"DIBERKATILAH KIRANYA ABRAM OLEH ALLAH YANG MAHATINGGI"
UCAPAN SULIT
DALAM PERJANJIAN LAMA
“DIBERKATILAH KIRANYA ABRAM OLEH ALLAH YANG
MAHATINGGI” 9
Kejadian
18-19
“Melkisedek,
raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu
ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi”
Aspek yang menantang dari perkataan yang
sulit ini adalah bahwa orang yang membuat pernyataan itu adalah seorang Kanaan.
Lagipula, ia disebut sebagai seorang "imam
Allah Yang Mahatinggi". Sebagai tambahan atas jabatannya sebagai imam,
ia juga digambarkan sebagai raja Salem, yang nampaknya merupakan suatu
referensi atas kependekan nama dari Yerusalermyang pada masa itu diduduki oleh
bangsa Kanaan.
Orang kafir ini, yang tentang dirinya kita
tak memiliki informasi Iebih lanjut, baik dalam bacaan tersebut maupun di
bagian lain, kini melangkah ke depan untuk menyambut Abram.
Ia membawa roti
dan anggur untuk Abram saat ia tampil ke luar menjumpai Abram ketika ia kembali
dari suatu kemenangan yang menakjubkan diiringi 318 hambanya atas empat raja
Mesopotamia.
Dengan melakukan hal ini, raja-imam ini menyampaikan
penghormatannya kepada Abram, sekalipun ia mengakui bahwa apa yang telah
dicapai tersebut hanya bisa terwujud karena pertolongan Allah Yang Mahatinggi.
Ini merupakan suatu titik balik peristiwa
yang paling mengherankan, sebab dari dunia kafir bangsa Kanaan muncul satu
orang yang bukan saja memiliki kepercayaan yang sama dan menyembah Allah yang
sama dengan Abram yang berbangsa Semit melainkan juga mengumumkan berkat atas
patriakh yang sudah diberkati Allah.
Abram juga menerima kehormatan sebagai
imam dari raja imam Kanaan ini dengan pemberian persepuluhan.
Situasi ini sangat mirip dengan yang
dialami oleh Yitro dalam Keluaran 18.
Ia juga adalah seorang imam yang menyembah Allah yang sama dengan yang disembah
oleh Musa, namun ia juga bangsa lain dari Midian (Keluaran 2:16; 3:1; 18:12).
Terbukti, Allah juga memanggil suatu
umat demi nama-Nya sendiri dari antara kaum kafir walaupun bacaan tersebut
jarang berhenti sejenak menelusuri rencana janji Allah melalui bangsa Ibrani
untuk merefleksikan fenomena ini.
Jadi siapakah Melkisedek ini ? Apakah ia
merupakan penampakan diri Kristus pada masa lampau sebelum kedatangan-Nya, atau
sebagaimana yang kaum teolog menamakan untuk peristiwa jenis ini, sebagai
Kristofani?
Atau apakah ia seorang tipe Kristus, sebab Mazmur 110:4 dan Ibrani
6:20-7:21 menghubungkan keimamatan Kristus bukan dengan Harun, dan garis
keimamatan Lewi yang terkenal dalam Israel, melainkan dengan Melkisedek?
Penampakan diri Melkisedek yang tiba-tiba
dan hampir-hampir misterius merupakan ciri yang membuat dia memiliki kualitas
yang tak dibatasi waktu dan yang unik.
Bisa jadi ada sedikit keraguan bahwa
bacaan tersebut memperlakukan dirinya seakan-akan ia merupakan tokoh historis
sejati yang menyentuh kehidupan patriarkh dalam Kitab Suci pada saat yang
sangat tepat dalam pelayanannya kepada Allah.
Namun Melkisedek juga memiliki suatu aspek
tipologi pada karakternya, bukan dalam semua aspek kepribadian dan karakternya,
namun yang paling jelas dalam kenyataan bahwa kita tak tahu sama sekali tentang
orangtuanya maupun usianya.
Kenyataan ini membuat dirinya terpisah dari semua
imam lain yang kita kenal dalam penceritaan Alkitab. Maka penulis Surat Ibrani
menghubungkan Melkisedek dengan Yesus demikian: "Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak
berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan
Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya" (Ibrani 7:3).
Tentu saja apa yang dimaksudkan adalah
bahwa catatan Alkitab tidak menyebutkan orangtua Melkisedek, nenek moyangnya,
kelahiran atau kematiannya. Dalam pengertian tersebut. ia berbeda dengan siapa
saja yang ditemukan dalam penceritaan Alkitab.
Kenyataan ini secara unik
membuat dirinya cocok menjadi tipe Kristus. Itu sebabnya, ia berfungsi sebagai
suatu lambang kekekalan ,Keimamatannya yang unik memberikan suatu gambaran
atas keimamatan Yesus Kristus yang kekal dan universal.
Hal ini memberikan penjelasan bagaimana
Sang Mesias bisa datang dari garis perjanjian Abram dan akhirnya dari suku
Yehuda dan bisa juga menjadi imam sekaligus nabi dan raja.
Mesias tak bisa
datang dari dua suku sekaligus baik Yehud a (sebagai raja) maupun dari Lewi
(sebagai imam). Namun ia mengatasi dilema ini dengan menjadi imam "bukan berdasarkan peraturan-peraturan
manusia [yaitu tuntutan sah yang berkenaan denan keturunan secara jasmani],
tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa" (Ibrani 7:16).
Satu lagi hal yang perlu diperhatikan:
Abram memberikan persepuluhan kepada raja-imam ini; bukan sebaliknya. "Segala sesuatu" yang darinya Abram
berikan persepuluhannya merupakan hasil jarahan Abram dalam pertempuran.
Ini
merupakan tanggapan Abram atas disampaikannya roti dan anggur oleh Melkisedek
dan berkat yang Melkisedek telah sampaikan, yaitu suatu berkat yang sewajarnya
datang dari orang yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah kedudukannya.
Cukup mengherankan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh penulis Surat Ibrani (Ibrani 7:10), dalam pengertian ini
Lewi menyampaikan persepuluhan dan mengakui keimamatan yang akan menggantikan
garisnya sendiri bahkan sebelum ia lahir, sebab "Lewi masih ada dalam
tubuh nenek moyangnya" tatkala Abram menyampaikan persepuluhan kepada
Melkisedek.
Sumber
:
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian
Lama” Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR
SAAT, 2015, halaman 31-35
0 Response to ""DIBERKATILAH KIRANYA ABRAM OLEH ALLAH YANG MAHATINGGI""
Post a Comment