat? Tidakkah mereka termasuk paling tidak dalam “Perintah Hukum Taurat yang paling kecil? Mungkin begitu, tetapi di mata Tuhan Yesus “keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan' jauh lebih penting lagi (Mat. 23:23).
Dan bagaimana dengan upacara-upacara korban? Mereka jelas termasuk dalam Hukum Taurat, tetapi sikap Tuhan Yesus terhadap hal-hal semacam itu dimantapkan dalam kutipan-Nya dari seorang nabi besar PL: “Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan” (Hosea 6:6).
Hanyalah Matius sendiri, di antara keempat penginjil, yang mencatat bahwa Tuhan Yesus mengutip kata-kata ini, dan ia mencatat bahwa Tuhan Yesus menggunakan kata-kata itu dua kali (Matius 9:13; 12:7).
Hukum Taurat digenapi lebih secara etis daripada secara upacara. Tuhan Yesus meneguhkan penekanan dan nabi-nabi besar ketepatan dalam pelaksa' naan upacara-upacara agama itu sia-sia belaka kalau seseorang lalai “Berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah (Mikha 6:8).
Yang penting adalah manusia, bukan hal-hal yang tidak bernyawa.
Yang penting adalah manusia, bukan hal-hal yang tidak bernyawa.
Bagi Tuhan Yesus, Hukum Taurat adalah pernyataan dari kehendak Allah, kehendak Allah itu kekal dan tidak bisa diubah. Tuhan Yesus datang bukan untuk mengubah kehendak Allah; Ia menggenapinya.
Standar ketaatan kepada kehendak Allah yang Ia berikan, lewat teladan dan ajaran-Nya, lebih tepat daripada standar yang diberikan lewat hukum yang tertulis. Ia menekankan bahwa kehendak Allah harus dilakukan dari hati.
Standar ketaatan kepada kehendak Allah yang Ia berikan, lewat teladan dan ajaran-Nya, lebih tepat daripada standar yang diberikan lewat hukum yang tertulis. Ia menekankan bahwa kehendak Allah harus dilakukan dari hati.
Tetapi, dengan menekankan hal ini, ia menyediakan jalan di mana melakukan kehendak Allah dan hati bukan merupakan anganangan yang tidak bisa dilakukan.
Jika Paulus diikutsertakan untuk menafsirkan ajaran Tuhan Yesus ini, maka rasul yang menyatakan bahwa pria dan wanita dibenarkan di hadapan Allah karena iman kepada Tuhan Yesus dan bukan karena melakukan Hukum Taurat juga menyatakan bahwa barangsiapa yang beriman kepada Tuhan Yesus menerima Roh Kudus sehingga “Tuntutan Hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh’ (Roma 8:4). Injil menuntut lebih banyak daripada Hukum Taurat, tetapi Injil memberikan kuasa untuk melakukannya.
Sumber:
Ucapan YesuY Yang Aulit, SAAT. 26-33
Thanks for picking out the time to discuss this, I feel great about it and love studying more on this topic. It is extremely helpful for me. Thanks for such a valuable help again. Is iota a good investment 2019?
ReplyDelete