Berjalan Tanpa Penyertaan Tuhan, Adalah Sebuah Malapetaka Besar Bagi Kita


Image: perspectivesoftroy.com


Seorang ayah marah besar terhadap anak bungsunya yang berusia 12 tahun. Ibunya melarang dia untuk bermain game online untuk kesekian kalinya.

Anaknya tidak terima, kalau ibunya melarang dan mematikan komputer dengan paksa karena dia sedang bermain dengan seru.

Anaknya marah dan membentak ibunya, lalu pergi keluar rumah. Ayahnya yang sedang berada di ruang kerjanya, sontak kaget mendengar suara anaknya yang sedang berteriak.

Ayahnya menghampiri istrinya yang sedang menangis duduk di atas sofa. Sekembalinya anak tersebut dari luar, ayahnya memanggil dia dan berbicara empat mata.

Ayahnya berkata, “nak, kamu boleh marah dan memaki papa, papa akan terima. Namun jangan pernah sesekali marah terhadap ibumu dan membuat dia menangis, ibumu pernah hampir kehilangan nyawa sewaktu melahirkan kamu”.

Anaknya tidak bisa berkata apa-apa, sewaktu mendengarkan apa yang ayahnya sampaikan.

Ayahnya berkata pula, “papa tidak bisa hidup tanpa mamamu, papa pasti akan sangat kesusahan dan tak mampu”.

Tahukah anda bahwa satu kali, Allah pernah mengancam orang Israel karena dosa yang mereka perbuat.

Allah mengancam umatNya dengan tidak berjalan bersama-sama dengan mereka (Keluaran 33:1-4).

Alasan Allah berbuat demikian yaitu, karena umatNya telah menyeleweng. Mereka tega membuat patung lembu emas dan berubah setia terhadapNya (Keluaran 32:1-6).

Musa benar-benar sangat menyadari perbedaan orang yagn disertai oleh Tuhan dan tidak. Dia tahu bahwa oleh karena penyertaan Tuhanlah mereka bisa keluar dari perbudakan di tanah Mesir.

Musa pun tahu bahwa oleh karena tangan Tuhan yang kuat pula, mereka bisa menyeberangi laut Teberau dan lolos dari ancaman kejaran tentara Firaun.

Musa sangat tahu betul, bagaimana ia dan bangsa Israel telah dijaga, diliindungi dan dituntun oleh Tuhan.

Musa tidak tahan akan ancaman yang menegerikan tersebut, dan merasa tak mampu berjalan bila Tuhan tidak beserta dengan mereka (Keluaran 33:15).
Bagaimana dengan anda? Apakah anda berani dan mampu berjalan sendiri tanpa penyertaan Tuhan dalam hidupmu?

Kita sangat tahu betul, akan seperti apakah hidup kita tanpa penyertaan Tuhan, sebab kita tahu juga, saat Tuhan berserta dan menjaga kita.

Musa merasa tak kuasa, jika harus menjalani hidup dan berdiri sebagai pemimpin sebuah umat yang besar, namun lolos dari penyertaan Tuhan.

Bagi Musa penyertaan Tuhan adalah segalanya yang mereka miliki dan andalkan. Itulah sebabnya Ia berdoa untuk mengampuni dosa umatNya kepada Tuhan.

Memang adalah sebuah kenyataan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan berada di sisi kita.

Adalah sebuah malapetaka bagi kita, jika Tuhan tidak berpihak kepada kita.

Bagaimana nasib dan keadaan kita kelak, jika Tuhan tidak meneyertai kita? Musa mengurung niatnya untuk berangkat berjalan, jika Tuhan tidak membimbing mereka.

Adalah sebuah perjalanan sia-sia dan kosong jika kehilangan penyertaan Tuhan atas kita.

Akan ada banyak tantangan dan masalah yang bisa mendatangi dan meruntuhkan kita. Namun jika Tuhan berserta, kita bisa bisa melaluinya.

Walau banyak harta, kesenangan, kebahagiaan dan sorak sorai, namun jika tiada Tuhan di dalamnya, semua itu akan terasa hampa dan kering.

Namun sekalipun kita berjalan dalam lembah kekelaman dan padang belantara, selama Tuhan beserta, kita akan mampu melaluinya.

Sekalipun Musa pemimpin hebat dan berpengalaman, penyertaan Tuhan adalah segalanya baginya.

Penyertaan Tuhan adalah hal yang paling ia butuhkan melebihi apapun yang ia miliki.

Biarlah kita juga memiliki perasaan dan sikap yang sama, bahw kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan berada di pihak kita.

Biarlah kita berjalan dan maju terus dengan bimbingan dan petunjuk Tuhan yang terus menemani tiap langkah dalam hidup kita. Amin. Tuhan memberkati.

0 Response to "Berjalan Tanpa Penyertaan Tuhan, Adalah Sebuah Malapetaka Besar Bagi Kita"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel