UCAPAN PAULUS YANG SULIT - HAMBA DOSA



UCAPAN PAULUS YANG SULIT (5)



HAMBA DOSA


Roma 7: 14, 19

7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.



Hidup Kristen - Sepintas, apa yang kita baca dalam teks ini adalah pengakuan yang terus-terang mengenai perpecahan yang mendasar dl dalam diri penulis, perpecahan batin yang menimbulkan kelemahan semata-mata, Kata-kata final Paulus mengenai kondisi ini terdapat dalam Roma 7:24, "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan Aku dari tubuh maut ini?"

Jika bacaan ini dan ayat-ayat di sekitarnya dalam bab tujuh merupakan gambaran mengenai kehidupan Kristen, maka ini sangat bertentangan dengan sukacita, kebebasan dan hid up baru yang digambarkan Paulus mengenai kehidupan Kristen dalam bab 5,6, dan 8. 

Sesungguhnya, akan tampak bahwa "berita Injil" yang baik yang diungkapkan dengan penuh kegembiraan dalam Roma 5:1 dan 5:11, telah menjadi "berita buruk." Karena bagaimanakah Paulus dapat mengatakan dalam Roma 6:6, bahwa "manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa," dan kemudian dalam Roma 7:25 melanjutkan dengan perkataan "dengan tubuh insani-Ku Aku melayani hukum dosa"?

Namun, di balik kesulitan ini, pemahaman yang paling umum dari teks ini adalah bahwa di sini Paulus sedang berbicara tentang ketegangan batin antara jiwa yang lebih tinggi dan lebih rendah dari orang Kristen. 





Beberapa orang bahkan telah menggunakan teks ini sebagai latar belakang Alkitab untuk tindakan yang tidak Kristen, sebagai penolakan tanggung jawab keKristenan.


Sama seperti sebelumnya, kita perlu memahami konteks langsung dan konteks yang lebih luas jika kita ingin memahami kata-kata Paulus dengan benar. Jika kita melakukannya, kita akan sulit mempertahankan pemahaman teks secara biasa.

Pembahasan Paulus mengenai pembenaran atas dasar pekerjaan Allah di dalam Kristus (Roma 1-6) menunjukkan bahwa manusia secara utuh diperdamaikan dengan Allah tubuh, jiwa, dan roh. 

Pembenaran tidak menciptakan inti moral atau rohani baru di dalam diri kita yang kemudian harus bertempur habis-habisan dengan yang lainnya, yaitu, "naluri kita yang lebih dasar', "daging" kita dengan gairah dan keinginannya.

Gagasan di atas didasarkan pada salah pemahaman tentang beberapa kata yang digunakan Paulus dan didengarkannya tujuan Paulus secara tidak memadai, yang terungkap dalam struktur argumentasi dalam bab 7.



Kata yang menyulitkan dalam Roma 7:5-25 adalah kata daging, yang digunakan beberapa kali dalam kaitan dengan kekuasaan dosa dan maut (ayat 5, 18, 25). Kontras antara "daging" dan "aku'' dengan kemauannya yang lebih tinggi itulah yang menjadi latar belakang dari pandangan bahwa Roma 7 berbicara tentang diri yang terpecah di mana terjadi peperangan yang terus-menerus.

Ketika Paulus berbicara tentang "hidup di dalam daging" melalui tulisan-tulisannya, ia tidak berbicara tentang hakikat jasmani atau gairah dan keinginan jasmani kita, melainkan tentang cara hidup, orientasi hidup, hidup yang dilalant terpisah dan tujuan Allah bagi kita. 

Kepada orang Efesus dikatakan bahwa mereka telah diberi hidup, dan dibebaskan dan "keinginan-keinginan daging," yang kemudian lanjutkan dengan mendefinisikan "keinginan-keinginan daging sebagai "kehendak daging dan pikiran" (Efesus 2:1-3). 

Ini kemudian mendefinisikan penggunaan refigius dari istilah daging, yang bagi Paulus mencakup sesuatu yang dalam pemikiran Yunani dipahami sebaqai bagian manusia yang tertinggi, yaitu pikiran.

Penggunaan serupa dari kata daging didapatkan dalam Roma 8. Dalam menggambarkan kontras antara dua cara hidup. Paulus menyatakan satu cara sebagai "hidup menurut daging "memikirkan hal-hal yang dari daging," "hidup dalam daging (Roma 8:5-8). 

Kemudian ia berkata, "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging." Jelas, kata daging di sini tidak digunakan dengan konotasi fisik atau biologis. Sebaliknya, penggunaan kata daging secara religius memungkinkan Paulus untuk mengatakan bahwa ada waktu "kita masih hidup di dalam daging" (Roma 7:5) ,dengan mengakui sepenuhnya bahwa orang Kristen tetap menjadi mahkluk jasmani.

Karena itu, ketika Paulus membandingkan cara hidup "daging" dan "roh", ia tidak berbicara mengenai dua bagian yang berbeda dari tubuh secara utuh, melainkan dua onentasti hidup yang mungkin dari seluruh tubuh itu, Dalam kontras antara aku dan "daging" (Roma 7:18), "aku" menggambarkan seluruh tubuh selama hal tersebut mengokohkan kebaikan dan kehendak Allah seperti diungkapkan dalam Hukum Taurat; "daging" menggambarkan seluruh tubuh yang tidak berdaya, dtkuasal oleh dosa, dan tidak berhubungan dengan Allah.


Selain pertimbangan tentang terminologi Paulus ini, struktur argumentasi mendukung pendapat bahwa Roma 7:7-25 bukanlah gambaran tentang "hidup di dalam Kristus." Dalam Roma 7:5 dan 7:6, Paulus mengontraskan kehidupan yang lama ("waktu kita masih hidup di dalam daging") dengan kehidupan yang baru ("tetapi sekarang"). 

Ayat-ayat ini berfungsi sebagai kalimat-kalimat topik untuk ayat-ayat selanjutnya : Ayat 7-25 memberikan penafsiran dari pasal 7:5, sedangkan pasal 8 menafsirkan Roma 7:6. Yang pertama menggambarkan keadaan yang lama/kematian; yang terakhir menggambarkan keadaan yang baru/kehidupan.

Marilah kita secara singkat menelusuri argumentasi dalam Roma 7:7-25. Karena Hukum Taurat mengungkapkan keadaan kita yang berdosa (Roma 7:5). apakah itu berarti Hukum Taurat itu dosa (7:7)?. Sekali-kali tidak! karena Hukum Taurat itu kudus dan rohani, benar dan baik (7:7-14). Kita berada dalam perbudakan dosa karena kita "bersifat daging" (7:14 ingat diskusi kita di atas tentang istilah ini). 

Sekarang Paulus melanjutkan dalam ayat 15 sampai 24 apa artinya "bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa." Ini berarti kita gagal melaksanakan kehendak Allah, walaupun kita mengakui kebaikan hukum Allah, dan ingin menjalani kehidupan kita sesuai dengannya (ayat 15-16). D





kita sangat diperbudak oleh dosa, sehingga kita sesungguhnya dapat berbicara tentang sebuah kehidupan di mana "aku", yang mengakui Hukum Allah, tidak terkendali (ayat 17-23). Akibat dari perbudakan semacam ini adalah "celaka" (ayat 24). 

Tetapi sekarang ada jalan yang baru: Melalui Yesus Kristus Tuhan kita, kita dibebaskan dari kondisi yang penuh keputusasaan ini, di mana walaupun kita melayani Hukum Allah dengan pikiran kita, kehidupan kita yang nyata "bersifat daging" dan dikuasai oleh dosa (ayat 25). Pada ayat berikutnya (8:1). Paulus mulai menggambarkan hidup yang-baru ini dalam Kristus, hidup yang baru dalam Roh.


Yang telah diuraikan Paulus kepada kita dalam ayat-ayat pasal 7 ini adalah gambaran mengenai kesia-siaan hidup yang dijalani di luar hukum, walaupun hukum itu adalah Hukum Allah. Jelas, pertemuan Paulus dengan Kristus di jalan Damaskus menyebabkan ia melihat kehidupannya yang dulu "di bawah Hukum Taurat" sebagai ikatan dipandang dari sudut baru yang menguntungkan ini. 

Sekarang, ia menginginkan para pembacanya di Roma, dan juga kita, untuk memahami bahwa agama yang legalistik akan membawa kepada kematian. Hanya kasih karunia Allah yang dinyatakan dan diwujudkan dalam Yesus membebaskan kita dari perbudakan dosa untuk mengalami "kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Roma 8:21).


0 Response to "UCAPAN PAULUS YANG SULIT - HAMBA DOSA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel