Berucaplah Jujur Sekalipun Ada Harga Yang Harus Anda Bayar

Image : rawpixel.com

Suatu hari seorang ibu menanyakan anaknya, apakah ia sudah makan siang atau tidak.

Spontan anaknya menjawab, "saya sudah makan kok ma, ama teman-teman".

Ibunya merasa tenang dan tidak khawatir, karena anaknya tidak kelaparan.

Ibunya menanyakan lagi, "tadi makan apa nak, ama teman-teman?"

Sontak anaknya, tidak menduga bahwa ibunya bertanya lagi.

Ia menjawab ibunya, "kita tadi makan soto ma". Dia berbohong lagi, karena sudah terlanjur.

Ibunya bertanya lagi, "enak gak sotonya?" Anaknya makin kelabakan dalam memberi jawab.

Ia pun meladeni pertanyaan ibunya, "yah enaklah ma, kan soto yah enak".

Ibunya tidak menanyakan apa-apa lagi kepadanya tentang makan siangnya.

Dari kisah di atas, sepintas mungkin kita menganggapnya sepele, namun kalau berlanjut, akan melenceng semakin jauh.

Alkitab dalam Amsal berkata "Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta" (Amsal 14:5).

Kebohohan yang satu akan melahirkan kebohongan yang lain.

Bahkan menutupi kebohongan dengan kebohongan akan semakin memperparah situasi, sekalipun sesaat tampaknya menguntungkan.

Firman Tuhan berkata bahwa kebohongan tidak akan keluar dari mulut seorang saksi yang setia.

Sedangkan saksi dusta hanyalah menuturkan kebohongan semata.

Banyak orang menginginkan berita kebenaran dan kejujuran. Namun hal tersebut bukanlah keluar dari bibir seorang pembohong.

Bibir orang benar adalah bibir yang mengeluarkan kata-kata yang jujur.

Sedangkan bibir orang yang dusta hanya menyemburkan virus-virus yang merusak kebenaran.

Seorang penipu bukanlah lahir begitu saja. Ia pasti memulai kariernya dengan kebohongan kecil yang dilakukan terus menerus.

Ia menjadi ahli dan terbiasa, dan pada akhirnya nyaman dan jauh dari kebenaran.

Ia bisa memainkan kata-kata dengan mudahnya, hingga orang lain bisa terperanjat olehnya.

Namun hanya lidah orang yang setialah, yang menganggap bahwa kebohongan sesuatu yang haram.

Hanya orang yang jujurlah yang bisa mempertahankan kesetiaan.

Sedangkan dusta melekat di langit-langit orang yang berkata dusta.

Marilah selalu berucap hal-hal yang jujur, dan menjauhkan diri kita dari segala bentuk kebohongan.

Berkata jujur memang tidak mudah, karena mungkin berisiko, namun ia akan menyehatkan relasi di Masa mendatang.

Jangan pernah membangun sebuah relasi di atas kebohongan yang menawan.

Sekalipun ia indah dan elok di mata, ia akan meracuni pikiran dan hati kita.

Biasakanlah mengeluarkan kalimat-kalimat yang apa adanya, tanpa memolesnya dengan kebohongan.

Jagalah dirimu, dengan menjaga mulutmu tetap bersih dari jalan-jalan yang bermuara kepada dusta.

Jika engkau adalah orang yang setia, berucaplah jujur sekalipun ada harga yang harus anda bayar.

Kebohongan tidak lebih mahal ketimbang kebenaran.

Kebenaran dan kejujuran adalah sesuatu yang bernilai tinggi dan mahal.

Timbunlah dirimu bukan di atas kebohongan, melainkan di atas kebenaran. Amin. Tuhan memberkati.















0 Response to "Berucaplah Jujur Sekalipun Ada Harga Yang Harus Anda Bayar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel