UCAPAN SULIT DALAM PL ITULAH MALAIKAT TUHAN




UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 25

“ITULAH MALAIKAT TUHAN”


Hakim 6:22-23

Ay. 22 Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka."ay. 23 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati."

Jika Gideon telah melihat seorang malaikat saja, mengapa ia takut bahwa ia akan mati? Banyak penafsir percaya bahwa malaikat mengambil temp at Allah dan bertindak sebagai wakil-Nya, namun ada sebagian yang tidak merasa bahwa penjelasan ini cocok dengan semua data, Jadi, siapakah malaikat TUHAN (Malakh YHVH) ini?

Malaikat TUHAN mula-mula nampak dalam Kejadian 16:7 dan kemudian sesekali muncul di sepanjang beberapa kitab awal Perjanjian Lama. Dalam bagian-bagian lainnya, sesosok pribadi yang mewujudkan diri-Nya dalam bentuk manusia seringkali disebut "TUHAN" (Kej. 12:7; 17:1; 18:1). 

Banyak penafsir berpendapat, bahwa malaikat TUHAN adalah Tuhan Yesus Kristus yang muncul dalam Perjanjian Lama dengan bentuk manusia (perwujudan Kristofani).

Jika malaikat ini sebenarnya adalah Allah, mengapa Ia disebut malaikat? Karena makna asal dari istilah malaikat adalah "sang penyampai berita, atau yang diutus ", maka kita harus menetapkan dari konteks apakah istilah tersebut bermakna Jabatan dari yang diutus atau toujud dari malaikat yang dicipta sebagai makhluk-makhluk terbatas.

Semula, sejumlah konteks dari istilah malaikat TUHAN muneul dengan arti tidak leb ih dari sekadar malaikat biasa (sebagaimana dalam Hak. 6:11). Namun bersamaan dengan berlanjutnya narasi, malaikat itu ternyata melampaui tingkat kemalaikatan dan digambarkan dengan istilah-istilah yang hanya cocok dengan salah satu "oknum" Tritunggal. jadi dalam episode Hakim-hakim 6, kita terkejut ketika ayat 14 Tuhanlah yang berkata kepada Gideon padahal sebelumnya hanya malaikat Tuhan yang sedang berbicara.

Banyak bagian dalam Perjanjian Lama yang menyebutkan malaikat ini adalah Allah. Iadi, sesudah diberi tahu bahwa Hagar telah berbicara dengan malaikat Tuhan (empat kali dalam Kej. 16:7,9-11), ayat 13 memberi tahu kita bahwa Hagar "menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan 'Engkaulah El-Roi'" (Engkaulah Allah yang melihat aku).

Kesaksian Yakub dalam Kejadian 48:15-16 lebih tegas. Ia menyatakan Allah yang di hadapan-Nya leluhurnya Abraham dan Ishak telah hidup sebagai "Allah yang adalah gembalaku selama hidupku sampai sekarang, Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya."

Malaikat ini pernah berbicara kepada Yakub sebelumnya dalam mimpi dan memperkenalkan diri-Nya dengan mengatakan, "Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku" (Kej. 31 :11, 13).

Demikian pula dalam Keluaran 3:26 kata-kata malaikat TUHAN dipakai bergantian dengan istilah TUHAN. Nyatanya, malaikat itu berucap, "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" (Kel. 3:6).

Serupa dengan itu. Hakim-hakim 6:12 memulai dengan malaikat TUHAN, namun seiring berlanjutnya kisah itu, ayat 14 mencatat Tuhan mengambil alih pembicaraan yang sama dengan tanpa jeda kecuali pergantian istilah untuk menyebut diri Allah.

Namun, bagian yang benar-benar menye lesaikan m~salah identifikasi yang terkenal ini adalah Keluaran 23:20-23. Di sana Allah berjanji mengutus malaikatnya didepan anak-anak Israel tatkala mereka berjalan di padang gurun. Bangsa Israel diperingatkan bahwa mereka harus taat dan tidak memberontak terhadap malaikat ini. 

Alasannya mengejutkan: sebab nama-Ku ada di dalam dia." Allah takkan pernah berbagi nama-Nya yang berharga itu dengan siapapun juga, sebab Yesaya 42:8 mengatakan bahwa la takkan pernah berbagi kemuliaan dengan yang lain. Jadi nama Allah melambangkan diri-Nya sendiri. Dan jika terhadap seseorang dikatakan memiliki nama Allah dalam dirinya, orang itu adalah Allah!

Malaikat ini memiliki kualitas. hak dan otoritas ilahi. Ia punya kuasa untuk mengaruniakan hidup (b dan melihat dan mengetahui segala sesuatu (Kej. 16:13: 3:7). Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. namun malaikat itu melakukan hal yang sama dalam Keluaran 23:21

Malaikat ini melakukan mujizat-mujizat seperti menyalakan semak belukar namun tak habis terbakar (Kel. 3:2), mengusik Mesir dengan berbagai tulah (Kel. 3:20), menyalakan api di atas batu untuk membakar habis makanan yang disediakan baginya (Hak. 6:21) dan menaikkan Nyala api dari atas mezbah (Hak. 13:20).

Akhirnya, malaikat ini memberi perintah dan menerima penyembahan dari Musa (Kel. 3:5) dan Yosua (Yosua 5:14). Malaikat-malaikat tak diperkenankan menerima penyembahan balk dalam perjanjian mana pun. 

Ketika Yohanes mencoba menyembah seorang malaikat dalam Wahyu 19:10; 22:8-9, ia segera dikoreksi dan diberi tahu untuk tidak melakukannya.

Dari bukti-bukti tersebut, ditarik suatu kesimpulan bahwa malaikat TUHAN dalam Perjanjian Lama merupakan suatu bentuk pra-inkarnasi dati Tuhan Yesus Kristus yang kemudian secara tetap mengenakan daging tatkala Ia datang sebagai searang bayi di Betlehem. Namun perhatikanlah baik-baik: yang datang sesudah Yohanes, telah ada sebelumnya, Ia adalah malaikat TUHAN itu. 

Keilahian-Nya yang sempurna senantiasa terlihat dan juga Ia menghadirkan misteri yang sama dengan Tritunggal yang kelak akan terlihat dalam "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30) dan "Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yohanes 8:18). 

Istilah mengutus itulah yang mempersatukan malaikat itu, pembawa berita atau yang diutus itu ke dalam suatu teologi Kristofani Perjanjian lama, yaitu penampakan Allah dan bentuk manusia.


Sumber :
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 91-94

0 Response to "UCAPAN SULIT DALAM PL ITULAH MALAIKAT TUHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel