Seolah Tak Terlihat, Bukan Berarti Allah Sedang Diam Dan Tidak Peduli
Image : pexels.com/min an |
Menjadi sebuah pertanyaan besar di dalam diri banyak
orang, tentang di manakah Allah ketika umatNya sedang dalam penderitaan.
Apakah Allah benar-benar melihat situasi dan kondisi yang
sedang merundung umatNya atau tidak.
Apakah Allah menjauh dan sengaja diam atas segala
kesulitan yang kita alami. Hal ini tentu adalah misteri yang sulit untuk
dipecahkan, karena manusia memiliki keterbatasan untuk mengidentifikasinya.
Bahkan seorang polisi yang sudah senior pun bisa memiliki
kebuntuan atas kasus yang terjadi entahkan kasus pencurian, pembunuhan atau
perampokan.
Pengalaman memang mengajari kita untuk melihat sebuah
kejadian sebagai sebuah realita.
Pengalaman ditolong oleh Tuhan dalam satu atau dua bagian
dalam hidup kita, membuat kita semakin yakin dana man untuk terus bersandar
padaNya.
Namun bagaimana jika doa-doa yang sudah dipanjatkan seolah
tidak terjawab hingga bertahun-tahun bahkan hingga belasan tahun?
Bagaimana jika penderitaan dalam hidup kita, semakin hari
semakin hebat saja?
Apakah pilihan yang kita ambil hanya tetap percaya dan
mengasihiNya atau memilih mundur dan kecewa kepada Tuhan?
Alkitab mencatat bahwa
“Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”
(Ibrani 11:1).
Iman pada hakikatnya adalah sebuah penantian kepada Allah.
Kita menanti Tuhan dalam sebuah harapan yang pasti, tanpa harus mengetahui
waktu penggenapannya dalam hidup kita.
Iman sejatinya adalah sebuah bukti nyata bahwa kita
percaya kepada Allah yang kita percayai dan yang tak terlihat namun kita
mengakui keberadaanNya.
Iman tidak harus menuntut Allah menjawab semua doa-doa
orang percaya. Iman adalah akses kita kepada Tuhan yang kita sembah dan yang
kita kasihi.
Di dalam iman harus ada istlilah “sekalipun, meskipun, kendatipun, jikalaupun, walaupun”.
Artinya bahwa kita harus tetap berada dalam kondisi tetap
yakin dan bersandar kepada Tuhan, walaupun realita yang kita sedang hadapi
berat dan hebat.
Iman mengharuskan kita untuk selalu bersandar kepada Allah
dalam segala sesuatu yang kita hadapi.
Apapun kenyataan pahit yang sedang kita harus atasi,
atasilah bersama dengan Tuhan. Sekalipun pil pahit yang harus kita telan
memahitkan kita, telanlah di dalam iman kepada Allah.
Abraham pun mengalami hal yang sama. Ia menghadapi suka
duka dalam menanti penggenapan janji Tuhan.
Yusuf harus melalui proses panjang dari usia yang muda
hingga menjadi seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di tanah Mesir dalam
situasi yang sulit dan pelik.
Daud yang masih muda yang sudah diurapi menjadi raja,
namun harus mengalami teror dan masalah yang tidak sederhana.
Namun Alkitab mencatat bahwa mereka semua beriman kepada
Allah. Iman tidak sesuatu yang dianggap sekunder namun menjadi sesuatu yang
primer dalam mengikut Tuhan.
Siapapun ia, pasti pernah berada dalam posisi yang sulit.
Dihadapkan kepada pilihan yang tidak mudah dan bahkan memilih cara yang salah,
bisa saja terjadi.
Namun sebagai orang Krisen, marilah terus percaya kepada
pertolongan Tuhan. Marilah kita dengan setia tetap mengasihi Tuhan dalam
situasi yang mencekam yang sedang kita alami.
Seolah tak terlihat dan tidak terdengar apa-apa terjadi dalam
hidup kita, bukan berarti Allah diam dan membisu kepada kita.
Ia akan menolong kita sesuai dengan waktuNya, dan imanlah
yang mampu untuk melihat dan menggenapinya.
Apapun masalah yang sedang kita coba selesaikan dan
tuntaskan, serahkanlah semuaNya kepada Tuhan.
Datanglah kepadaNya dengan iman yang selalu tertuju
padaNya. Ia tidak akan memalingkan wajahNya kepada orang-orang yang berseru
kepadaNya siang dan malam. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Seolah Tak Terlihat, Bukan Berarti Allah Sedang Diam Dan Tidak Peduli"
Post a Comment