MENGAPA YESUS BERBICARA MELALUI PERUMPAMAAN




Bagi anda yang sudah membaca kitab Injil, tentu sudah tidak asing lagi dengan metode pengajaran Yesus di dalam pelayananNya. Perumpamaan adalah hal yang sering kali dilakukan oleh Yesus dalam mengungkapkan inti ajaranNya kepada para pendengarNya.

Namun, mungkin kita sempat berpikir, mengapa Dia melakuan hal tersebut dan mengapa tidak to the point saja? Nah, inilah yang dinamakan keunikan metode yang dipakai Yesus semasa melayani bersama murid-murid-Nya.

Ada empat alasan mengapa Yesus memakai metode khusus ini, dan inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini.




1.AGAR ORANG BANYAK MENDENGARKAN YESUS


Kini Ia tidak sedang berhadapan dengan persekutuan umat di dalam rumah ibadat yang sedikit banyak terikat di sana sampai ibadat usai. Ia sedang berhadapan dengan orang banyak di alam terbuka yang bebas pergi kapan saja.

Karena itu, hal hakiki pertama adalah menarik perhatian mereka. Bila mereka tidak tertarik, mereka akan pergi. Cara yang paling meyakinkan untuk menarik minat oran adalah dengan bercerita kepada mereka, dan Yesus tahu itu.


2. ORANG YAHUDI SUDAH AKRAB DENGAN METODE INI


Dalam Perjanjian Lama ada perumpamaan. Yang paling dikenal adalah cerita tentang seekor anak domba yang diceritakan oleh nabi Natan kepada Daud ketika dengan liciknya Daud telah menyisihkan Uria kemudian mengambil Batsyeba menjadi miliknya sendiri (2 Samuel 12:1-7). Para rabi terbiasa menggunakan perumpamaan dalam pengajaran mereka.



3.IA MEMBUAT GAGASAN ABSTRAK MENJADI SESUATU YANG KONKRET


Hanya sedikit orang yang mengetahui gagasan abstrak. Kebanyak orang berpikir dalam gambaran-gambaran. Kita bisa saja berbicara cukup panjang lebar tentang ‘kecantikan’ dan tak seorang pun yang akan lebih bijaksana.

Namun jika kita menunjuk kepada seseorang dan berkata, “Itu adalah orang yang cantik”, maka arti kata ini menjadi jelas. Kita dapat berbicara cukup panjang lebar tentang kebaikan, namun kita tidak akan sampai pada definisi tentang hal itu.

Akan tetapi setiap orang akan mengenali suatu perbuatan baik bila melihatnya langsung. Memangada gunanya bila setiap kataharrus menjadi dagin; setiap gagasan haruslah diwujudkan di dalam diri seseorang.



Ketika Perjanjian Baru berbicara tentang iman, Abraham diambil sebagai contoh. Dengan demikian gagasan tentang iman menjadi daging dalam diri Abraham. Yesus adalah guru yang bijaksana.

Ia tahu bahwa akan sia-sia mengharapkan orang yang sederhana dapat menangkap gagasan-gagasan abstrak; maka ia membuat gagasan-gagasan abstrak itu menjadi kisah-kisah konkret. Ia memperlihatkannya di dalam; Ia mengubahnya menjadi tokoh-tokoh sehingga orang dapat menangkap dan memahaminya.

4.MENDORONG SESEORANG UNTUK BERPIKIR BAGI DIRINYA SENDIRI

Perumpamaan tidak melakuan pemikiran bagi pendengarnya; pendengarlah yang harus berpikir sendiri. Perumpamaan mendorong seseorang untuk mengambil kesimpulan sendiri dan menemukan kebenaran itu bagi dirinya sendiri.

Cara terburuk untuk menolong seorang anak adalah dengan melakukan pekerjaannya untuknya. Kita sama sekali tidak akan pernah menolong anak kalau kita sendiri yang melakukan pekerjaannya, misalnya; membuat pekerjaan rumahnya, menyelesaikan masalah-masalahnya, dan sebagainya.

Sebaliknya, kita akan sangat membantu seorang anak kalau kita memberikan bantuan seperlunya agar ia melakukannya bagi dirinya sendiri. Inilah yang sesungguhnya menjadi tujuan Yesus.

Kebenaran selalu berdampak ganda kalau kebenaran itu merupakan penemuan pribadi. Yesus ingin agar manusia itu berusaha keras dalam berpikir. Ia tidak ingin membuat pikiran mereka malas. Ia mau supaya mereka aktif. Yesus tidak mau mengambil alih tanggungjawab manusia.

Sebaliknya Ia mau memberi tanggungjawab kepada mereka. Bahkan, Ia mendorong untuk berpikir sendiri, jika mereka mau melakukan usaha yang tepat di dalam kerangka piker yang tepat. Dengan begitu, manusia akan memiliki kebenaran itu menurut cara mereka sendiri.


Sumber : Pemahaman Alkitab Sehari-hari, Willian Barclay. Injil Markus





0 Response to "MENGAPA YESUS BERBICARA MELALUI PERUMPAMAAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel