LOH HUKUM ALLAH YANG DITULISI OLEH JARI ALLAH





UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 19

“LOH HUKUM ALLAH YANG DITULISI OLEH JARI ALLAH”



Keluaran 31:18

“Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.”


Para pembaca Perjanjian Baru tahu bahwa "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:24). Namun argumentasi yang sama tentang Roh untuk Allah ada dalam Perjanjian Lama: "Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan Allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa" (Yes. 31:3). Jelas bahwa Allah dan roh adalah konsep-konsep keseimbangan dalam puisi Ibrani yang disebut sinanimus paralelisme. 

Jadi, bagaimana Musa bisa menggambarkan Allah memiliki jari untuk menulis pada kedua loh batu itu? Karena Allah tidak berwujud dalam pengertian bahwa Ia memiliki bentuk jasmani (Yes. 31:3; Yoh. 4:24) maka segala rujukan pada bagian-bagian tubuh seperti jari adalah apa yang kita sebut sebagai antropomorfisme, yaitu tentang pribadi ilahi yang dikisahkan dengan tulisan dan bahasa manusia

"Jari Allah" juga merupakan gaya bahasa yang dikenal sebagai sinekdot , di mana satu bagian dari pribadi ilahi dipakai untuk menunjukkan aspek yang lebih luas dari kepribadian atau sifat-sifatnya. 

Dalam hal ini kuasa Allah diterangkan dengan jari-Nya. Itu sebabnya, para ahli sihir mengundurkan diri sesudah tulah ketiga, dengan mengatakan, "Inilah tangan Allah (atau dari suatu dewa)" (Kel. 8:19)

Jadi jelas, melalui penggunaan kata "tangan/jari-jari" mereka memaksudkan bahwa mereka telah dikalahkan oleh suatu kuasa supranatural yang sedang berkarya, bukan oleh semacam sulap atau tipuan murahan.

Ada yang berargumentasi, berdasarkan kesejajaran Mesir yang belum terbukti, seperti bab 153 dalam Book of the Dead bangsa Mesir, bahwa tangan Allah secara harfiah menunjuk pada tongkat Harun. 

Teori ini, yang juga mengandaikan adanya perbedaan formal antara bentuk tunggal dan jamak untuk istilah "Jari Allah", secara nyata didukung. ltu sebabnya, pernyataan dari para ahli sihir Mesir itu menganggap kuasa yang baru saja mereka lihat dalam tulah ketiga itu disebabkan oleh Allah.

Kuasa Allah dilambangkan lagi sebagai "buatan jari-Mu (Allah)" dalam mencipta dunia, menurut pemazmur (Maz. 8:4). Lebih lanjut, dengan "kuasa Allah" yang sama itulah Yesus menyatakan telah mengusir setan dari banyak orang dalam Lukas 11 :20. Maka kita boleh yakin, bahwa istilah "jari Allah" menunjukkan kuasa-Nya.


Penggunaan ungkapan ini dalam kaitan dengan penulisan Sepuluh Firman pada kedua loh batu adalah yang paling menarik, sebab sekalipun kita tidak percaya bahwa Alkitab itu didikte secara mekanis, hanya bagian ini menunjukkan dengan pasti bahwa inilah satu bagian yang jelas berbeda banyak dengan bagian-bagian lain dalam Kitab Suci yang juga diilhamkan. Ini pasti berarti bahwa bagian ini muncul dengan cara tertentu melalui pengaruh kuasa Allah secara langsung. 

Mungkin pemahaman tulisan dari "Jari Allah" ini kita harus membayangkan sesuatu yang mirip tulisan tangan pada dinding dalam pesta Belsyazar di Babel dalam Kitab Daniel 5:5. Ada yang menyamakannya dengan sambaran petir yang mengukir kedua loh batu itu dengan kuasa supranatural.

Yang jelas adalah bahwa tak seorang pun yang tahu metodenya secara pasti, namun yang kita tahu adalah itu merupakan hasil dari kuasa Allah secara langsung seperti mujizat-mujizat Yesus atau penciptaan-Nya atas dunia Bagian dari hukum ini yang dikenal sebagai "Dua Loh Kesaksian" merupakan akibat langsung campur tangan Allah, yang paling jelas digambarkan sebagai "jari Allah".


Sumber :
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 68-70

0 Response to "LOH HUKUM ALLAH YANG DITULISI OLEH JARI ALLAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel