"MENAFSIR FIRMAN TUHAN DENGAN TEPAT"



NARASI-NARASI PERJANJIAN LAMA

Narasi adalah cerita. Cerita yang bertujuan mengisahkan kembali berbagai Peristiwa historis dari masa lampau yang dimaksudkan untuk memberi arti dan pertunjukan bagi orang-orang tertentu pada masa kini. Lebih dari 40% dari Perjanjian Lama adalah narasi.

Cerita itu sebetulnya diceritakan pada tiga tingkat. Tingkat paling atas (tiga) sering disebut sebagai meta-narasi, tingkat ini berhubungan dengan seruruh rencana Allah untuk semesta Allam, yang bisa terlaksana melalui ciptaan-Nya. Akhirnya, ada tingkat yang pertama. Disini terdapat seruruh ratusan narasi tersendiri yang membentuk yang membentuk kedua tingkat yang lain.

Cara-cara yang jarang dipakai untuk memahami Narasi Perjanjian Lama: 
1. Narasi PL bukan Aligori atau Cerita-cerita yang berisi makna-makna yang tersembunyi.
2. Narasi-narasi PL yang terdiri tidak dimaksudkan untuk mengajarkan pengajaran moral.
3. Sekalipun narasi PL belum mengajar secara langsung narasi itu sering menggambarkan apa yang diajarkan secara eksplitis dan pasti di tempat lain.

Narasi Ibrani memiliki berapa ciri Khusus:

a. Sang Narator
b. Adegan-adegan bentuk utama narasi dalam narasi Ibrani adalah bentuk adegan.
c. Tokoh-tokohnya
d. Dialong
e. Jalan cerita
f. Ciri-ciri stuktrul
g. Kata akhir

Berapa kesalahan penafsiran yang paling lazim dilakukan:

a.  Menjadikan alegori (Allegorizing)
b.  Melihat terpisah dari konteks (Decontextualizing)
c.  Memilih-milih (Selectivity)
d.  Mengantikan dengan moral (Moralizing)
e.  Mengaitkan dengan Pribadi tertentu (Personalizing)
f.  Penyalahgunaan (Misappropriation)
g.  Kecongkakan Palsu (False appropriation)
h.  Pengabungan yang Salah (False Combination)
i.  Definisi ulang

Narasi PL biasanya tidak secara langsung mengajarkan suatu doktrin.

KISAH PARAH RASUL PERSOALAN CONTOH HISTORIS

Walaupun Kisah Parah Rasul adalah sebuah buku yang menarik untuk dibaca, buku ini sukar untuk digunakan dalam penyidikan Alkitab secara berkelompok. 

Kebanyakan saran eksegesis yang diberikan dalam bab sebelumnya berlaku untuk Kitab Para Rasul. Yang penting disini ialah bahwa Lukas itu Seorang bukan yahudi. Soal maksud Lukas segera yang merupakan yang paling penting dan paling sulit. 

Kisah Para Rasul banyak kali dibagi berdasarkan Perhatihan Lukas pada Petrus (Pasal 1-12) dan Paulus (13-28), atau pada penyebaran injil Secara geogfafis yang ditunjukan dalam 1:8 (pasal 1-7, Yerusalem; 8-10, Samaria dan Yudea; 11-28, sampai ke ujung bumi). Petunjuk lain adalah Pernataan ringkas dalam 6:7, 9:31, 12:24, 16:4, 19:20.

Beberapa Pengamatan:

1. Kunci untuk memahami Kisah Para Rasul agaknya terletak dalam Perhatian Lukas dalam gerakan Injil yang diatur oleh Roh Kudus mulai dari pada permulaannya yang berorientasi pada Yudaisme dan berpangkalan di Yerusalem sampai menjadi fenomena yang didominasi kalangan bukan Yahudi dan tersebar keseruruh dunia
2. Perhatikan terhadap gerakan ini diperkuat lagi oleh apa yang tidak diberitahukan oleh Lukas kepada kita.
3. Agaknya minat Lukas kepada pembakuan segala hal, menjadikan segala sesuatu seragam.
4. Meskipun demikian, kita percaya bahwa sebagian besar Kitab Para Rasul itu dimaksudkan oleh Lukas sebagai suatu contoh.

KITAB-KITAB INJIL SATU CERITA BANYAK DIMENSI

Hampir semua kesulitan yang kita hadapi dalam menafsirkan kitab-kitab Injil berasal dari dua Fakta yang nyata: 1) Yesus sendiri tidak menulis kitap Injil kitab-kitab itu berasal dari orang lain, bukan dari Dia. 2).

Ada empat kitab Injil. Untuk menggunakan ungkapan Yustinus Martry, bapak gereja abad kedua, Kitab-kitab itu adalah Kitab kenang-kenangan para rasul. Konteks historis Yesus untuk memahami tentang Yesus saudara harus melibatkan diri secara mendalam di dalam Yudaisme abad Pertama yang merupakan lingkungan Yesus. Suatu segi yang sangat penting dari dimensi konteks historis ini, tetapi yang sering dilewati, ada hubungannya dengan bentuk ajaran Yesus.

Semua orang mengetahui bahwa Yesus sering mengajar dengan perumpamaan. Yesus juga mengunakan Amsal secara Efektif, Kiasan dan metafor, puisi, pertanyaan-pertanyaan, dan ironi. Berpikir secara-horisontal berarti bilamana mempelajari suatu perikop dalam salah satu Injil, kita harus mengingat pararelnya dalam kitab-kitab Injil lain.

Dari cerita tentang mujizat yang dibuat oleh Yesus dengan memberi makan 5000 orang, kesimpulan-kesimpulan berikut kelihatannya tidak dapat dihindarkan: Yohanes menunjukan bahwa dengan jelas bahwa dalam dalam menceritakan cerita itu ia tidak brgantung pada yang lain.

Berpikir secara vercical berarti bilah membaca atau mempelajari suatu narasi atau pengajaran dalam kitab-kitab injil kita harus berusaha untuk mendapat mengetahui kedua konteks historis, yaitu konteks mengenai Yesus dan mengenai penulis kitab Injil itu.

Seorang telah berkata bahwa dalam kekristenan, agama adalah kasih karuania; etika adalah rasa terima kasih.

Tujuan pokok dari cerita orang muda yang kaya itu bukanlah agar semua murit Yesus menjual segala milik mereka dan mengikut Dia.

Pesan terahkir: orang tidak berani berpikir menafsirkan bahwa ia dapat menafsirkan kitab-kitab Injil dengan tepat tampa pengertian yang jelas mengenai konsepsi kerajaan Allah yang benar dalam pelayanan Yesus. Kita harus mengetahui karangka teologis dasar dari seluruh Perjanjian Baru bersifat eskatologis.

PERUMPAMAAN APAKAH SAUDARA MENGERTI KEHENDAKNYA

Ketika ditanya mengenai perumpamaan-perumpamaan itu tampaknya Yesus mengemukaan bahwa perumpamaan-perumpamaan itu mengandung rahasia bagi orang-orang kalangan dalam, sementara perempuan itu mengeraskan hati orang kalangan luar.
Hal pertama yang harus kita perhatikan ialah bahwa tidak semua pertanyaan yang kita golongkan sebagai perumpamaan adalah sejenis.

Petunjuk-petunjuk yang terbaik mengenai apa arti perumpamaan terdapat dalam fungsi dari perumpamaan-perumpamaan itu. Perumpamaan berfungsi sebagai sarana untuk membankitkan tangapan dari pihak pendengar.

Juga penting untuk menetapkan siapa pendengarnya, sebab arrti perumpamaan itu berhubungan dengan bagian perumpamaan itu mula-mula diengar.

Misalnya tentang perumpamaan Anak yang Hilang. Konteksnya adalah keluhan orang Farisi karena Yesus menerima dan makan dan bersama-sama dengan orang-orang berdosa.


TAURAT SARAT-SARAT PERJANJIAN BAGI ISRAEL

Kita mulai dengan melihat bahwa orang Kristen tidak diharapkan untuk menyatakan kesetian mereka kepada Allah dengan menanti hukum perjanjian dengan cara menanti hukum Perjanjian Lama. Taurat Perjanjian Lama:

a. Taurat Perjanjian Lama adalah suatu perjanjian (Covenant)
b. Perjanjian Lamabukan wasiat kita
c. Jelaskan ada berapa ketetapan dalam perjanjian yang Lama yang tidak diperbaharui dalam perjanjian baru.
d. Sebagian perjanjian yang lama dibaruhi dalam perjanjian yang baru
e. Semua hukum Perjanjian Lama tetap merenungkan Firman Allah bagi kita walaupun hukum itu tidak lagi merupakan perinta Allah kepada kita.
f. Hanyalah bagian yang dengan tegas dibaharui dari Taurat Perjanjian Lama dapat dianggap sebagai bagian dari hukum Kristus di Perjanjian Baru.

Kita keriru apabilah menyimpulkan bahwa Taurat tidak lagi merupakan bagian yang bermanfaat dalam Alkitab. Justru sebaliknya. Taurat bukan saja berfungsi dalam sejarah penyelamatan untuk membawa kita kepada Kristus. 

Sebagai mana yang dikatakan Paulus tampa Taurat kita tidak akan bisa memahami apa arti yang menjadi umat Allah bagi Israel.
Garis besar pedoman hermenetik:

Lihat Taurat Perjanjian Lama sebagai Firman Allah yang dihilhamkan sepenuhnya bagi saudara. Janganlah memandang Taurat Perjanjian Lama sebagai perintah langsung Allah kepada Saudara.
a. Janganlah memandang taurat Perjanjian Lama sebagai hal yang mengikat Orang Kristen dalam perjanjian yang Baru, kecuali yang khusus dibaharui.
b. Lihatlah keadilan dan kasih serta norma-norma yang tinggi dari Allah yang dinyatakan dalam taurat Perjanjian Lama.
c. Janganlah memandang taurat Perjanjian Lama sebagai suatu Paradikma yang memberikan contoh-contoh untuk seruruh Perilaku yang diharapkan.
d. Ingat bahwa intih taurat ( sepuluh perintah dan dua hukum yang utama ) diulang dalam kitab nabi-nabi dan dibaharuhi dalam Perjanjian Baru.
e. Pandangan taurat Perjanjian Lama sebagai suatu karunia yang dermawan kepada orang Israel, yang membawa banyak berkat jika ditaati.

KITAB NABI-NABI : MELAKSANAKAN PERJANJIAN ITU DI ISRAEL

Kitab Nabi-nabi dimulai dari kitab Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel (4 nabi besar) dan Hosea sampai Maleakhi (12 nabi kecil) yang ditulis antara tahun 760 dan 460 SM, berisi bermacam-macam pesan dari Allah. 

Fungsi utama dari para nabi ialah berbicara atas nama Allah kepada orang-orang yang hidup sezaman dengan mereka.

Ketika mempelajari kitab nabi-nabi tidak lepas dari konteks historis yang dibagi menjadi dua, yaitu konteks yang lebih besar yaitu zaman mereka dan konteks khusus yaitu konteks satu firman saja dengan mengetahui tentang waktu,pendengar dan situasi yang sedang terjadi pada saat itu.

Kitab nabi-nabi atau yang juga sering disebut dengan kitab-kitab nubuatan ini banyak mengandung pesan-pesan nubuatan yang merupakan satu kunci untuk mengerti kitab-kitab nubuat. Jenis-jenis pesan dalam kitab nubuatan adalah sebagai berikut:

1. Penuntutan perkara.
2. Malapetaka.
3. Janji.

Beberapa saran dalam melakukan penafsiran kitab nabi-nabi ialah memperhatikan tiga hal berikut:
a. Peringatan: Nabi sebagai peramal masa depan.
b. Perhatian: Nubuat dan arti kedua.
c. Keuntungan Akhir: Penekanan ganda pada Ortodoks (kepercayaan yang benar) dan Ortopraksi (tindakan yang benar).

KITAB MAZMUR : DOA ORANG ISRAEL DAN DOA KITA

Kitab Mazmur, suatu himpunan doa dan kidung puji-pujian orang Ibrani yang diilhami, dan juga mungkin merupakan kitab Perjanjian Lama yang paling dikenal dan paling disukai oleh orang-orang Kristen. Namun kitab Mazmur seringkali diterapkan secara keliru karena penafsiran yang keliru.

Ketika mempelajari kitab Mazmur dibutuhkan ketelitian khusus ketika membaca dan menafsirkannya, dalam hal ini perlu dimengerti sifat dan berbagai jenis mazmur itu sendiri serta bentuk dan fungsinya. Berikut adalah beberapa pengamatan eksegese pendahuluan:

1.  Kitab Mazmur merupakan puisi ibrani dengan kosa kata yang bersifat kiasan dengan maksud tertentu yang biasanya menyetuh perasaan dan merupakan syair untuk dinyanyikan.
2.  Kitab Mazmur sebagai sastra:
a. Terdiri dari jenis yang berbeda-beda.
b. Tiap-tiap mazmur ditandai oleh struktur yang formal.
c. Setiap jenis mazmur dimaksudkan untuk memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan orang Israel.
d. Memiliki berbagai pola di setiap mazmur-mazmur.
e. Memiliki integritas tersendiri sebagai satu unit sastra

Berikut adalah jenis-jenis yang terdapat dalam kitab Mazmur: Ratapan: (1)Mazmur pengucapan syukur; (2)Kitdung puji-pujian; (3)Mazmur sejarah keselamatan; (4)Mazmur perayaan dan pengukuhan; (5) Mazmur hikmat;(6) Nyanyian kepercayaan.

Tiga manfaat dasar dari kitab Mazmur :

a. Mazmur-mazmur itu busa bermanfaat sebagai suatu penuntun ibadah
b. Mazmur-mazmur itu menunjukkan kepada orang Kristen sekarang bagaimana dapat berhubungan secara jujur dengan Allah.
c. Mazmur-mazmur memperlihatkan pentingnya pemikiran dan perenungan mengenai hal-hal yang telah Allah lakukan bagi orang Kristen sekarang.

Penting untuk ingat bahwa mazmur-mazmur tidak menjamin kehidupan sekarang yang menyenangkan. Adalah sebuah kekeliruan jika mengartikan terlalu harafiah, diantaranya bahwa Allah menjanjikan akan membahagiakan orang-orang yang percaya kepada-Nya dan membebaskan mereka dari kesukaran.

HIKMAT : MASA LAMPAU DAN MASA SEKARANG

Tulisan-tulisan hikmat jika dimengerti akan sangat berguna untuk kehidupan Kristen, tiga buah kitab Perjanjian Lama yang merupakan tulisan-tulisan hikmat ialah kitab Amsal, Ayub dan Pengkhotbah. Selain itu, beberapa mazmur pun sering digolongkan dalam kategori hikmat ini. 

Hikmat ialah kesanggupan untuk membuat pilihan-pilihan yang berdasarkan iman kepada Tuhan dalam kehidupan.
Secara tradisional, kitab-kitab hikmat telah disalahgunakan dalam tiga cara.

1.   Kitab-kitab ini dibaca hanya sepotong-sepotong dan karenanya tidak sampai melihat bahwa kitab-kitab itu mempunyai suatu pesan yang menyeluruh.
2.   Manusia kadang-kadang salah mengerti tentang istilah-istilah serta kategori hikmat serta gaya dan sastra hikmat itu.
3.   Terutama dalam tulisan hikmat seeperti kitab Ayub, orang seringg gagal untuk mengikuti jalannya soal-soal pokok. Akibatnya ialah mengutip sebagai kebenaran alkitabiah hal yang sebenarnya merupakan pengertianyang tidak benar tentang kehidupan.

Orang yang berhikmat adalah orang yang betul-betul mengabdikan dirinya untuk mendapatkan hikmat. Orang berhikmat adalah orang yang sangat praktis, dan bukan teoritis. Alkitab mengatakan bahwa sumber hikmatitu sendiri ialah dimulai ketika seseorang takut akan Allah (Amsal 9:10) dan harus mengenal Allah terlebih dahulu pastinya. Hal ini tentunya berdasarkan iman orang Israel pada saat teks itu ditulis, yang tentunya juga diimani oleh
18

orang-orang Kristen sekarang ini. Secara singkat, hikmat diperoleh untuk menyenangkan nama-Nya yang adalah sumber hikmat itu sendiri.

A. Hikmat dalam kitab Amsal

Kitab Amsal adalah tempat utama dari hikmat yang bijaksana, yaitu peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang dapat digunakan untuk menolong dalam membuat dan mengambil pilihan-pilihan yang bertanggung jawab dalam kehidupan. Berbeda dengan kitab Pengkhotbah dan kitab Ayub yang menggunakan hikmat spekulatif sebagai cara untuk bergumul dengan persoalan-persoalan besar dalam kehidupan, hikmat amsal memusatkan perhatian utama terhadap sikap-sikap praktis dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah beberapa pedoman untuk mengerti hikmat yang terkandung dalam amsal-amsal.

1.  Amsal bukanlah jaminan yang sah dari Allah karena kitab Amsal menyatakan suatu cara yang bijaksana untuk mendekati berbagai tujuan praktis pilihan tertentu, tetapi hal itu dilakukannya sedemikian rupa hingga tidak dapat doperlakukan seperti suatu jamminan ilahi tentang keberhasilan.
2.  Amsal harus dibaca sebagai satu koleksi sebab seitap amsal yang diilhami harus diimbangi dengan yanglain dan dimengerti dalam perbandingan dengan ayat-ayat lain di Firman Allah.
3.  Kata-kata Amsal disusun agar mudah diingat bukan supaya tepat secara teori karena tidak ada amsal yang merupakan suatu pernyataan kebenaran yang lengkap. Tidak ada amsal yang kata-katanya disusun secara begitu sempurna sehingga dapat menghadapi tuntutan yang tidak masuk akal.
4.  Beberapa Amsal perlu diterjemahkan supaya dapat dimengerti.

B. HIKMAT DALAM KITAB AYUB

Kitab Ayub yang adalah salah satu kekayaan sastra di dunia muncul sebagai dialog yang tersusun dengan cermat antara Ayub dengan para penghiburnya yang bermaksud baik
19
namun salah metode (Elifas, Bildad, dan Zofar), hanya Elihu saja yang memberikan nasihat yang baik dengan membela kemahatahuan dan jalan-jalan Allah.

Inilah hikmat sejati yang paling tinggi mutunya. Pembaca kitab Ayub belajar tentang apa yang merupakan hikmat duniawi saja dan yang terlihat masuk akal tetapi sebenarnya salah, dan apa yang merupakan hikmat Allah serta yang membangun keyakinan pada kedaulatan dan kebenaran Allah. 
Jadi dialog dan jalan cerita itu bergabung untuk membentuk contoh hikmat spekulatif yang tertinggi dari Perjanjian Lama.

C. HIKMAT DALAM KITAB PENGKHOTBAH

Kitab Pengkhotbah merupakan suatu monolog hikmat yang sering membingungkan orang Kristen, hal ini dikarenakan kitab Pengkhotbah adalah kitab yang paling sulit untuk dibaca, dengan beberapa bagian yang terlihat bertentangan dengan dirinya sendiri dan bagian lain yang juga terlihat bertentangan dengan keseluruhan penyataan Alkitab.

Hal yang kurang dalam memahami kitab ini ialah karena penafsiran tentunya, adalah tema-tema besar Alkitab dengan kepastiannya mengenai kesetiaan Allah sendiri terhadap orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Namun ini mungkin berarti meminta terlalu banyak dari pernyataan hikmat spekulatif ini, yang tidak terlalu berusdaha memberikan jawaban untuk mengingatkan para pembacanya tentang pertanyaan-pertanyaan yang sulit, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya menunjukan kepada para pembaca kematian dan kebangkitan Kristus untuk jawabannya.

D. Hikmat dalam kitab Kidung Agung

Kitab Kidung Agung adalah sebuah lagu cinta yang panjang, suatu balada mengenai cerita manusia yang ditulis dalam gaya puisi liris Timur Dekat kuno dan bisa disebut hikmat liris.

Diakui bahwa Kidung itu memiliki sebuah sejarah panjang yang menyangkut penafsiran aneh yang disebut pembuatan alegori, dan yang menympulkan bahwa Kidung Agung merupakan alegori adalah para penafsir mula-mula, baik orang Yahudi maupun orang Kristen.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan Kidung Agung:

1. Cobalah memahami konteks etis keseluruhan dari Kidung Agung.

2. Sadarilah bentuk sastra dari Kidung Agung yang adalah bentuk nyanyian puisi cinta yang barangkali dulu dering dinyanyikan secara rutin di pesta-pesta pernikahan dan mengandung arti yang besar bagi orang-orang yang terlibat.

3. Bacalah Kidung Agung sebagai pilihan-pilihan rohani yang bernada anjuran dan bukan hanya menggambarkan pilihan-pilihan ini dengan cara duniawi.

4. Sadarilah bahwa Kidung itu berfokus pada nilai-nilai yang sangat berbeda dengan nilai-nilai budaya modern sekarang.


Diringkas dari buku karangan 
GORDON D. FEE "MENAFSIR FIRMAN TUHAN DENGAN TEPAT" 
PENERBIT GANDUM MAS

0 Response to ""MENAFSIR FIRMAN TUHAN DENGAN TEPAT" "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel