"KAMU TELAH MEREKA-REKAKAN YANG JAHAT TERHADAP AKU"
UCAPAN SULIT
DALAM PERJANJIAN LAMA 13
“KAMU TELAH MEREKA-REKAKAN YANG JAHAT
TERHADAP AKU, TETAPI ALLAH TELAH MEREKA-REKAKANNYA UNTUK KEBAIKAN”
Kejadian
50:19-20
“Tetapi Yusuf
berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Bagaimana Allah bisa menjadi Allah jika
manusia benar-benar bebas menentukan pilihan mereka sendiri? Cepat atau lambat
kedua pihak yang bebas ini akan bertabrakan dan salah satunya pasti harus
menyerahkan tempatnya kepada yang lain.
Bagian ini telah menghibur banyak orang dan
menolong mereka lebih memahami bagaimana prinsip-prinsip kedaulatan ilahi, kebebasan
manusiawi dan tanggungjawab pribadi saling berkaitan. Bacaan ini menegaskan
bahwa kedaulatan ilahi dan kebebasan manusiawi bekerja sedemikian rupa sehingga
terkadang mengherankan.
Allah membenci segala dosa dengan kebencian
yang sempuma dan tak henti-hentinya. Namun, adalah hak-Nya untuk mengizinkan
yang baik muncul dari yang jahat rekaan pihak lain.
Sesungguhnya, tak ada dosa
yang bisa diperbuat tanpa sepengetahuan-Nya atau terhadap kehendak-Nya yang
suci. Dalam pengertian ini, orang berdosa seringkali hanyalah pelayan-pelayan
dari karya-karya pemeliharaan-Nya sama seperti orang-orang kudus-Nya.
Sewaktu karena kedengkian dan kebencian
yang mendalam dari saudara-saudara tiri Yusuf mereka menjual Yusuf menjadi
budak, Allah melalui karya misterius-Nya mengirimnya ke Mesir, bukan hanya
untuk menyelamatkan bangsa kafir tersebut (bukti bahwa anugerah umum tersedia
bagi semua disebabkan oleh dekrit penciptaan) namun juga menyelamatkan
orang-orang yang menjualnya ke dalam situasi-situasi yang menakutkan itu.
Dengan demikian, Yusuf mencapai posisi yang tadinya akan dirusak oleh
saudara-saudaranya. Dan pada puncaknya Allah dimuliakan.
Dari hal itu, Yusuf diajar untuk mengakui
dan menghormati pemeliharaan Allah dalam keadaan-keadaan yang dialaminya. Ia
juga mengajarkan kebenaran ini kepada saudara-saudaranya.
Mereka dan kita harus
memandang tangan Allah bukan hanya dalam kebaikan dan belas kasih-Nya kepada
kita, melainkan juga dalam penderitaan dan pencobaan kita.
Orang berdosa tak bisa membatalkan
tindakan-tindakan mereka atau menghindari konsekuensi alami dari dosa yang
menghasiIkan pengaruh-pengaruh yang biasanya menyedihkan, namun ada banyak
sekali kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan yang penuh kasih bagi penetralan
danperbedaandengan cara lain atas pengaruh-pengaruh yang merusak dari kejahatan
seperti itu.
Allah sanggup dan memang mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Roma 8:28-29).
Pengakuan seperti itu tidak berarti bahwa
natur dosa telah diubah dan bahwa orang percaya tak pernah mengalami sakit
akibat dosa. Racun tak pudar sebagai racun hanya karena sesekali dapat dipakai
sebagai obat.
Namun, bacaan tadi menyatakan bahwa Allah
tak perlu khawatir bahwa tujuan-tujuan-Nya akan dibatalkan oleh
perilaku-perilaku masyarakat yang berdosa.
Allah juga tak perlu membatasi
kebebasan yang dimiliki setiap pribadi, baik orang percaya maupun yang tidak
percaya, dengan maksud untuk mempertahankan kedaulatan-Nya.
la bisa
mengatasinya dan fa berhasil, Akibatnya adalah Allah tetaplah Allah dan manusia
tetap bertanggung ja wab, layak dicela dan dihukum atas segala perilaku mereka.
Dalam tujuan ilahi ada kehendak Allah yang
bersifat perintah demikian pula ada kehendak yang bersifat memiliki
kelonggaran. Pria dan wanita mungkin layak dihukum dan dicela karena perbuatan
seperti menyalibkan Tuhan, namun sebagai tindakan yang diperbolehkan itu tetap
termasuk seluruh rencana Allah.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Kisah 2:23, "Dia (Yesus) yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah
kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka."
Jika
itu benar dalam hal penyaliban Kristus, maka tak ada yang kurang benar dalam
kasus Yusuf dan semua pria dan wanita yang teraniaya dengan cara serupa pada
masa kini.
Sumber
:
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian
Lama” Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR
SAAT, 2015, halaman 48-50
0 Response to ""KAMU TELAH MEREKA-REKAKAN YANG JAHAT TERHADAP AKU""
Post a Comment