Tuhan Jauh Bagi Orang Yang Bimbang, Dia Dekat Bagi Orang Yang Percaya





Image: talkrelationship.com


Adalah satu kelompok para pendaki gunung yang beranggotakan 10 orang.

Mereka hendak mendaki gubung di salah satu pedalaman desa yang belum pernah mereka coba sebelumnya.

Mereka mulai mendaki pukul 6  pagi hari, supaya saat mereka turun gunung, mereka masih melihat jalan dengan baik dan jelas.

Di tengah perjalanan mereka, kira-kira pukul 10 pagi, tiba-tiba hujan gerimis pun turun, sekitar 15 menit.

Merasa hujan tidak terlalu deras, mereka pun tidak berhenti, melainkan tetap mendaki.

Namun ketika mereka sedang mendaki, tiba-tiba 2 orang rekan mereka yang paling belakang, terpeleset karena kondisi tanah yanh licin akibat gerimis yang turun.

Tiba-tiba orang ketiga paling belakang secara refleks mengulurkan tangan kanannya dan meraih temannya.

Namun orang yang paling belakang, bertahan di sebuah semak-semak yang tipis.

Rekannya berkata supaya tangannya yang satunya, memegang tangannya, supaya tertolong.

Namun dia bimbang dan merasa, bahwa ketika dia melepas satu tangannya, dia akan terjatuh.

Rekannya meyakinkan dia, bahwa dia akan segera menangkap tangannya, jika ia melepas dan meraih tangan yang diulurkan oleh temannya.

Namun dia merasa ragu-ragu apakah rekannya benar-benar bisa menangkap tangannya, sebab semak yang dia pegang hampir putus dan tak kuat menahannya.

Akhirnya, dia jatuh 20 meter ke bawah, sesaat setelah semak itu putus dan ia tak sempat memegang tangan rekannya.

Dari kisah ini kita akan belajar arti sebuah keyakinan dan akibat sebuah keraguan.

Alkitab mencatat bahwa Abraham tidak bimbang akan janji Allah, sekalipun harus mempertaruhkan seluruh hidupnya (Roma 4:18-20).

Abrham tidak ragu akan janji Allah padanya, sekalipun dia harus melihat sesuatu yang tidak kelihatan dan sesuatu yang belum jadi.

Abraham justru merasa bahwa Allah mampu melaksanakan apa yang Ia ucapkan (Roma 4:21).

Kemahakuasaan Allah dan iman Abraham adalah dua hal yang berbeda.

Allah memang berkuasa, jauh sebelum Abraham mengenalNya.

Namun Abraham beriman dan tetap percaya tanpa ragu kepada kuasa Allah.

Abraham bukanlah bapa orang beriman, jikalau ia tidak percaya dan beriman kepada AllahNya.

Ia bukanlah model iman bagi kita, jika Abraham gagal mendemonstrasikan percayaNya kepada Tuhan.

Namun Alkitab mencatat bahwa iman akan merealisasikan impian dan harapan Abraham.

Sebagai manusia tentu kita memiliki kerinduan, permohonan dan keinginan kepada Tuhan.

Namun tak satupun dari hal-hal tersebut akan terwujud, tatkala hati kita bimbang dan hidup dalam keraguan.

Tuhan tahu isi hati dan segala doa dan permohonan kita, namun kita hanya dapat meraih dan menggapai  impian tersebut, dengan iman yang kokoh padaNya.

Percayalah padaNya, sebab Ia tidak jauh dari kita. Ia dekat bagi orang yang percaya, namun Ia jauh bagi orang yang mendua hati.

Aktifkanlah imanmu dan hidupkanlah percayamu kepada Dia yang berkuasa menjawab doamu. Amin. Tuhan memberkati.

0 Response to "Tuhan Jauh Bagi Orang Yang Bimbang, Dia Dekat Bagi Orang Yang Percaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel