UCAPAN PAULUS YANG SULIT - ALLAH TELAH MENGURUNG SEMUA ORANG DALAM KETIDAKTAATAN
UCAPAN PAULUS YANG SULIT (10)
“ALLAH TELAH MENGURUNG SEMUA ORANG DALAM KETIDAKTAATAN”
Roma 11:32
Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan,
supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Hidup Kristen - Jika Allah telah mengurung semua orang
dalam ketidaktaatan (atau, seperti diterjemahkan oleh Alkitab versi RSV,
"menyerahkan semua orang pada ketidaktaatan"), di mana letak tanggung
jawab manusia? Bagaimana Allah dapat menuntut tanggung jawab atas ketidaktaatan
kita jika Allah sendiri yang menyebabkan ketidaktaatan itu?
Teks ini tampaknya menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan
orang Yahudi maupun orang kafir (Roma 11
:30-31) dalam pengertian tertentu merupakan aktivitas Allah supaya
kemurahan hati-Nya dapat ditunjukkan. Sebuah analogi akan menjelaskan
"kesulitan" teks ini.
Untuk menunjukkan sitat kepahlawanan saya, saya mendorong orang
yang tidak dapat berenang ke arus yang deras. Ketika ia hampir tenggelam, saya
melompat ke dalamnya dan menyelamatkannya. Apakah pendapat tentang cara Allah
semacam ini merupakan pemahaman yang benar terhadap kata-kata Paulus di atas?
Jawaban
terhadap masalah ini sangat tergantung pada pengertian kata Yunani yang
diterjemahkan "mengurung semua orang dalam ketidaktaatan," dan juga
pemahaman kita mengenai pandangan Paulus secara umum terhadap kaitan Allah
dengan dosa atau ketidaktaatan manusia.
Bahwa
kata bahasa Yunani yang digunakan oleh Paulus memiliki sederetan arti dan
nuansa jelas dari daftar sampel yang representatif berikut ini dalam versi
bahasa Inggris:
NIV:
telah mengurung dalam ketidaktaatan
ASV
: telah menutup diri dalam ketidaktaatan
KJV
: telah menutup diri dalam ketidakpercayaan
NEB:
membuat semua orang tawanan dalam ketidaktaatan
Berkeley
: mengurung di bawah kuasa ketidaktaatan
Jerusalem
: memenjarakan dalam ketidaktaatan mereka sendiri
TEV
: membuat menjadi tawanan terhadap ketidaktaatan
Kata
bahasa Yunani yang tercermin dalam terjemahan-terjemahan ini adalah synkleio. Dalam kamus standar bahasa
Yunani-Inggris tulisan Bauer/Arndt/Gingrich,
diberikan arti hurufiah maupun kiasan. Arti hurufiah dari kata kerja ini adalah
"menutup," "mengurung," "memagari."
Pengertian
terse but jelas terdapat dalam Lukas 5:6,
di mana sejumlah besar ikan "terjaring" dalam jala. Arti kiasannya
adalah "membatasi, memenjarakan," dan digambarkan dalam Roma 11:32.
Kemungkinan
arti teks ini dengan demikian adalah sebagai berikut, "Ia telah memenjarakan mereka semua dalam ketidaktaatan, yaitu memaksa
mereka agar tidak taat atau menyerahkan mereka kepada ketidaktaatan."
Nada
"MeMaksa" oleh Allah dengan kuat dicerminkan dalam terjemahan Alkitab
versi TEV, ASV, NEB. Alternatif pengertiannya yaitu ,"menyerahkan
mereka," tercermin dalam terjemahan Alkitab Jerusalem.
Dalam
Perjanjian Baru, terlepas dari penggunaannya secara hurufiah dalam Lukas 5:6 dan teks kita, synkleio hanya
digunakan dalam satu teks Paulus lainnya, yaitu Galatia 3:22-23. Di sini Paulus menegaskan bahwa Kitab Suci telah
mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa" (Galatia 3:22). Ikatan terhadap dosa ini sejalan dengan pernyataan
dalam ayat 23 bahwa "kita
berada di bawah pengawalan Hukum Taurat."
Arti
kata synkleio dalam teks ini jelas
adalah kurungan (atau pembatasan, Alkitab versi RSV). Tetapi Allah tidak
dianggap menentukan ikatan tersebut secara langsung. Arti dari ayat 22 tampaknya adalah bahwa Kitab
Suci menunjukkan berdasarkan sejarah ketidaktaatan manusia sejak Kejatuhan Adam
bahwa segala sesuatu berada di bawah cengkeraman dosa.
Pernyataan
'berada di bawah pengawalan Hukum Taurat' dalam ayat 23 harus ditafsirkan berdasarkan ayat 24- 25, di mana fungsi Hukum Taurat diungkapkan dalam bentuk
yang sangat positif: Hukum Taurat adalah penuntun bagi klta, yang memimpin kita
kepada Kristus.
Hal
yang ditegaskan dengan penggunaan kata synkleio
dalam bacaan ini adalah realitas ikatan terhadap dosa atau ketidaktaatan,
seperti dinyatakan dalam 12:32.
Tetapi tidak ada kemungkinan Allah menjadi penentu ketidaktaatan manusia.
Pertolongan
untuk memahami arti kata-kata Paulus ini bisa didapatkan dalam Perjanjian Lama
dan juga dalam Roma 1. Kitab Suci
bahasa Ibrani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani berabad-abad sebelum
kedatangan Yesus, dan Paulus sering menggunakan terjemahan ini jika ia mengutip
atau mengacu kepada kitab-kitab bahasa Ibrani tersebut.
Kata
bahasa Ibrani sagar, yang berarti
"melepaskan," "menyerah," "menyerahkan," dalam
Perjanjian Lama bahasa Yunani diterjemahkan menjadi dua kata yang berbeda.
Dalam Mazmur 31:8 dan 78:50 para
penerjemah menggunakan kata synkleio.
Dalam Mazmur 78:48 dan Ulangan 32:30, kata bahasa Ibrani yang
sama ini digambarkan dengan bahasa Yunani paradidomi.
Jelas
dari contoh ini dan banyak contoh lainnya yang bisa diberikan bahwa bagi para
penerjemah Yunani, kedua kata Yunani di atas merupakan kata yang sama atau sinonim
dengan bahasa Ibraninya yaitu sagar. Theological
Dictionary of the New Testament (Kamus Teologi Perjanjian Baru) tulisan
Kittel menyatakan bahwa synkleio,
terjemahan dari sagar, berarti "melepaskan,""menyerahkan",
dan kata ini sepadan dengan paradidomi.
Kata
kedua inilah yang digunakan oleh Paulus dalam Roma 1 :24,26,28. Dalam Roma
1: 18-32, dan juga Roma 11 :32,
Paulus menekankan betapa dalam dan meresapnya dosa manusia. Asal mulanya adalah
penolakan manusia untuk mengakui Allah sebagai Allah (Roma 1: 18-23).
Kemudian
Paulus melanjutkan dengan menunjukkan bahwa dalam konteks penolakan Allah ini,
kehidupan manusia bertambah buruk dan bobrok (Roma 1:24-32). Gambaran dosa manusia ini disertai tiga kali
pengulangan "karena itu Allah menyerahkan mereka kepada" (Alkitab
versi RSV "membuang mereka").
Jelas
artinya adalah Allah mengijinkan ciptaan-Nya sendiri untuk tenggelam dalam
ketidaktaatannya. la tidak memaksakan ketaatan mereka, dan juga tidak
menentukan ketidaktaatan mereka.
Dengan
pandangan ini, sekarang kita dapat kembali kepada teks kita yaitu Roma 11 :23. Digunakannya kata synkleio oleh Paulus paling tepat
dipahami sesuai dengan penggunaan kata tersebut dalam Perjanjian Lama bahasa
Yunani, yang jika diterjemahkan dari bahasa Ibraninya sagar berarti
"melepaskan, menyerahkan."
Seperti
telah kita lihat, pengertian ini ditegaskan melalui penggunaan kata yang
paralel dalam Roma 1 :24-28. Jadi
arti 12:32 ini akan menjadi,
"Allah telah menyerahkan semua orang kepada ketidaktaatan mereka."
Jadi
apa yang kita lihat di sini adalah ungkapan kehendak Allah yang mengijinkan.
Dengan mengijinkan ciptaan-Nya untuk tenggelam di dalam doanya, Allah telah
melakukan tindakan yang mengakibatkan keterikatan mereka kepada ketidaktaatan.
Ikatan itulah yang meniadi sasaran kasih karunia Allah yang membebaskan.
Sumber:
Manfred T. Brauch, Ucapan Paulus yang Sulit, SAAT
Malang 2019, hal. 70-74
0 Response to "UCAPAN PAULUS YANG SULIT - ALLAH TELAH MENGURUNG SEMUA ORANG DALAM KETIDAKTAATAN"
Post a Comment