Ketika Perjalanan Hidup Kita Serasa Penuh Rintangan Dan Kesulitan
Image: pexels.com/jack redgate |
Satu kali
seorang Pendeta mengajak anak muda yang berasal dari kota ke sebuah sebuah ladang
miliknya di hutan. Pemuda ini sangat bersemangat, karena ia sudah jarang
melihat suasana kampung dan hutan.
Ketika di
tengah perjalanan, ia berkata “Pak Pendeta apakah kita sudah mau tiba di
tempat tujuan?” Pendeta menjawab, “bahwa
sebentar lagi, kita akan nyampe kok”.
Pemuda
itu bertanya lagi, “apakah jalan yang kita pilih ini sudah benar dan mengapa
kita belum juga tiba di tujuan?” Pendeta tersebut menjawab dengan tenang, “sebentar
lagi kok, mungkin karena tidak terbiasa saja”.
Hal yang
sama ditanyakan lagi oleh pemuda ini sebanyak tiga hingga empat kali, karena
perjalanannya cukup berat, naik turun dan becek karena lahan gambut.
Tahukah
anda bahwa seringkali kita sebagai orang percaya, di awal kita serasa dikuatkan
dan penuh semangat untuk mengikut Tuhan.
Namun
ketika kita menghadapi hal-hal yang tidak terduga di tengah perjalanan, kita
mempertanyakan apakah jalan yang jalan yang kita lalui sudah benar atau tidak.
Alkitab
mencatat bahwa Abraham menanti janji Tuhan selama 25 tahun di usia yang tidak
lagi muda yaitu 75 tahun (Kejadian 12:4).
Kelemahan
fisik adalah halangan dan rintangan alami, namun bisa sangat memengaruhi dalam
mengikut Tuhan. Sara yang berusia 90 tahun dan sudah tidak berpotensi untuk melahirkan,
justru diberi harapan oleh Allah.
Namun di
sinilah letak pergulatan iman, bahwa Allah tidak memberitahu persis, kapan waktunya
untuk menggenapi janjiNya kepada mereka tentang keturunan.
Dalam
hidup ini sering kali kita berhenti di tengah jalan, berniat untuk putar balik
dan kembali lagi ke titik nol.
Kita merasa
bahwa jalan yang kita lalui, bukanlah jalan yang benar, karena menemui tantangan
dan persoalan yang bertubi-tubi.
Namun
tahukah anda bahwa waktu yang Abraham butuhkan untuk menanti janji Tuhan,
bukanlah waktu yang singkat yaitu seperempat abad (25 tahun).
25 tahun adalah usia seseorang sudah menjadi dewasa dan lulus kuliah S1 bahkan ada yang sudah menikah dan memperoleh keturunan.
Sekali
lagi bahwa kesetiaan Abraham dan Sara dalam hal ini benar-benar diuji
oleh Allah.
Namun
tahukah anda bahwa Allah tidak pernah bercanda tentang janjiNya dan sedang
menipu pasangan yang sedang galau tersebut.
Allah ingin
melihat sejauh mana Abraham dan Sara memercayai dan setia kepadaNya.
Alkitab mencatat
bahwa Allah menggenapi janjiNya dan Abraham mendapatkan keturunan dengan
melalui banyak hal dalam hidupnya.
Seberat apapun
masalah yang sedang kita temui di tengah jalan panjang yang sedang kita lalui,
Allah tidak menyuruh kita berhenti dan diam.
Allah
menyuruh kita tetap percaya dan setia padaNya, sekalipun itu melelahkan, menggerogoti
daging kita dan bahkan melemahkan tubuh fisik kita.
Seberat
apapun tantangan dan cobaan yang sedang kita hadapi dan lalui, marilah terus
percaya kepada Dia yang terus menanti iman kita.
Tidak
mudah untuk segera tiba di tempat tujuan, tidak gampang untuk tetap berdiri
ketika kita jatuh, namun kita tetap harus berjuang bukan?
Tidak ada
jalan pintas di dalam meraih janji Tuhan, selain setia dan percaya kepada apa
yang Dia ucapkan kepada kita.
Capailah
perjalanan terakhir yang menentukan kita tiba atau tidak di tempat tujuan.
Laluilah segala kesulitan dan rintangan itu bersama dengan Tuhan.
Semua
orang percaya di zaman dulu melalui rute yang sama yang kita sedang lalui demi
mereka memperoleh apa yang mereka harapkan dalam hidup mereka. Amin. Tuhan
memberkati.
0 Response to "Ketika Perjalanan Hidup Kita Serasa Penuh Rintangan Dan Kesulitan"
Post a Comment