Berjalan Tanpa Penyertaan Tuhan, Adalah Sebuah Malapetaka Besar Bagi Kita
Seorang ayah marah besar
terhadap anak bungsunya yang berusia 12 tahun. Ibunya melarang dia untuk
bermain game online untuk kesekian kalinya.
Anaknya tidak terima,
kalau ibunya melarang dan mematikan komputer dengan paksa karena dia sedang
bermain dengan seru.
Anaknya marah dan membentak
ibunya, lalu pergi keluar rumah. Ayahnya yang sedang berada di ruang kerjanya,
sontak kaget mendengar suara anaknya yang sedang berteriak.
Ayahnya menghampiri
istrinya yang sedang menangis duduk di atas sofa. Sekembalinya anak tersebut
dari luar, ayahnya memanggil dia dan berbicara empat mata.
Ayahnya berkata, “nak, kamu boleh marah dan memaki papa, papa
akan terima. Namun jangan pernah sesekali marah terhadap ibumu dan membuat dia
menangis, ibumu pernah hampir kehilangan nyawa sewaktu melahirkan kamu”.
Anaknya tidak bisa
berkata apa-apa, sewaktu mendengarkan apa yang ayahnya sampaikan.
Ayahnya berkata pula, “papa tidak bisa hidup tanpa mamamu, papa
pasti akan sangat kesusahan dan tak mampu”.
Tahukah anda bahwa satu
kali, Allah pernah mengancam orang Israel karena dosa yang mereka perbuat.
Allah mengancam umatNya
dengan tidak berjalan bersama-sama dengan mereka (Keluaran 33:1-4).
Alasan Allah berbuat
demikian yaitu, karena umatNya telah menyeleweng. Mereka tega membuat patung
lembu emas dan berubah setia terhadapNya (Keluaran 32:1-6).
Musa benar-benar sangat
menyadari perbedaan orang yagn disertai oleh Tuhan dan tidak. Dia tahu bahwa
oleh karena penyertaan Tuhanlah mereka bisa keluar dari perbudakan di tanah
Mesir.
Musa pun tahu bahwa oleh
karena tangan Tuhan yang kuat pula, mereka bisa menyeberangi laut Teberau dan
lolos dari ancaman kejaran tentara Firaun.
Musa sangat tahu betul,
bagaimana ia dan bangsa Israel telah dijaga, diliindungi dan dituntun oleh
Tuhan.
Musa tidak tahan akan
ancaman yang menegerikan tersebut, dan merasa tak mampu berjalan bila Tuhan
tidak beserta dengan mereka (Keluaran 33:15).
Bagaimana dengan anda? Apakah
anda berani dan mampu berjalan sendiri tanpa penyertaan Tuhan dalam hidupmu?
Kita sangat tahu betul, akan
seperti apakah hidup kita tanpa penyertaan Tuhan, sebab kita tahu juga, saat
Tuhan berserta dan menjaga kita.
Musa merasa tak kuasa,
jika harus menjalani hidup dan berdiri sebagai pemimpin sebuah umat yang besar,
namun lolos dari penyertaan Tuhan.
Bagi Musa penyertaan
Tuhan adalah segalanya yang mereka miliki dan andalkan. Itulah sebabnya Ia
berdoa untuk mengampuni dosa umatNya kepada Tuhan.
Memang adalah sebuah
kenyataan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan berada di sisi kita.
Adalah sebuah malapetaka bagi
kita, jika Tuhan tidak berpihak kepada kita.
Bagaimana nasib dan
keadaan kita kelak, jika Tuhan tidak meneyertai kita? Musa mengurung niatnya
untuk berangkat berjalan, jika Tuhan tidak membimbing mereka.
Adalah sebuah perjalanan
sia-sia dan kosong jika kehilangan penyertaan Tuhan atas kita.
Akan ada banyak tantangan
dan masalah yang bisa mendatangi dan meruntuhkan kita. Namun jika Tuhan
berserta, kita bisa bisa melaluinya.
Walau banyak harta,
kesenangan, kebahagiaan dan sorak sorai, namun jika tiada Tuhan di dalamnya,
semua itu akan terasa hampa dan kering.
Namun sekalipun kita
berjalan dalam lembah kekelaman dan padang belantara, selama Tuhan beserta,
kita akan mampu melaluinya.
Sekalipun Musa pemimpin
hebat dan berpengalaman, penyertaan Tuhan adalah segalanya baginya.
Penyertaan Tuhan adalah
hal yang paling ia butuhkan melebihi apapun yang ia miliki.
Biarlah kita juga
memiliki perasaan dan sikap yang sama, bahw kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan
berada di pihak kita.
Biarlah kita berjalan dan
maju terus dengan bimbingan dan petunjuk Tuhan yang terus menemani tiap langkah
dalam hidup kita. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Berjalan Tanpa Penyertaan Tuhan, Adalah Sebuah Malapetaka Besar Bagi Kita"
Post a Comment