YANG TUA LEBIH BAIK
"UCAPAN YESUS YANG SULIT"
Lukas 5:39 (TB)
Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Luke 5:39 (NET)
No one after drinking old wine wants the new, for he says, ‘The old is good enough.’”
Lukas 5:39 (TOBA)
Jala naung somal manginum tuak anggur naung leleng, ndang dipangido na imbaru, ai ninna do: Lambok do naung leleng i.
Luke 5:39 (NKJV)
And no one, having drunk old wine, immediately desires new; for he says, 'The old is better.' "
Hidup Kristen - Menurut tulisan kuno ayat ini berbunyi “Yang tua itu baik" dan “Yang tua itu lebih baik,” mengartikan bahwa anggur tua lebih baik dari pada anggur baru.
Ini bukanlah perkataan yang keras namun lebih menjurus ke masalah salah pengertian ayat.
Ayat ini sering diperlakukan sebagai otoritas Yesus dan yang dapat diaplikasikan ke dalam berbagai situasi yang secara meluas di mana yang tua merasa ditekan oleh yang baru menurut versi Alkitab yang kuno, cara berbakti yang lama, metode penginjilan yang kuno, dengan ringkasnya segala sesuatu diartikan secara populer dengan istilah tradisional “agama masa dulu.’
Namun Yesus mengutip perkataan ini; Dia bukan bermaksud mengesahkannya. Perkataan ini disimpan oleh Lukas, yang kemudian membubuhkannya ke dalam versinya yaitu katakata Yesus mengenai anggur baru dan kantong anggur yang tua.
Dalam perkataan-Nya, yang terambil dari Markus 2:22, Yesus membandingkan pemberitaannya mengenai kerajaan Allah dengan anggur baru, yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kantong anggur yang tua yang sudah kehilangan daya elastisnya.
Kantong anggur yang tua adalah peraturan. peraturan dan bentuk-bentuk agama tradisional, yang terancam, seperti banyak keagamaan pikirkan, dengan pengajaran Yesus yang revolusioner.
Jika, perkataan yang Lukas bubuhkan, anggur baru sama artinya dengan pemberitaan Yesus tentang Kerajaan-Nya, maka mereka yang mengatakan “Yang tua itu baik” atau “Yang tua lebih baik” hendak menyatakan pilihan mereka terhadap cara yang lama, yang sudah terbentuk dan dikenal.
Pengajaran baru adalah mengganggu; memaksa orang untuk berpikir, meninjau kembali permikiran dan sikap-sikap mereka. Para agamawan lebih cenderung berpikir konservatif, mencurigai pembaharuan.
Teman-teman Ayub juga berpikiran demikian-hikmat yang mereka hayati menunjukkan kebiasaan zaman purbakala, karenanya argumen Ayub mengacaukannya, “Apakah yang kau ketahui, yang tidak kami ketahui? . . . Di antara kami juga ada orang yang berubah dan yang lanjut umurnya, yang lebih tua umurnya daripada ayahmu” (Ayb. 15 :9-10).
Yesus menemukan banyak perlawanan untuk penerimaan berita-Nya, bukan dari pihak yang bermusuhan tetapi dari orang-orang saleh dan yang bermaksud baik. Hal ini muncul hanya karena keterikatan dengan cara dan pemikiran yang lama.
Mereka punya banyak pengalaman, mengapa mereka harus berubah? Ini merupakan respons yang sangat wajar, dan yang tidak dapat disesali seluruhnya-ini bisa merupakan pengalaman melawan tendensi untuk mengikuti sesuatu yang baru hanya karena itu baru menikmati kesenangan baru karena kesenangan baru.
Tetapi, ketika Allah melakukan sesuatu yang baru atau menanamkan suatu wahyu baru, seperti yang Dia lakukan di dalam pelayanan Yesus maka naluri kecenderungan untuk mempertahankan yang lama merupav kan hambatan bagi pengembangan maksud-Nya.
Sebagai puncaknya, pertanyaan bagi pengajaran ini bukanlah ‘Apakah itu lama?’ atau “Apakah itu baru?” namun “Apakah itu benar?” Anggur tua mempunyai kebaik' annya sendiri, demikian juga dengan anggur baru.
Mungkin ada penafsiran pribadi, tetapi tak Ada ruang bagi dogma yang mengatakan, "tidak Ada anggur yang cocok untuk diminum sampai itu tua.
"Yang tua itu baik" atau "yang tua itu lebih baik," adalah jauh dari pemikiran Yesus, dapat menyatakan suatu sikap yang Dia sesalkan karena Hal itu menghambat pelebaran Kerajaan Allah.
Sumber:
Ucapan Yesus Yang Aulit, SAAT, Hal. 23-25
0 Response to "YANG TUA LEBIH BAIK"
Post a Comment