Allah Itu Bagaikan Dokter Bedah, Dia Melukai Dan Membalut Luka-Luka Kita


Image : freepik.com


Seorang Ayah menghajar anaknya yang masih berusia 6 tahun, hingga dia menangis sekencang-kencangnya.

Ayahnya melakukan hal itu lantaran seminggu sebelumnya, ada seorang anak yang meninggal karena ditabrak kereta, tepatnya di belakang rumah mereka.

Ayahnya dan warga sekitar, sudah memperingati para orang tua, supaya anak-anak, tidak bermain-main di sekitar rel, karena hal tersebut, sangatlah berbahaya.

Melihat anaknya yang masih bermain di seputaran rel kereta, membuat ayahnya naik pitam hingga memukul paha anaknya hingga merah.

Ayahnya melakukan itu, supaya anaknya belajar apa itu kondisi yang berbahaya dan menakutkan, hingga bisa mengancam nyawa.

Ayahnya berkata, “nak, papa terpaksa memukul kamu, bukan karena papa benci, tapi papa gak mua kehilanganmu, seperti kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu”.

Terkadang sebagai orang Kristen, kita merasa bahwa apa yang kita lakukan sudah benar di mata kita, namun belum tentu benar di mata Allah.

Alkitab mencatat bahwa “Allah menghajar orang yang dikasihiNya” (Ibrani 12:6).

Orang Kristen bisa saja bertindak menurut apa yang mereka pandang baik, namun sebenarnya hal tersebut tidaklah baik menurut Allah.

Manusia hanya bisa melihat apa yang di depan mata mereka. Manusia tidak bisa melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata.

Manusia terkadang menduga dan mengambil kesimpulan sendiri, namun hasilnya belum tentu baik.

Allah akan menghajar kita, karena Dia menganggap kita sebagai anak-anakNya. Dia mengasihi kita, sehingga Dia akan mendisiplin kita, supaya kita kembali ke jalan yang benar.

Jika Allah melihat kita keras kepala, berjalan semaunya dan bertindak sesuka hati, Allah bisa bertindak menurut caraNya.

Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, yang berkali-kali dihajar oleh Allah. Allah melakukan hal demikian, karena mereka adalah umatNya.

Seorang Ayah tidak akan mendidik anak orang lain, kendatipun mereka nakal dan perilaku mereka jahat. Seorang Ayah hanya akan mendidik anaknya.

Tuhan pun melakukan hal yang sama, Dia mengasihi kita, karena Dia akan menghajar kita, tatkala kita berusah mengeraskan hati.

Memang hati kita bisa terluka dan menderita ketika Allah mendisiplin kita. Bukankah obat yang justru mujarab adalah obat yang pahit?

Disiplin dari Allah mungkin tidak mengenakkan bagi kita, namun itu menyehatkan kita.

Dia melukai, namun Dia juga yang membalut luka-luka kita. Allah bagaikan seorang dokter bedah, yang membawah pisau yang tajam, untuk menyayat kulit kita.

Dia mengoperasi kita, supaya kita disembuhkan dan ditolong olehNya.

Percayalah bahwa didikan Tuhan itu untuk kebaikan kita dan untuk keselamatan kita.

Jika saat ini anda sedang menerima hal itu, itulah bukti bahwa Dia sayang dan mencintai kita anak-anakNya.

Ayub 5:18 mencatat, “Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tanganNya menyembuhkan pula.” Amin. Tuhan memberkati.


0 Response to "Allah Itu Bagaikan Dokter Bedah, Dia Melukai Dan Membalut Luka-Luka Kita"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel