HERMENEUTIKA "PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB"




PENGERTIAN

Dalam kata hermeneutik pada umumnya merupakan suatu proses yang secara teori dan secara metodologis dalam memahami makna yang terdapat dalam suatu tanda-tanda atau simbol-simbol yang dipakai dalam berkomunikasi tertulis atau komunikasi lisan.

Dengan hal tersebut hermeneutik sangat penting dalam suatu pemahaman Alkitab karena merupakan suatu disiplin yang dapat memikirkan konsep, prinsip dan hukum yang dipakai secara menyeluruh atau umum dalam memahami penafsirang Alkitab yang benar dan tepat.

Hermeneutik secara biblikal merupakan suatu mata pelajaran yang sangat penting dan harus diikuti oleh seluruh pelajar khusunya dalam teologi karena dalam pelajaran ini membahas tentang sejarah, pranggapan, aliran, prinsip dan metode dalam penafsiran Alkitab.
Dalam hermeneutik atau penafsiran bertujuan untuk memahami suatu makna yang akan disampaikan melalui suatu komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Karena dalam penafsiran pada dasarnya mempelajari berbagai prinsip dan aturan dalam menafsir yang kemudian berubah menjadi filosofi.

PENTINGNYA HERMENEUTIKA

Bagi kekristenan hermeneutik merupakan suatu hal yang sangat penting karena Alkitab merupakan sumber yang paling utama dan pertama khususnya umat Tuhan untuk mengenal Allah.

Sehingga dengan hal tersebut Alkitab sangat perlu dipelajari dengan penafsiran, tetapi fakta yang terjadi tidak semua gereja Tuhan selalu sepaham dengan hal tersebut karena disebabkan hasil dari penafsiran yang secara teologi yang tidak sama.
Perbedaan ini adakalanya berdampak negatif walaupun dalam tujuannya memperkaya pemahaman orang Kristen tentang Alkitab tetapi Alkitab tetap merupakan dasar iman yang menyatukan kebanyakan orang Kristen. 

Dengan semua perbedaan tersebut pada umum orang-orang dalam Kristen yang menghormati Alkitab sebagai wahyu Allah dan dapat menyetujui beberapa butir mengenai pentingnya mempelajari hermeneutik yaitu:

1.  Hermeneutik sangat berhubungan erat dengan Alkitab Firman Allah yang menyelamatkan manusia yang tersesat.
2.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab makanan rohani orang Kristen.
3.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab petunjuk Allah bagi orang Kristen.
4.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab senjata rohani orang Kristen.
5.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab dasar teologi agama Kristen.
6.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab dasar ajaran dan pelayanan berkhotbah dalam jemaat Allah.
7.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab dasar harapan orang Kristen.
8.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab wahyu Allah tentang jemaat dan universum.
9.  Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab kitab yang sangat terkenal, dan
10.Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab kitab yang sulit dimengerti.

SYARAT-SYARAT MENJADI SEORANG PENAFSIR ALKITAB YANG BAIK

Dalam gereja protestan percaya bahwa orang Kristen berhak membaca dan menafsir Alkitab dan dalam pembacaan tidak seharusnya hak khusus bagi orang Kristen saja.

Sehingga dengan demikian seorang Kristen yang harus mempersiapkan diri yang dapat memadai baik dalam pembacaan, berpikir dan pengetahuan yang cukup luas.
Tetapi dalam mempelajarinya memang tidak mudah karena bahasa-bahasa kuno yang digunakan namun tidak menjadi suatu kendala bagi orang yang tidak mempelajari bahasa asli untuk dapat mengerti tentang Alkitab. Sebaliknya mereka dapat memahami isi Alkitab dari pada

mereka yang mempelajari bahasa asli Alkitab, karena dalam menafsir Alkitab ada ada faktor yang ikut menentukan, misalnya sikap menghormati Alkitab, kehidupan rohani yang baik dan kesungguhan menjalankan ajaran Alkitab. Dari hal tersebut maka seorang penafsiran harus memenuhi beberapa syarat yang mencakup dalam penafsiran yaitu:
a.  Seorang yang sudah lahir baru
b.  Seorang yang memiliki sikap dan motifasi yang benar dan
c.  Selalu memohon penerangan Roh Kudus

PRAANGGAPAN DALAM PENAFSIRAN ALKITAB

Seorang penafsir Alkitab seharusnya sudah memiliki beberapa praangapan dalam menafsir karena disebabkan oleh bukti dari teologi yang dipegang pembaca Alkitab tersebut. Dengan kata lain tidak mungkin seorang dapat menafsir dengan sikap yang benar-benar objekif karena dalam penafsiran Alkitab bukan merupakan hal yang bebas dalam melakukannya dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kepercayaan.

Dengan hal tersebut praanggapaan mempunyai atau memiliki peranan penting yang dapat menentukan pendekatan yang digunakan dalam penafsiran dengan mencakup hal-hal yang lebih luas agar metode yang digunakan dalam penafsiran lebih spesifik.

Dengan praanggapan-praanggapan tersebut di atas maka dialihkan atau diubah ke dalam praanggapan yang terdapat dalam Alkitab yang pada umumnya diterima oleh penafsir yang berpendirian konservatif yaitu:
a. Alkitab diilhamkan Allah
b. Ilhan Allah bersifat lisan dan keseluruhan (verbal plenary)
c. Kitab kanonikal hanya berjumlah enam puluh enam kitab
d. Alkitab ditulis bagi mereka yang hidup sezaman dengan penulisnya juga untuk pembaca segala zaman.
e. Allah memberi wahyu yang makin jelas
f. Dalam Alkitab terdapat kata-kata yang mempunyai makna yang unik.
g. Alkitab harus dibaca pada umumnya dengan makna harfiah, dan dapat dimengerti dengan analisis yang wajar.
h. Alkitab membicarakan iman kepercayaan dan membawa berkat besar bagi umat manusia.
i. Alkitab menyampaikan apa yang ingin diilhamkan Allah

BEBERAPA KELEMAHAN YANG SERING DITEMUKAN DALAM PENAFSIRAN ALKITAB

Dalam suatu penafsiran seringkali terjadi kesalahan yang tidak secara disengaja dan tidak dalam arti ingin menafsirkan Alkitab dengan salah, tetapi hal ini sering terjadi disebabkan karena kelalaian seorang penafsir pada saat menyampaikan firman Tuhan.

kejadian ini sampai sekarang masih terjadi karena berpikir bahwa melakukan penafsiran merupakan hal yang mudah. Dengan hal tersebut kelemahan yang sering ditemukan pada saat menafsir yaitu:

a. Tidak percaya Alkitab sebagai firman Allah
b. Melalaikan bahasa asli
c. Memberi terlalu banyak makna atau perhatian kepada suatu kata
d. Melalaikan konteks
e. Kurang memperhatikan latar belakang
f. Hanya berfokus pada bagian-bagain tertentu dalam Alkitab
g. Kurang memperhatikan ragam sastra
h. Memakai Alkitab untuk mencapai tujuan tertentu
i. Penafsiran harfiah yang kaku
j. Fantasi atau imajinasi yang tak terkontrol

MENGENAL TERJEMAHAN ALKITAB BAHASA INDONESIA

Pada umumnya pembaca atau penafsir Alkitab di Indonesia merupakan seorang penafsir yang mengandalkan terjemahan-terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia di antaranya Alkitab terjemahan baru (TB), lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Alkitab terjemahan lama (TL), bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) dan Alkitab bahasa Indonesia masa kini (BIMK).

Jenis-jenis terjemahan ini merupakan suatu hal yang membantu penafsir Indonesia, ditambah dengan memakai terjemahan dalam bahasa inggris New International Version (NIV) hal ini sangat membantu penafsir Indonesia untuk dapat mengenal bahasa asli.

Hadirnya berbagai terjemahan pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan salinan kuno, penafsiran serta pendekatan yang dipakai oleh penerjemahan. Sehingga hal ini dapat menjadi suatu perdebatan di antara penerjemah Alkitab dengan sarjana biblikal atau teolog. Tetapi, dalam perbandingan ini sangat dapat bermanfaat bagi seorang penafsir yang mengenal bahasa asli di antaranya ialah:

a. Penerjemahan sebenarnya merupakan penafsiran
b. Terjemahan yang tidak sama menggunakan pendekaan yang tidak sama
c. Manfaat membandingkan beberapa terjemahan

SEJARAH SINGKAT PENAFSIRAN ALKITAB

Penafsiran Alkitab sangat perlu mempelajari sejarah hermeneutik karena pada dasarnya tidak ada seorang pun yang dapat terlepas dari para pendahulu yang telah berusaha melakukan hermeneutik, karena sejarah hermeneutik memberikan pengetahuan bagi para penafsir pada saat sekarang ini agar dalam melakukan penafsiran bersikap rendah hati dan tidak mudah untuk merasa puas dengan apa yang sudah diketahui.

Tetapi, mencari cara-cara yang baik agar dalam menafsir terus berkembang khususnya dalam penafsiran Alkitab, dengan cara tersebut dapat memberikan perubahan yang baik dalam semangat mengabarkan injil yang objektif.

Sejarah hermeneutik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan penafsiran Alkitab karena keduanya memiliki hubungan yang erat dalam kidupan gereja. Karena Alkitab merupakan pegangan yang utama dalam gereja untuk mengatasi masalah-masalah yang datang dari luar dan dalam karena dalam kekristenan Alkitab yang memberikan kekuatan dalam menghadapi segala sesuatu.

Baik dalam menghadapi ajaran-ajaran sesat yang menjadi andalan utama adalah Alkitab sebagai firman Allah yang hidup. 

Dengan berbagai penjelasan tersebut hermeneutik merupakan suatu sejarah yang berliku-liku sama dengan sejarah gereja, tetapi sejarah hermeneutik lebih panjang dari sejarah gereja karena merupakan hal yang sudah lama hadir dalam kehidupan orang Yahudi jauh sebelum gereja lahir pada abad pertama. Dengan pemahaman tersebut pertama kali sejarah hermeneutik dimulai dari zaman Ezra karena merupakan sebuah zaman yang penuh gejolak.

Pola penafsiran orang Yahudi dari Ezra sampai zaman Tuhan Yesus
Sejarah penafsiran PL atau kitab Suci orang Yahudi merupakan suatu hal yang berlangsung sepanjang kitab ini karena penulis di masa kemudian menafsirkan kitab yang ditulis sebelumnya, misalnya Kitab Yeremia 31:29-30 ditafsir Kitab Yehezkiel pasal 18. Dan sejak masa awal kitab ini sudah sangat dihormati oleh orang Yahudi dan berfungsi sebagai kanon dalam kehidupan mereka, sehingga kitab-kitab tersebut setelah ditulis diterima sebagai Tanak (atau TaNaKh bahasa Ibrani) yaitu kitab Suci Yahudi.

Dalam penafsiran yang diterapkan oleh orang Yahudi ada dua faktor yang dilakukan pertama orang Yahudi memiliki interaksi yang tinggi dengan bangsa yang lain khususnya mereka yang hidup diperantauan dan yang kedua pengaruh budaya Yunani. 

Dari kedua faktor tersebut memberikan dampak yang tidak benar dalam kelompok-kelompok yang ada di Yahudi sehingga terjadi perpecahan agama, budaya, sosioal dan ekonomi akibat dari kedua faktor tersebut. Tetapi penafsiran yang dilakukan tersebut hanya berlangsung pada abad yang pertama, dalam pengenalan penafsiran tersebut dialihkan kepada seorang tokoh yang hidup pada abad ke-5 SM yaitu Ezra.

A. Ezra

Ezra adalah seorang ahli Taurat atau Ahli Kitab yang mulai berkarya sekitar tahun 440 SM dan merupakan pelopor penafsir pada zaman itu. Dalam berbagai hal yang dilakukan oleh Ezra menemukan dua hal dalam melakukan penafsiran agar memiliki perhatian yang khusus dalam melakukan penafsiran dan dapat maju.

Karena kemajua dapat menurutnya kemajuan memiliki hubungan yang sangat besar pada zaman itu sehingga apa yang telah dua hal tersebut memberikan pengaruh yang makin besar dalam penafsiran kitab Suci orang Yahudi.

Karya penting orang Yahudi pada masa Yunani-Roma

Mulai pada tahun 323 SM orang Yahudi berada di bawah kekuasaan Ptolemy I, jenderal yang diutus Aleksandria pada zaman itulah orang Yahudi menikmati kebebasan pada zaman Makebe karena bangsa tersebut dikuasai oleh orang Romawi 63 SM. Sehingga dari hal tersebut orang Yahudi semakin mendekatkan diri kepada kitab Suci yang mereka percaya.

Dalam karya-karya yang dimikili oleh bangsa Yahudi diantaranya ialah Septuaginta (LXX), karya Philo, Kitab gulungan laut mati, Targum, Midrash, kitab Apokrifat dan Pseudepigrafa orang Yahudi. Karya-karya ini merupakan hasil yang telah dikembagkan oleh bangsa Yahudi dan telah lama berkembang pada zaman itu sehingga dijadikan karya-karya yang penting dan berguna.

Penafsiran orang Yahudi pada masa Yunani-Roma

Dalam penafsiran yang dilakukan orang Yahudi pada zaman itu memiliki lima pendekatan yang dikenal pada zaman Yunani-Romawi yang meraka kembangkan yaitu: Penafsiran harfiah, Midrash, Pesher, Alegoris dan Tipologi. Kelima penafsiran ini merupakan hal-hal yang sangat diutamakan oleh orang Yahudia dalam menafsirkan kibat suci yang dipercayai.

Pola penafsiran Tuhan Yesus dan orang Kristen pada abad pertama

Dalam penafsiran yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dikenal dengan cara Dia menafsirkan PL dengan hal tersebut beberapa kesimpulam yang ditemukaan adalah:

a. Tuhan Yesus percaya apa yang dicatat PL merupakan fakta sejarah
b. Tuhan Yesus banyak memakai penafsiran pasher dan juga penafsiran harfiah dan midrash (Luk 4:16-21; Mrk 12:29-30) dan tidak ditemukan Dia memakai penafsiran alegoris.
c. Tuhan Yesus menolak Pratik pada zaman itu yang sering menggantikan firman Allah dengan tradisi (band. Mrk 7:6-13; Mat 15:1-9).
Dalam penafsiran yang dilakukan oleh Yesus menurut Charles Harold merupakan hal yang dilakukan oleh para penulis PB dalam hal mengutip PL yang menunjukan tentang pemakaian metode penafsiran tersebut.

Sehingga akhirnya para penulis PB mengambil sikap yang baru dalam penafsiran mengikuti apa yang telah diterapkan oleh Tuhan Yesus dalam menafsirkan PL yang telah diterima oleh orang Kristen sebagai sumber otoritas dalam memahami Alkitab sebagai firman Allah.


Sumber:
DIRINGKAS DARI BUKU "PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB"
OLEH HASAN SUTANTO









0 Response to "HERMENEUTIKA "PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel