Mengenal Kaisar Claudius
Image: pexels.com/badun |
Kaisar Claudius, Tahun 41 – 54
Setelah kematian Caligula, Senat berdebat mengenai kemungkinan untuk
menghidupkan kembali bentuk pemerintahan republik.
Akan tetapi, akhimya
keputusan tidak jadi diambil karena pasukan pengawal kaisar telah memilih
Tiberius Claudius Germanicus sebagai kaisar yang baru.
Selama masa pemerintahan
Augustus dan Tiberius, ia tidak banyak dikenal orang dan belum pernah
melibatkan diri dalam kegiatan politik Romawi.
Oleh karena suatu
penyakit yang pernah dideritanya, mungkin sejenis polio, tubuhnya menjadi
sangat lemah, hingga penampilannya di muka umum mudah menjadi bahan tertawaan.
Bentuk tubuhnya yang
tidak sempurna dan mulutnya yang terus-menerus mengeluarkan air liur membuat
wajahnya nampak seperti orang tolol.
Tetapi otaknya tidak selemah
penampilan: Ia seorang cendekiawan, terbukti dapat memerintah dengan lebih baik
daripada yang diharapkan orang.
Negara yang berkembang
cepat membutuhkan suatu bentuk pemerintahan yang baru hingga dapat lebih berhasil
dan berguna.
Di bawah pemerinta Claudius, Roma menjadi negara birokratis,
dipimpin oleh pelbagai komisi dan sekretaris Claudius memperluas hak kewarganegaraan
Romawi kepada penduduk yang berkedudukan tinggi di propinsi-propinsi.
Para jenderalnya berhasil
menempatkan pasukannya di Inggris, dan mendudukinya hingga sejauh Sungai
Thames. Pada waktu itu Trakia, sepeninggal rajanya yang merupakan sekutu Roma,
dijadikan sebagai salah satu propinsi.
Claudius berusaha keras
untuk mengembalikan dominasi agama Romawi kuno dalam masyarakat seperti pada
masanya dahulu. Dia sangat anti terhadap kepercayaan asing.
Suetonius mengatakan
bahwa pada masa pemerintahan Claudius, orang-orang Yahudi diusir dari Roma
karena beberapa kerusuhan yang terjadi 'atas anjuran seorang yang bernama
Chrestus."
Tidak diketahui dengan
pasti apakah Suetonius salah menafsirkan Chrestus sebagai Kristus, dan menunjuk
kepada suatu kerusuhan di antara orang-orang Yahudi sehubungan dengan khotbah-khotbah
mengenai Yesus sebagai Kristus, atau apakah Chrestus adalah nama sesungguhnya
seorang pembuat onar.
Bagaimanapun juga mungkin
perintah pengusiran inilah yang menyebabkan Akwila dan Priskila meninggalkan
Roma (Kisah 18:2). Karena dipengaruhi seorang bekas budaknya, Pallas, Claudius
terbujuk untuk mengambil kemenakannya, Agrippina, menjadi istri keempatnya.
Wanita ini bertekad untuk
menjadikan Domitius, putranya dari suaminya yang terdahulu, sebagai pengganti Claudius.
Domitius diadopsi secara resmi oleh Claudius dengan nama Nero Claudius Caesar.
Pada tahun 53 Nero menikahi
Octavia, putri Claudius. Setahun kemudian Claudius meninggal dunia, dan takhta
kekaisaran Romawi jatuh ke tangan Nero.
Sumber:
Merril C. Tenney, Survei PB, page 8-10
0 Response to "Mengenal Kaisar Claudius"
Post a Comment