TOKOH-TOKOH DI SEKITAR ORANG FARISI





Tokoh-tokoh yang ada pada zaman Yesus selain dari Farisi ialah Ahli-ahli Taurat dan orang Saduki. Beberapa ayat menyebutkan bahwa mereka sesekali dan tidak jarang menjadi orang yang dekat dalam konteks pelayanan Yesus. Mereka bahkan  secara bersamaan memberikan sejumlah pertanyaan-petanyaan (Mat. 9:3; 12:28;15:1; Mrk. 2:6; 7:1; 12:28; Luk. 5:17; Kis. 23:9).


Mereka berbeda dengan orang–orang Saduki (Kis. 23:8), sedangkan orang Farisi di samping menaati hukum Taurat mereka ini juga mengembangkan sejumlah tradisi Lisan dari Taurat ini sama wibawanya dengan Taurat itu sendiri. [1] Inilah perbedaaan prinsip yang sangat signifikan dari orang Saduki, yaitu bahwa mereka tidak menyetujui sikap orang Farisi yang memercayai hukum Lisan lebih berwibawa daripada hukum Tertulis (taurat Musa).

Di samping kaum Farisi dan Saduki, terdapat juga banyak kelompok lain dengan pemahaman yang khusus tentang iman Yahudi: orang-orang Zelot (kaum revolusioner politis), Eseni ( contoh, komunitas Qumran yang menghasilkan Gulungan Naskah Laut Mati), kaum apokaliptis (pengajar-pengajar tentang suatu penghakiman terakhir yang di dalamnya musuh-musuh Allah akan dihancurkan) dan kaum Helenis (pengagum-pengagum kebudayaan Yunani; Philo dari Alexandria, adalah contoh yang perlu dicatat. [2]

Konteks zaman ketika Yesus melayani di bumi bukanlah sebuah konteks dalam situasi politik yang merdeka. Kenyataannya Israel berada dalam kendali bangsa asing. Kebudayaan yang beragam dan keagamaan yang variatif tentunya bercampur di dalam zaman Yesus melayani.

The Essenes rigorously observed all the commandments of the Torah, especially the laws of purity. Because of their asceticism, they lived apart, isolating themselves in villages and desert, dwelling in cooperative communities and rejecting personal possessions. They were an influential sect who conducted themselves in an austere way, disdaining material advancement. They were not interested in governing the land. (Orang Eseni secara ketat mengamati segala perintah Torah, terutama hukum kesucian. Karena asketisme mereka, mereka hidup terpisah, mengisolasi diri di desa-desa dan gurun, tinggal di komunitas kerjasama dan menolak harta pribadi. Mereka adalah sekte yang berpengaruh dilakukan sendiri dengan cara yang keras, meremehkan bahan kemajuan. Mereka tidak tertarik dalam mengatur lahan.) [3]

Orang Eseni memiliki kesamaan dalam hal mengisolasi diri mereka dari khalayak ramai. Kaum Essene menjauhkan diri dari dunia dan bertapa dan hidup murni sampai Mesias datang. [4] Namun tentu tidak sama dalam hal kebiasaan dan kehidupan sosial mereka. Namun orang Eseni merupakan tradisional, yang tidak menaruh sikap terbuka terhadap dunia modernisme.

A third faction, the Essenes, emerged out of disgust with the other two. This sect believed the others had corrupted the city and the Temple. They moved out of Jerusalem and lived a monastic life in the desert, adopting strict dietary laws and a commitment to celibacy. The Essenes are particularly interesting to scholars because they are believed to be an offshoot of the group that lived in Qumran, near the Dead Sea. (Sebuah faksi ketiga, Essene, muncul dari rasa jijik dengan dua lainnya. Sekte ini percaya orang lain telah rusak kota dan Bait Allah. Mereka pindah dari Yerusalem dan menjalani kehidupan monastik di padang pasir, mengadopsi aturan tentang makanan yang ketat dan komitmen untuk hidup selibat. The Essene sangat menarik untuk para sarjana karena mereka diyakini sebagai cabang dari kelompok yang hidup di Qumran, dekat Laut Mati.) [5]
Kaum Esene juga merupakan menjadi tokoh yang eksis pada saat itu. Walau sedikit berbeda dari kelompok lain, mereka lebih kepada orang yang melakukan askese.

AHLI TAURAT

Kelompok yang satu ini  sangat mewarnai kisah-kisah perjalanan pelayanan Yesus. Dalam bahasa Inggris disebut secara bergantian yakni “the Scribes atau Experts in the Law” [6] di dalam Perjanjian Lama kata ini muncul di dalam kitab Ezra 7:6, namun dengan istilah ahli kitab yang mahir dalam Taurat Musa dan juga muncul dua kali saja di Perjanjian Lama yakni Kitab Ezra ayat 12 dan 21.

Di dalam Perjanjian Baru kata ini muncul pertama kali di dalam Injil Matius 2:4. Kisahnya berawal dari orang Majus dari Timur yang sedang bertanya-tanya mengenai kelahiran Yesus (Mat. 2:1). Herodes Agung yang mendengar hal ini terkejut oleh karena Dia yang dilahirkan ini ialah raja orang Yahudi (ayat 2). Timbullah reaksi Herodes untuk mengumpulkan ahli Taurat bangsa Yahudi (Mat. 2:4). Dari kisah ini dapat ditarik sebuah penalaran logis bahwa eksistensi dari ahli Taurat  di tengah-tengah bangsa Yahudi sudah berawal sebelum kelahiran Yesus.

Ahli Taurat dalam ayat ini menceritakan bahwa kelahiran sang Mesias adalah sesuai dengan petunjuk kitab nabi. Jadi jelas bahwa mereka adalah sekelompok orang yang memiliki misi yang spesifik yakni bahwa mereka ahli (cendikiawan) dalam Taurat Musa.  Pada mulanya mereka ini adalah penyalin dan penyimpan catatan-catatan yang karena kepandaiannya menduduki jabatan yang lebih tinggi (Mzm. 45:2; Ezr 7:6; Sir 39:1-11; lih. Yer. 8:8) pada zaman Yesus kebanyakan mereka ini, meskipun tidak semua, berasal dari antara orang Farisi. Bersama dengan para imam kepala dan tua-tua, mereka membentuk Sanhedrin atau dewan tertinggi di Yerusalem yang terdiri dari 71 anggota. Karena karya mereka menafsirkan dan menerapkan kitab Suci, mereka disebut ahli hukum (Luk. 7:30).[7]

Injil Markus memberi keterangan mengenai ahli-ahli Taurat pada zaman Yesus yakni bahwa mereka memiliki kebiasaan suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan menerima penghormatan dari masyarakat di pasar ( 12:38-39). Mereka juga adalah pihak yang pernah mengajukan pertanyaan kepada Yesus ( 12:28). Mereka juga adalah figur yang Yesus pakai untuk membandingkan kualitas hidup kerohanian (Mat. 5:20), bahkan orang-orang memberi penilaian bahwa ajaran Yesus berbeda dengan ajaran para ahli Taurat. 

Di sisi lain Yesus juga memberitahukan bahwa ahli-ahli Taurat salah satu pihak yang akan menyerahkan dan menolak-Nya, bahkan menjatuhi-Nya hukuman mati (Mat. 16:21; 20:18). Ahli-ahli Taurat juga adalah orang yang menyaksikan mukjizat yang Yesus perbuat di dalam pelayanan-Nya (Mat. 21:15). Yang lebih mengejutkan ialah bahwa Yesus mengklaim mereka adalah orang-orang munafik yang tidak membuka jalan bagi orang-orang supaya menerima kerajaan Surga (Mat. 23:13). Aktivitas mereka juga tidak mulia di pandangan Yesus, karena mereka terlibat dalam skandal menelan rumah janda-janda, menipu orang dengan doa yang panjang (Mat. 23:14). Para ahli Taurat ialah penafsir resmi hukum dan kitab Suci Yahudi. Kebanyakan ahli Kitab ialah anggota partai Farisi. [8]

Ahli-ahli Taurat sering memiliki sudut pandang yang sama dalam menilai sikap Yesus, terutama ketika Dia makan dengan orang-orang berdosa (Mat. 2:16). Di sisi lain ahli Taurat juga memiliki niat untuk membunuh Yesus dengan bersekongkol dengan Imam-imam ( 11:18).

Boleh dikatakan bahwa ahli Taurat merupakan aktor utama selain orang Farisi. Ahli Taurat memiliki sorotan yang cukup tajam dalam menganalisis gerak-gerik Yesus dan ajaran bahkan para pengikut termasuk murid-murid-Nya.


Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berupaya sedapat mungkin untuk mencari orang yang bersedia masuk agama Yahudi tetapi bila mereka berhasil orang itu ternyata tidak menjadi penganut agama Yahudi, tetapi pengikut aliran yang menerima tafsiran hukum Taurat ala Farisi. Dengan demikian orang proselit itu mereka jadikan “orang neraka” (huion geenes) harfiah “anak neraka” artinya orang yang termasuk lingukngan neraka.[9]

Ahli-ahli Taurat memiliki semangat dalam mencari pengikut, tidak begitu mengherankan, karena mereka adalah orang yang giat dalam mewartakan ajaran mereka di Bait Allah dan juga rumah ibadat (Sinagoge). Namun Yesus mematahkan pandangan tersebut dengan berkata bahwa mereka menjadikan pengikut mereka lebih buruk dari pada mereka sendiri (Mat. 23:15). Ketegangan demi ketegangan terjadi karena tampilnya seorang figur yang sama sekali berbeda dari yang mereka ekspektasikan.

Mereka adalah orang yang dianggap penting dalam sistem agama Yahudi. When during the Hellenistic period the leading priests became largely tainted with paganism, the scribes became the zealous defenders of the law and the true teachers of the common people. (Ketika selama periode Hellenistik para imam terkemuka menjadi sebagian besar dicemari dengan penyembahan berhala, ahli-ahli Taurat menjadi pembela hukum yang giat dan guru sejati dari orang awam). [10] Mereka ibarat penjaga doktrin orang Yahudi.

Ezra sebagai nenek moyang mereka juga adalah seorang ahli Taurat, yang telah membuktikan kinerja yang baik dan telah menorehkan sejarah yang sudah terukir dengan gamblang di depan mata mereka. Ezra membawa umat untuk kembali kepada hasrat Allah yaitu menaati Taurat yang sudah diberikan oleh Allah kepada mereka. Ezra membacakan dan menjelaskan apa yang tertulis di dalam Taurat tersebut. Peran Ezra sebagai imam dan ahli kitab membangkitkan iman dan harapan spiritual mereka setelah pembuangan yang cukup lama itu (Neh. 8:1:18).

Ezra sebagai ahli Kitab tampak berbeda dengan ahli Taurat pada zaman Yesus melayani. The scribes develop an extensive and complicated system of teaching intended to safeguard the sanctity of the law. By their practice of making “a fence about the law” they added to its actual requirments (Matt 23:4; Luke 11:46). (Ahli-ahli Taurat mengembangkan sebuah sistem yang luas dan kompleks pengajaran dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum. Dengan membuat "pagar tentang hukum" mereka menambahkan syarat-syarat aktual (Mat 23: 4; Luk. 11:46)).[11] Ahli-ahli Taurat memiliki kemiripan, yakni pandangan mengenai tradisi Lisan. Selain hukum Taurat yang perlu untuk diterjemahkan untuk diterapkan, maka di samping itu tradisi Lisan ikut menyertai di dalamnya.

Konsentrasi yang tidak lagi terarah kepada pembangunan iman justru memecah tujuan yang mulai tersebut. The scribes were a class of learned Jews who devoted themselves to a scientific study of the Law, and made its exposition their professional occupation. (Ahli-ahli Taurat adalah golongan pembelajar Yahudi yang mengabdikan diri untuk studi ilmiah Taurat, dan membuat pemaparannya menjadi jabatan profesional mereka). [12] Memang tidak salah jika gelar yang disandang mereka sesuai dengan nama yang merepresentasikan siapa mereka. Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam hukum Musa.

To teach the Law was also the professional business of the scribes in order that people should obey the Law, it was neccesary that they should know it; and an elaborate system of rules such as was contained in the Jewish tradition could be learned only with the assistance of the teacher (untuk mengajarkan Hukum, juga merupakan usaha profesional ahli-ahli Taurat agar orang-orang mematuhi hukum, sangat perlu supaya mereka tahu hal tersebut; dan sistem terperinci dari aturan seperti yang terkandung dalam tradisi Yahudi bisa dipelajari hanya dengan bantuan sang guru).[13]
Tampaknya orang Yahudi sangat memiliki ketergantungan terhadap kelompok yang satu ini. Tanpa bantuan ahli Taurat belum tentu orang awam dapat mengerti apa yang diajarkan mereka. Perlu peran sang Rabi yakni ahli-ahli Taurat dalam menguraikan, menjabarkan bahkan menunjukkan esensi Taurat kepada orang banyak.

A class of learned men who made the systematic study of the law and its exposition their professional (Matt 22:35; Luke 5:17; 7:30; 10:25; 11:45; 14:3; Acts 5:34). They are often associated with the Pharisees (Matt 5:20; 12:38; 15:1; 23:2, 13; Mark 7:5; Luke 5:21, 30; 6:7; 11:53; 15:2; John 8:3) But they are also mentioned alone and were not neccesarily Pharisees (Matt. 9:3; Mark 2:6; 3:22; 9:14; Luke 20:39.  The majority of the scribes belonged to the Pharisee party, which recognized the legal interpretations of  the scribes. (Kelas orang terpelajar yang membuat studi sistematis hukum dan pemaparan yang profesional mereka (Matius 22:35; Lukas 05:17; 07:30; 10:25; 11:45; 14: 3; Kis 05:34) . Mereka selalu terkait dengan orang-orang Farisi (Mat 05:20; 00:38; 15: 1; 23: 2, 13; Markus 7: 5; Lukas 5:21, 30; 6: 7; 11:53; 15: 2 ; Yohanes 8: 3) Namun mereka juga disebutkan sendirian dan belum tentu orang-orang Farisi (Matius 9:. 3; Markus 2:. 6; 03:22; 09:14; Lukas 20:39 mayoritas ahli-ahli Taurat berasal dari partai Farisi, yang mengakui interpretasi Hukum dari ahli-ahli Taurat) [14]

Tidak salah lagi bahwa memang ahli-ahli Taurat adalah pasangan yang serasi dengan orang Farisi. Dua kelompok inilah yang membenci Yesus dan ajaran-Nya dan yang sering mencobai-Nya dengan beberapa pertanyaan. Mengintai di setiap tempat dan konteks pelayanan Yesus untuk menunggu detik-detik di mana Yesus bisa dijerat.

ORANG ZELOT

Tidak banyak catatan mengenai orang Zelot di dalam Alkitab. Dari kedua belas murid Yesus, salah satunya ialah orang Zelot, yakni Simon orang Zelot. orang Zelot memiliki pandangan yaitu: Orang-orang Yahudi berkeyakinan bahwa tunduk kepada pemerintahan asing itu bertentangan dengan undang-undang Allah. [15]

Kaum zelot merupakan orang-orang yang sering terlibat dalam tindakan langsung melawan pihak Roma. Mungkin kepercayaan agama mereka mirip dengan kaum Farisi. Tetapi keyakinan mereka yang terutama ialah bahwa mereka tidak dapat mempunyai tuan yang lain kecuali Allah, dan juga karena itu orang-orang Romawi harus diusir dengan cara apapun juga.[16]

Salah satu Kaum yang memperjuangkan pembebasan orang Israel dari penjajahan Romawi ialah orang Zelot. Bagi Kaum Zelot pemerintahan Romawi adalah pemerintahan yang korup. Harapan kepada tokoh pembebas merupakan dambaan mereka sebagai orang Yahudi. David F. Hinson menuturkan sebagai sebagai berikut:

Kaum Zelot orang-orang Yahudi yang termasuk kelompok yang percaya bahwa mereka harus memperjuangkan datangnya Kerajaan Allah. Mereka percaya bahwa pemerintahan Romawi adalah suatu pemerintahan yang jahat dan yang paling buruk di dalam suatu dunia yang juga sudah rusak oleh dosa dan kejahatan. Mereka percaya bahwa Mesias akan datang sebagai seorang panglima perang dan dengan kebijaksanaan serta kekuatan militer ia akan mengalahkan bangsa Romawi. Kemudian dari dari itu ia akan mendirikan Kerajaan Allah di bumi ini.[17]

Melihat latar belakang kehidupan orang Zelot yang tidak menyukai kehadiran pemerintahan Romawi, maka kesan kehadiran Mesias lebih kuat, yaitu untuk segera meruntuhkan kerajaan Romawi. Orang Zelot memiliki semangat juang yang tinggi akan datangnya kerajaan Allah. Kelompok ini merupakan kelompok sayap kiri, kelompok nasionalis di Palestina pada abad I. Mereka menggunakan kekuatan untuk mengusir penguasa Roma dari tanah kelahiran mereka.[18] 

Jika dilihat dari sikap mereka yang gigih untuk menentang penguasa Romawi, maka mereka adalah orang-orang yang memiliki semangat kemerdekaan yang sangat tinggi. Dari ke-12 murid Yesus, salah satunya adalah orang Zelot yaitu si Simon.

ORANG SADUKI

Pergolakan politis yang terjadi di bawah penjajahan Romawi, mengubah banyak segi kehidupan masyarakat orang Yahudi. Di dalam Injil tercatat bagaimana orang Farisi memiliki relasi dengan orang Saduki. Injil Sinoptik merekam beberapa peristiwa mengenai tindakan mereka kepada Yesus. Misalkan ketika mereka mencobai Yesus, dengan meminta tanda dari Surga (Mat. 16:1). Bahkan ketika Yesus memperingatkan murid-murid-Nya.  Yesus beberapa kali menyinggung orang Farisi dengan orang Saduki (Mat. 16:6, 11). Orang Farisi tentu mengenal siapa itu orang Saduki dan demikian pula sebaliknya, bahwa orang Saduki juga mengenal orang Farisi.

Orang Saduki tidak setenar orang Farisi. Meskipun mereka sama-sama terlibat dalam argumentasi yang cukup tegang dengan Yesus, namun kenyataannya ialah bahwa mereka adalah sebuah kelompok yang cukup eksis pada zaman itu. Mereka adalah kelompok religius yang memiliki kaitan langsung dengan tempat ibadah bangsa Israel. Padahal kita tahu kelompok Saduki ini adalah kelompok Imam-imam yang sangat terkait dengan Bait Allah  di Yerusalem. Tidak seperti halnya kaum Farisi dan ahli Taurat yang terdapat di hampir setiap pusat para Diaspora, kelompok Saduki ini terkonsentrasi di Yerusalem.[19]

Penyebaran orang-orang Saduki tidak seperti orang Farisi. Orang Saduki adalah tipe orang yang terpusat di dalam sebuah area yakni di Yerusalam. Komunitas mereka memang tidak sebanyak orang Farisi, namun mereka merupakan pihak yang terkadang memiliki tujuan yang sama terhadap Yesus, yaitu mencobai-Nya (Mat. 16:1). Di dalam banyak hal orang Farisi adalah orang yang terbaik di seluruh negeri. Jumlah mereka tidak pernah lebih dari 6000 orang. 


Mereka dikenal sebagai Kaburah, yaitu persekutuan para Farisi. Mereka masuk ke dalam persekutuan itu dengan mengucapkan ikatan janji di hadapan tiga orang saksi, yaitu bahwa mereka  akan mematuhi setiap Hukum kitab Suci sepanjang hidup mereka.[20] Tidak ada sekte dalam zaman Yesus, yang memiliki rumusan-rumusan doktrin yang solid, selain orang Farisi. Jika orang Farisi sering bersitegang leher dengan Yesus, itu karena mereka melihat ada nilai dan warna yang baru dan yang tidak sesuai dengan ajaran nenek moyang (tradisi Lisan) di dalam pelayanan-Nya.

Kaum Saduki terutama terdapat di antara keluarga-keluarga imam yang terkemuka di Yerusalem. Mereka merupakan  semacam kaum bangsawan, yang tidak suka bergaul dengan orang banyak, tidak pula suka memedulikan masalah ahli-ahli Taurat. Mereka merasa dirinya lebih tinggi, lebih pandai dari pada banyak orang yang bodoh itu. Mereka tidak memercayai adanya malaikat tidak memercayai pula kebangkitan orang mati.[21]

Intensitas kisah orang Saduki memang tidak sebanyak kisah orang Farisi  yang tertulis dalam Injil Sinoptik. Namun dari kisah-kisah perlawanan mereka terhadap ajaran Yesus, mereka juga adalah golongan yang unik. Ajaran mereka sederhana dan tidak terlalu rumit. Bagi mereka malaikat itu sesuatu yang tidak dipercayai keberadaannya. Dalam isu ini terletak sebuah perbedaan yang tajam dengan ajaran orang Farisi. Tidak hanya sebatas itu saja, ternyata kepercayaan bahwa orang mati akan dibangkitkan, menjadi ajaran yang tidak dipercayai oleh mereka. Harus diakui ada beberapa hal yang menarik dan menjadi hak istimewa bagi kelompok ini. 

Michael Keene mencatat seperti berikut:
Ini adalah suatu kelompok kecil tetapi merupakan kelompok tuan tanah aristoktrat yang berpengaruh besar. Imam besar selalu dipilih dari kaum ini.  Posisi sebagai imam besar, bersama dengan segala keterwakilan mereka yang luas dalam sandhedrin, merupakan sumber pengaruh mereka. Guna mempertahankan pengaruh itu mereka selalu siap untuk berkompromi dengan penguasa roma.[22]
Mereka terutama terdiri dari para imam yang terkemuka di Bait Allah di Yerusalem dan meliputi hanya golongan-golongan yang paling berada di masyarakat Yahudi.[23] Hak prioritas yang mereka dapatkan membuat posisi orang Saduki sangat mapan. Mereka seolah-olah berada di zona yang ‘basah’. Di dalam persoalan agama, yakni mengenai kitab Suci, orang Saduki hanya menerima hukum-hukum Tertulis dari Perjanjian Lama; dan di dalam Perjanjian Lama mereka hanya menekankan pada hukum Musa dan tidak memerhatikan kitab nabi-nabi.


Pada pihak lain orang-orang Saduki bersikap amat politis. Mereka merupakan partai yang kaya dan aristokratis. Mereka juga merupakan partai yang suka bekerjasama dengan pemerintah Romawi. Selama mereka masih diperkenankan untuk tetap memiliki kekayaan keenakan hidup dan kedudukan dalam kekuasaan mereka, mereka puas untuk bekerja sama dengan Roma. Dan adalah jelas bahwa para imamlah yang menguasai persidangan Sanhedrin. Artinya orang Sadukilah yang banyak bicara.[24]
Bagi Orang Farisi, orang Saduki kurang mendapatkan sokongan. Keterlibatan mereka dengan pemerintah menjadi pemicu ketidaksukaan mereka terhadap orang Saduki. Apalagi orang Saduki menginginkan kenyamanan hidup dan kekuasaaan dari belaian tangan orang Romawi. 

The Sadducees were elitists who wanted to maintain the priestly caste, but they were also liberal in their willingness to incorporate Hellenism into their lives, something the Pharisees opposed. The Sadducees rejected the idea of the oral Law and insisted on a literal interpretation of the written Law; consequently, they did not believe in an after life, since it is not mentioned in the Torah. The main focus ofSadducee life was rituals associated with the Temple. The Sadducees disappeared around 70 A.D., after thed estruction of the Second Temple. None of the writings of the Sadducees has survived, so the little we know about them comes from their Pharisaic opponents. These two "parties" served in the Great Sanhedrin, a kind of Jewish Supreme Court made up of 71 members whose responsibility was to interpret civil and religious laws. (Orang-orang Saduki adalah kaum elit yang ingin mempertahankan kasta imam, tapi mereka juga liberal dalam kesediaan mereka untuk memasukkan kebudayaan Yunani ke dalam kehidupan mereka, sesuatu yang orang-orang Farisi lawan. Orang-orang Saduki menolak gagasan hukum Lisan dan bersikeras pada penafsiran literal hukum Tertulis; karena itu, mereka tidak percaya pada kehidupan setelah, karena tidak disebutkan dalam Taurat. Fokus utama dari kehidupan Saduki adalah ritual yang berhubungan dengan Bait Allah. Orang-orang Saduki menghilang sekitar 70 AD, setelah penghancuran Bait Suci Kedua. Tak satu pun dari tulisan-tulisan orang-orang Saduki telah bertahan, jadi sedikit kita tahu tentang mereka berasal dari lawan Farisi mereka. Kedua "pihak" melayani di Sanhedrin Agung, semacam Yahudi Mahkamah Agung terdiri dari 71 anggota yang bertanggung jawab adalah untuk menafsirkan hukum sipil dan agama) [25]


Selain tidak disukai oleh orang Farisi, ternyata orang Saduki juga tidak menyukai orang Farisi, berkenaan dengan hukum Lisan. Orang Saduki hanya mengakui dan menerima Torah yaitu Hukum Musa. Tingkat kompromi dengan budaya lain sangat tinggi dan hal ini juga menjadi sumber api kebencian bagi orang Farisi terhadap orang Saduki.

IMAM BESAR

Imam Besar pertama dalam Perjanjian Lama ialah Imam Besar Harun (Kel. 28:1) yang langsung tangkat oleh Tuhan (Yahweh). Pada zaman Yesus, Imam Besar yang menjabat atau yang berkuasa ialah Imam Besar Kayafas dan Imam Besar Hanas. (Mat. 26:3; Luk. 3:2; Yoh. 18:13, 24). Pertama-tama Yesus dibawa ke rumah Hanas, bekas Imam Besar dan mertua Imam Besar Kayafas. Lima dari putra telah melayani sebagai Imam Besar pada masa lampau. Meskipun ia sudah pensiunan, namun pengaruhnya amat besar.[26] Ketika momen penangkapan Yesus, Dia dibawa kepada Imam Besar Kayafas (Mat. 26:57).

Imam Besar juga terlibat di dalam proses peradilan Yesus dan mengajukan pertanyaan kepada-Nya dan ingin tahu apakah Yesus benar-benar adalah seorang Mesias. (Mat. 26:62-63;  14:60-66). Namun jawaban atas pertanyaan Imam Besar tidak cukup memuaskan, sehingga Imam Besar mengoyakkan jubah-Nya dan memberikan keterangan palus bahwa jawaban Yesus menghujat Allah. (Mat. 26:65)

Di dalam Perjanjian Lama, Harus menjadi Imam Besar untuk bangsa Israel yang masa jabatannya seumur hidup (Kel. 28:1; 41; 30:30). Dalam PL para imam adalah perantara antara umat dan Allahnya yang berkuasa. Fungis utamanya adalah membawakan korban-korban dengan tugas tambahan mengajarkan hukum Taurat. Demikianlah sampai masa pembuangan. [27]

Di bawah pemerintahan Herodes Agung Imam-Imam Besar tidak lagi memegang jabatan seumur hidup. Hanas diangkat oleh Kirenius wali negeri Siria pada 6 M, hingga 15 M. Setelah beberapa masa jabatan yang singkat Kayafas yang adalah menantu Hanas menjadi Imam Besar dari 18 M hingga 36 M. [28]


IMAM-IMAM KEPALA

Tokoh yang satu ini cukup fenomenal, karena tampak jelas di dalam Injil Sinoptik. Yesus pernah menyinggung tokoh yang satu ini sebagai orang-orang yang terlibat di dalam penderitaan-Nya dan menjatuhi Dia hukuman mati (Mat. 16:21; 20:18;  8:31; Luk. 9:22). Imam-imam kepala disebut di sini sebagai juru-juru bicara Mahkamah Agama. [29] Imam-imam kepala juga dalam satu peristiwa mempertanyakan sumber kuasa Yesus dalam mengadakan mukjizat (Mat. 21:23).

Anggota Imam-imam kepala terutama adalah imam Besar yang masih menjabat, yang ditunjuk berdasarkan warisan keturunan dari Aaron. Jabatan ini berlangsung seumur hidup, tetapi di bawah dominasi Roma. Kedudukan Imam Besar tergantung dari belas kasihan prefek Romawi, yang dapat mengubahnya sesuka hati mereka. Pemilihan Imam Besar tampaknya tidak bebas dari praktik korupsi, sebagaimana diutarakan dalam dokumen sezaman. “karena uang dibayarkan dengan maksud untuk mendapat jabatan Imam Besar, Imam Besar diganti setiap dua belas bulan.” Namun itu terlalu dibesar-besarkan karena kita tahu mengapa ada kekecualian, misalnya Hanas. Ia menjadi Imam Besar selama sembilan tahun, dan Kayafas selama depan belas tahun.[30]         

Imam-imam kepala memiliki peran tersendiri sebagai bangsa Yahudi. Tokoh ini merupakan aktor yang memiliki andil dalam hukuman Yesus, karena mereka merekalah yang memiliki hasrat membunuh Yesus dan yang ingin membinasakan-Nya. Ketika Yudas sudah melakukan tugasnya yakni menyerahkan Yesus kepada orang Yahudi.

Pada akhirnya Yudas (murid Yesus) mengembalikan 30 keping perak kepada imam-imam (Mat. 27:6), namun imam-imam menolak untuk menerima uang darah tersebut. Imam-imam Kepala ialah para anggota keluarga-keluarga imam yang paling terpengaruh di kota Yerusalem. Mereka mengepalai 24 rombongan imam yang secara bergilir bertugas di Bait Suci. Serupa dengan para nabi, para imam berperan, sebagai juru-juru bicara dan pengantara antara Allah dan manusia.[31] Imam memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Israel khususnya mengenai persoalan peribadatan.


TUA-TUA

Yesus menjelaskan secara singkat bagaimana keterlibatan tua-tua bangsa Yahudi di dalam Penderitaan Yesus dan bagaimana Dia diserahakan ke Mahkamah Agama. (Mat. 16:21) tua-tua juga terlibat di dalam penangkapan Yesus di taman Getsemani bersama imam-imam kepala (Mat. 26:47) tua-tua juga ikut dalam rapat untuk mengambil keputusan terhadap sidang Yesus (Mat. 27:1).  Mereka juga adalah tokoh yang membakar omosi banyak orang untuk lebih memilih Barabas dari pada Yesus untuk dibebaskan (Mat. 27:20)

Di dalam satu kesempatan imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan ahli-ahli Taurat sepakat untuk menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama. Mereka memiliki harmonisasi yang cukup baik untuk menyerahkan Yesus kepada hukum orang Yahudi (Mat. 27:1;Luk. 22:66).





[1]I, SnoekSejarah Suci (Jakarta : BPK, 2008) 247.
[2]Linwood, Urban. Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen (Jakarta: Gunung Mulia,2008) 9.
[3]Mosheh, Weiss. A Brief History of the Jewish People (MarylandRowman & Littlefield Publishers, 200442.
[4]Malcolm Brownlee. Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan  (Jakarta: Gunung Mulia, 200413.
[6]Peneliti, membandingkan beberapa terjemahan Alkitab seperti King James Version, New English Translation.
[7]Gerald, O'C, SJ. & Edward G Farrugia. SJ. Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius1996) 19.
[8]Stefan LeksTafsir Injil Matius (Yogyakarta: Kanisius, 2003) 242.
[9]J.T. Nielsen. Tafsiran  Alkkitab Injil Matius Pasal:23-28 (Jakarta: BPK, 2009) 14.
[10]J. D. Douglas,C. MerrillZondervan Bible Dictionary (Grand Rapids: Zondervan 2008 ) no page.
[11]Ibid..
[12]James ,HastingsDictionary of Christ and the Gospels: Volume II (Part Two Profit – Zion  Volume 2 ( Hawaii: University Press of the Pacific, 2004 ) 582.
[13]Ibid. 584.
[14]J. D. Douglas,C. MerrillZondervan Bible Dictionary (Grand Rapids: Zondervan 2008 ) no page.
[15]John, DraneMemahami Perjanjian Baru  (Jakarta: BPK, 2005) 44.
[16]Ibid.
[17]Ibid. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab 281.
[18]Michael, KeeneSeri Access Guides YESUS (Yogyakarta: Kanisius, 2007 ) 25.
[19]Harjawiyata, Frans. OCSO. Yesus dan Situasi Zamannya  (Yogyakarta: Kanisius, 1998) 36.
[20]William, Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari  Injil Yohanes Psl 8-21 (Jakarta: Gunung Mulia,2008 ) 204
[21]J.H. Bavinck. Sejarah Kerajaan Allah 2 PB (Jakarta: BPK, 2003) 18.
[22]Michael, KeeneSeri Access Guides YESUS (Yogyakarta: Kanisius,2007 ) 24.
[23]Ibid. John Drane 41.
[24]William, Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes 8 -21 (Jakarta: Gunung Mulia,2009 ) 164.
[26]Robert R. Boehlke. Siapakah Yesus Sebenarnya? (Jakarta: BPK, tanpa tahun terbit88.
[27]W.R.F, Browning. Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible (Jakarta, BPK, 2008) 149.
[28]Ibid. 149.
[29]Robert R. Boehlke. Tafsir Injil Lukas (YogyakartaKanisius, 2003613.
[30]Luis, M. Bermejo Selubung Kirmizi, Jejak-Jejak Penyaliban Al Masih (YogyakartaKanisius, 2008 ) 9
[31]Stefan, Leks. Tafsir Injil Matius(Yogyakarta: Kanisius, 200342


0 Response to "TOKOH-TOKOH DI SEKITAR ORANG FARISI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel