Apa Yang Tak Mungkin Bagi Manusia, Semuanya Mungkin Bagi Tuhan


Image : thehopeline.com

Seorang mahasiswi dan dua orang rekannya melakukan sebuah petualangan di sebuah daerah perbukitan di sebuah desa terpencil.

Daerah tersebut terkenal dengan alam yang luar biasa indahnya dengan hawa pegunungan yang sangat sejuk.

Mereka bertiga mulai menelusuri lereng-lereng perbukitan dan mengambil beberapa gambar yang mereka anggap bagus.

Ketika mereka sedang asyik-asyiknya menapaki bebatuan di perbukitan, tiba-tiba ketiganya tergelincir dan jatuh ke dalam jurang sedalam 400 meter.

Salah satu temannya tidak sadarkan diri, sedangkan kedua orang lagi luka-luka dan ingin memastikan keadaan mereka bertiga.

Mereka berdua berteriak minta tolong, namun tak seorang pun yang mendengar suara mereka.

Hari sudah mulai malam, mereka sangat panik dan sangat khawatir dengan keselamatan mereka.

Mereka berteriak lagi minta tolong, jikalau ada orang yang mungkin mendengarkan suara mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Apa yang terlintas dalam pikiran mereka hanyalah keputusasaan dan kemustahilan.

Tenaga mereka sudah mulai habis, sehingga mereka mulai menyerah.

Ketika hari sudah pagi, tampak ada seorang petani yang biasa memungut buah kelapa yang jatuh ke jurang tersebut.

Akhirnya, mereka diselamatkan oleh petani tersebut dan nyawa mereka pun tertolong.

Dari kisah di atas, kita dapat menarik sebuah pelajaran bahwa, manusia bisa putus asa, tatkala mereka menemukan kebuntuan dan kemustahilan.

Seseorang bisa memilih menyerah, bila ia tidak melihat jalan keluar atas masalah yang ia sedang hadapi.

Ada banyak hal yang manusia bisa alami, dan tidak dapat berbuat banyak, kecuali menerima kenyataan pahit.

Abraham pun pernah mengalami situasi, di mana dia tidak mendapatkan keturunan.

Namun Alkitab mencatat bahwa Ia menerima janji Allah setelah usianya 100 tahun (Kejadian 21:5).

Namun tahukah anda, bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah?

Alkitab mencatat bahwa usia Abraham dan istrinya sudah lanjut usia, dan istrinya sudah haid (Kejadian 18:11).

Adalah sesuatu yang mustahil bagi seorang lansia untuk melahirkan keturunan.

Fakta semacam ini, pastilah sudah diketahui masyarakat umum pada waktu itu.

Adalah sebuah aib pada zaman tersebut, jika seorang perempuan yang menikah, namun belum punya keturunan.

Namun Alkitab mencatat "adakah sesuatu apa pun yang mustahil bagi TUHAN?" (Kejadian 18:14).

Manusia tidak bisa menembusi kemustahilan, kecuali jika Allah bekerja melalui iman seseorang.

Allah ingin mengajarkan kepada kita, bahwa sekalipun bagi manusia tidak mungkin, namun bagi Allah tidak.

Allah bisa melawan hukum alam dan segala bentuk fenomena-fenomena alam.

Allah berkuasa atas segala sesuatu dan Ia memegang kendali atas semuanya itu.

Semua yang ada di dalam dunia ini, tunduk kepada otoritas dan kuasa Allah.

Ia bisa menundukkan badai besar yang sedang bergelora di lautan luas.

Ia juga bisa menolong kita, saat di mana kita berada dalam kondisi memprihatinkan dan terpuruk.

Kekuatan Allah tidaklah akan habis dan terkuras, sehingga Ia menjadi lemah dan tak berdaya.

BagiNya segala sesuatu mungkin, meskipun bagi kita tidak mungkin.

Bagi Dia selalu ada jalan keluar, kendatipun bagi kita adalah jalan buntu.

Bagi Tuhan selalu ada terobosan, sekalipun manusia sudah dalam sebuah kondisi terhimpit.

Bagi kita mungkin sulit, namun bagi Allah, segalanya mudah.

Mungkin kita sudah diambang keputusasaan seperti ketiga orang yang berada dalam jurang.

Namun percayalah bahwa tangan Tuhan cukup, untuk meraih kita hingga ke dalam kegelapan.

Apa yang tak mungkin bagi manusia, semuanya mungkin hanya bagi Allah. Amin. Tuhan memberkati.










0 Response to "Apa Yang Tak Mungkin Bagi Manusia, Semuanya Mungkin Bagi Tuhan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel