IA MENGUBAH HATI MEREKA UNTUK MEMBENCI UMAT-NYA??



“DIUBAH-NYA (IA MENGUBAH) HATI MEREKA UNTUK MEMBENCI UMAT-NYA”


Mazmur 105:23-25

Demikianlah Israel datang ke Mesir, dan Yakub tinggal sebagai orang asing di tanah Ham. TUHAN membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat dari pada para lawannya; diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.

Sekali lagi kita berurusan dengan bagian yang kelihatannya menjadikan Allah sebagai pemrakarsa kejahatan, dalam hal ini kekejaman rakyat Mesir terhadap para budak Ibrani. Ada yang mencoba menghaluskan ketegasan ungkapan ini dengan menukar la mengubah menjadi bentuk pasif, hati mereka diubah.

Namun, bacaan tersebut tidak mendukungnya. Kesulitan-kesulitan yang serupa muncul dalam Keluaran 9:12, Yesaya 6:9-10, Markus 4:12, Yohanes 12:39-40 dan Roma 11:8, (Lihat pembahasan kita tentang Keluaran 9:12 mengenai Allah mengeraskan hati Firaun.)

Perkataan yang sulit di hadapan kita ini merupakan satu contoh lilin yang di dalamnya kita harus membedakan antara kehendak Allah yang mengizinkan dengan kehendak-Nya yang bersifat perintah berhubung dengan kejahatan.

Bagian ketiga (ay. 24-36) dalam Mazmur 105 berpusat pada pengendalian Tuhan atas peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Bahkan tindakan kebencian, dan rancangan licik dari seorang Firaun yang bermaksud menghabisi umat Allah, berada di bawah kendali Tuhan Israel.

Sama seperti tindakan pengkhianatan Yudas-terhadap Tuhan kita adalah bagian dari "cawan yang Allah Bapa telah berikan [kepada Kristus]," demikian pula pengkhianatan Firaun terhadap Israel sebenarnya tak kurang dari bagian rencana dan pengawasan keseluruhan dari Allah yang hidup.

Allah bukan pemrakarsa langsung dari segala sesuatu yang Ia izinkan atau perbolehkan untuk memuliakan nama-Nya. Memang terjadi bahwa para penulis Perjanjian Lama tidak merasa perlu membedakan antara penyebab utama dengan penyebab sekunder. Bagi mereka segalanya diatur dan dirancang oleh Allah.

Bahkan dosa sendiri tidak muncul tanpa terkontrol; dosa juga diawasi Allah. Kesalahan dan tanggung jawab atas dosa, bagaimana pun, ditanggung oleh mereka yang telah berdosa.



Jadi, dalam pengertian inilah Allah mengeraskan hati Firaun, menaruh roh dusta dalam mulut para nabi palsu, melakukan yang jahat atas suatu kota demikian pula yang baik, dan yang serupa dengan itu.

Karena orang-orang khusus dari Perjanjian Lama melihat jari Allah bahkan dalam rincian terkecil dari kehidupan, dan merasa puas dalam pengenalan tertentu bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, kita tak bisa mengharapkan mereka untuk membedakan dengan tajam antara suatu tindakan yang dipandang sebagai konsekuensi dengan tindakan yang sama yang dipandang sebagai akhir dari tindakan lain.

Karena Allah memegang kuasa tertinggi dan bahkan sanggup untuk membuat murka seorang manusia memuji nama-Nya, kebencian Firaun atas umat Allah boleh dikatakan berasal dari-Nya.

Namun dalam pengertian bahwa tindakan-tindakan ini juga berdosa dan patut dihukum, para pelaku yang sesungguhnya dari kebencian dan persekongkolan tak lain adalah Firaun dan bangsa Mesir sendiri.


Sumber :

“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 168-169



0 Response to "IA MENGUBAH HATI MEREKA UNTUK MEMBENCI UMAT-NYA??"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel