UCAPAN PAULUS YANG SULIT - SEGALA SESUATU DEMI KEBAIKAN
UCAPAN PAULUS YANG SULIT (6)
SEGALA SESUATU DEMI KEBAIKAN
Roma
8:28
“Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Hidup Kristen - Kesenjangan yang jelas antara
pengakuan iman iman yang dalam dan pengalaman kita sebagai manusia membuat Roma 8:28 menjadi salah satu ucapan
Paulus yang sulit.
Karena bagaimana mungkin kita dapat melihat tangan Allah bekerja melalui terbunuhnya seorang anak kecil oleh pengemudi yang mabuk? Bagaimana tujuan Allah yang penuh cinta kasih diungkapkan dalam penderitaan seorang korban kanker pad a minggu-minggu terakhirnya?
Karena bagaimana mungkin kita dapat melihat tangan Allah bekerja melalui terbunuhnya seorang anak kecil oleh pengemudi yang mabuk? Bagaimana tujuan Allah yang penuh cinta kasih diungkapkan dalam penderitaan seorang korban kanker pad a minggu-minggu terakhirnya?
Kebaikan apa yang dapat
kita lihat dalam pembantaian jemaat Kristen oleh para gerilya? Segala macam
pengalaman dan peristiwa ini tampaknya bertentangan dengan penegasan Paulus.
Karena itu penting sekali kita memahami apa yang sebenarnya dikatakan Paulus dan bagaimana ia berdasarkan pengalamannya sendiri dapat mengatakan hal ini.
Karena itu penting sekali kita memahami apa yang sebenarnya dikatakan Paulus dan bagaimana ia berdasarkan pengalamannya sendiri dapat mengatakan hal ini.
Terlepas dari hal-hal lain yang
mungkin dikatakan mengenai teks ini, jelas bahwa konteks pasal 8 mengungkapkan
iman dan keyakinan Paulus yang dalam terhadap tujuan Allah yang penuh kasih.
Kita harus ingat bahwa pengakuan ini bukanlah hasil dari rasionalisasi atau
uraian teologi yang abstrak.
Pengakuan ini juga bukan kata-kata yang muncul
dari bibir seseorang yang hidupnya berjalan dalam ketenangan, tidak terganggu
oleh tekanan dan ketegangan, kepedihan dan kekacauan, pergolakan dan tragedi
yang sedikit banyak dialami oleh sebagian besar umat manusia.
Tidak, kata-kata yang penuh
keyakinan dan pengharapan ini ditulis oleh seseorang yang berdasarkan
kesaksiannya sendiri dalam surat sebelumnya "menanggung beban yang sangat
berat" dan "putus asa" (II
Korintus 1:8); ia "ditindas dalam segala hal" dan "habis
akal", "dianiaya" dan "dihempaskan" (II Korintus 4:8-9); ia mengalami
"dera", "penjara", "kesukaran" dan "puasa/
kelaparan" (II Korintus 6:4-5).
Tampak jelas dari hidup dan pengalaman Paulus bahwa dalam Roma 8:28 tidak tertulis "teori belaka", melainkan
pengakuan iman yang mendalam yang muncul dari pengalaman yang sepintas lalu
nampaknya tidak mendukung pengakuan itu .
Jika demikian,
"kebaikan" manakah yang dikerjakan oleh Allah? Saya yakin kita hanya
dapat mengungkapkan hal ini jika kita melihat seluruh konteks bacaan dengan serius.
Dalam Roma pasal 8 ayat 1 sampai 18, Paulus menunjukkan bahwa orang Kristen adalah mereka yang ada "di dalam Kristus" (Roma 8:1), yang hidupnya ditentukan dan diberi kuasa oleh Roh Kudus Kristus yang diam di dalamnya (Roma 8:9-11).
Dalam Roma pasal 8 ayat 1 sampai 18, Paulus menunjukkan bahwa orang Kristen adalah mereka yang ada "di dalam Kristus" (Roma 8:1), yang hidupnya ditentukan dan diberi kuasa oleh Roh Kudus Kristus yang diam di dalamnya (Roma 8:9-11).
Atas dasar realitas ini, kita adalah "anak-anak
Allah" dan "ahli waris Kristus" (Roma 8: 16-17). Karena itu kita tidak lagi terikat pada
"hukum dosa dan hukum maut" (Roma
8:2).
Tetapi bebas dari realitas dosa
dan kematian yang mengikat kita tidak berarti bahwa kita dapat menjalani
kehidupan kita tanpa dipengaruhi oleh keberadaan dosa dan maut yang
terus-menerus di dunia ini.
Dan realitas yang mendua inilah, yaitu "kemerdekaan" dan "pengalaman dosa dan maut yang terus menerus" yang dibicarakan Paulus dalam bagian kedua pasal 8.
Dan realitas yang mendua inilah, yaitu "kemerdekaan" dan "pengalaman dosa dan maut yang terus menerus" yang dibicarakan Paulus dalam bagian kedua pasal 8.
Paulus menyimpulkan uraiannya
tentang "hidup di dalam Kristus" atau "hidup di dalam Roh
Kudus" dengan menegaskan dalam ayat
17 bahwa kehidupan yang baru ini dijalani dalam ketegangan antara
penderitaan yang sekarang dan kemuliaan yang akan datang.
Dengan kata lain, kemerdekaan dari ikatan dosa dan maut tidak berarti ketiadaan realitas dosa dan maut atau ketiadaan pengalaman realitas ini pada masa sekarang.
Dengan kata lain, kemerdekaan dari ikatan dosa dan maut tidak berarti ketiadaan realitas dosa dan maut atau ketiadaan pengalaman realitas ini pada masa sekarang.
Realitas "damai dengan
Allah" dan "pembenaran" yang ada sekarang (Roma 5:1) baru merupakan hal pertama dari tindakan penebusan
Allah yang penuh kemurahan di dalam Kristus.
Masih banyak lagi yang akan
datang. Dimensi "belum terjadi" sudah diantisipasi dalam Roma 5: di balik pengalaman sekarang
ini yaitu "damai dengan Allah," ada "pengharapan akan menerima
kemuliaan Allah" (Roma 5:2) dan
pengharapan untuk "diselamatkan oleh hidup anak-Nya" dalam penghakiman terakhir (Roma 5:9-10).
Aspek "belum terjadi" dari tujuan penebusan Allah ini dibahas lagi
dalam pasal 8. Dalam Roma 8:11 Paulus menunjukkan
kebangkitan 'tubuh yang fana," yang dalam ayat 17 disebutnya sebagai "kemuliaan" kita. Kemudian
dalam ayat 18 ia melanjutkan dengan
menunjukkan bahwa "penderitaan jaman sekarang ini" perlu ditempatkan
dalam prospektif yang benar sesuai dengan "kemuliaan yang akan
dinyatakan."
Dalam ayat 18 sampai 25, pengalaman-pengalaman kita yang nampaknya
"tidak baik" sama sekali, ditempatkan dalam konteks keseluruhan
penciptaan Allah, yang "dengan sangat rindu menantikan" (ayat 19) dan yang sekarang ini
"ditaklukkan kepada kesia-siaan" (ayat
20) dan berada dalam "perbudakan kebinasaan" (ayat 21).
Ini adatah ciptaan yang mengeluh dan
merasa sakit bersalin" (ayat 22).
Dan sama seperti seluruh makluk "akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (ayat 21), demikian juga kita
dapat menantikan "pembebasan tubuh kita" (ayat 23).
Sikap yang benar dalam
menjalani hidup antara penebusan pertama ini dan hari penghakiman adalah
pengharapan dan ketekunan (ayat 24-25).
Keadaan kita sekarang "Lemah", kata Paulus (ayat 26). Jika tidak, ketekunan dan pengharapan itu tidak akan
perlu. Namun di tengah-tengah kelemahan inilah Roh Allah hadir dan bekerja (ayat 26-27).
Ayat 28, dan
paragraf-paragraf berikutnya, harus dilihat dalam konteks tujuan penebusan
Allah seperti diuraikan di atas. Dalam segala hal dalam penderitaan, keluhan,
pengharapan, dan penantian kita; dalam"penindasan, atau kesesakan, atau
penganiayaan, atau kelaparan, atau ketelanjangan, atau bahaya, atau
pedang" (Roma 8:35) dalam segala sesuatu Allah sedang
bekerja "untuk mendatangkan kebaikan" (Roma 8:28 ).
"Kebaikan" itu adalah realisasi final dan
lengkap dari kasih Allah terhadap ciptaan-Nya, yang diwujudkan dalam Kristus,
tidak sesuatu pun dapat memisahkan kita daripada-Nya (Roma 8:39). "Dalam semuanya itu,"Paulus merasa yakin, kita" lebih daripada orang-orang yang menang" (Roma 8:37).
Bukan atas dasar usaha kita, bukan atas dasar iman yang buta, juga bukan atas dasar kepasrahan, melainkan "oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37) dan memanggil kita "sesuai dengan rencanaNya" (Roma 8:28 ). Tujuan yang baik dan penuh kasih itu terpenuhi ketika seluruh ciptaan, termasuk tubuh kita, dibebaskan dari ikatan maut.
Bukan atas dasar usaha kita, bukan atas dasar iman yang buta, juga bukan atas dasar kepasrahan, melainkan "oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37) dan memanggil kita "sesuai dengan rencanaNya" (Roma 8:28 ). Tujuan yang baik dan penuh kasih itu terpenuhi ketika seluruh ciptaan, termasuk tubuh kita, dibebaskan dari ikatan maut.
Sebelum tindakan final dalam
pekerjaan penebusan Allah ini, kasih Allah di dalam Kristuslah yang menopang
kita, memberi kita kuasa bahkan di tengah-tengah pengalaman dosa dan maut
'untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya" (Roma 8:29).
Allah
bekerja dalam segala sesuatu ke arah tujuan yang baik itu. Tetapi hanya
"orang-orang yang mengasihi-Nya" mengetahuinya, karena mereka adalah
partisipan "bersama-Nya" di dalam pelaksanaan tujuan tersebut.
Sumber :
Manfred T. Brauch, Ucapan Paulus yang Sulit, SAAT Malang
2019, hal. 42-46
0 Response to "UCAPAN PAULUS YANG SULIT - SEGALA SESUATU DEMI KEBAIKAN"
Post a Comment