BEGINI ETIKA MENGGUNAKAN HP DI DALAM GEREJA



Zaman sekarang kalau belum punya smartphone (ponsel pintar) rasanya ada sesuatu yang kurang. Perkembangan teknologi sekarang makin menggila. Bukan saja orang yang dewasa yang menggenggam ponsel pintar ini, namun juga sudah menjamur di kalangan anak-anak SD, SMP.

Kebiasaan membawa Alkitab ke Gereja (kebaktian) secara perlahan namun pasti sudah mulai bergeser ke penggunaan Gadget (gawai). Jika kita mundur 5 hingga 10 tahun ke belakang, penggunaan Alkitab masih mendominasi ketimbang menggunakan Ponsel pintar ke Gereja.

Sebagai orang Kristen, memang saja pro dan kontra tentang membaca Alkitab di HP, khususnya bagi pengkhotbah (Pendeta). Tidak mau dikatakan ketinggalan zaman, mungkin bisa jadi pemicu hal tersebut.

Namun sebagai seorang Kristen yang benar-benar mengamalkan Firman Tuhan, bagaimana etika penggunaan HP di dalam Gereja. Seringkali di layar TV atau monitor Gereja, tertulis “please turn off you cell phone” untuk mengingatkan jemaat bahkan pelayan Tuhan untuk mematikan ponselnya.

Namun, kendatipun sudah ada tulisan berjalan tersebut, di setiap ibadah, apakah memang semua pengguna ponsel, pasti akan mematikannya? Atau malah memilih mode getar atau mode silent bukan off?

Di dalam bahasan kali ini, kita akan melihat, bagaimana etika penggunaan hp (Ponsel) ketika sudah di dalam Gereja atau saat mendengar khotbah yang sedang berlangsung.

MENGGUNAKAN HP SESAAT SEBELUM IBADAH MULAI

Menurut saya, menggunakan ponsel sesaat sebelum ibadah mulai masih boleh dikatakan wajar. Mungkin anda masih perlu mengecek kotak masuk atau E-mail dan sebagainya. Bahkan jika anda pun ingin melihat media sosial rasanya masih boleh dikatakan ‘wajar’.

Namun ketika ibadah sudah mulai, pemimpin pujian sudah memberi aba-aba bahwa ibadah segera akan dimulai, maka saatnya untuk tidak mengunakan HP anda, atau berhenti bermain dengan HP anda.

Jika anda adalah Orang Tua yang memiliki anak-anak yang turut beribadah, sangat penting, untuk memberi teladan bagi mereka, terutama dalam hal penggunaan HP di dalam Gereja.

Jika ibadah sudah dimulai, namun anda masih saja memainkan HP dan mengoperasikannya, maka anak andapun akan melakukan yang sama, kecuali anak anda sudah dewasa sudah tahu untuk menilai mana yang pantas dan yang tidak untuk dilakukan.


PAKAI MODE PESAWAT ATAU AIRPLANE MODE

Memang anda sudah tahu pemberitahuan di layar, agar ponsel anda dimatikan, namun rasanya mungkin ada tidak rela, karena boleh jadi anda membaca Alkiab di Ponsel anda. Jika memang benar, bahwa anda menggunakan Ponsel untuk membaca Alkitab, maka pilihan ini sangatlah tepat.

Mengapa memilih mode pesawat, padahal tidak sedang di dalam pesawat? Mode pesawat, akan mem-block sinyal keluar dan sinyal masuk, sehingga tidak bisa melakukan panggilan keluar dan panggilan ke dalam.

Seringkali, ketika ibadah berlangsung, telepon salah satu jemaat bordering, dan anehnya volumenya pun sangat lumayan tinggi, sehingga kerapkali mengganggu konsentrasi umat yang sedang mengikuti ibadah.

Namun jika anda melakukan hal ini, maka untuk sementara anda tidak bisa mengaktifkan internet dengan demikian tidak dapat melihat media sosial. Bahkan jika rekan anda atau keluarga menghubungi anda ke nomor anda, tidak akan bisa, karena sinyal sedang di-block.

Sangat penting untuk menjaga ketertiban dan suasana khidmat di dalam Gereja, dengan tidak diganggu oleh suara-suara yang tidak jelas, termasuk panggilan masuk ke ponsel anda.

TIDAK MENERIMA PANGGILAN TELEPON KETIKA IBADAH BERLANGSUNG

Saya beberapa kali melihat dan menyaksikan ini, bahwa ada beberapa orang yang masih menjawab telelpon yang masuk dan pergi ke luar ruangan, sementara jemaat melihatnya.

Tentu hal ini, kurang pantas dilakukan, sebab jika ibadah sudah berlangsung. Semestinya seluruh jemaat yang sudah ada di dalam harus mengikuti semua acara dengan tertib dan tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang pada akhirnya merusak suasana ketenangan ibadah.

Jika anda merasa ada panggilan yang amat penting, sebenarnya anda dapat mengabaikannya dan menjawabnya ketika ibadah sudah usai. Sebab jika anda mengangkat telepon di saat ibadah sedang berlangsung, maka orang pun tidak tahu, bahwa anda sedang melakukan ibadah.

Kalau kita membiasakan diri untuk tidak mengangkat telepon di tengah iabdah berlangsung, lama-kelamaan orang lain pun akan menyesuaikan kondisi anda, tanpa anda menjelaskan anda sedang beribadah.

Namun, ketika anda menjawab telepon saat ibadah berjalan, maka orang lain pun akan berpikir, bahwa anda tidak sibuk dan masih bisa diganggu. Namun jika anda benar-benar mau komitmen, maka orang lain pun akan memahami kondisi anda.

Sama halnya kalau rekan kita orang Islam sedang salat Jumat di Masjid, tentu anda tidak akan berani mengganggunya, karean dia sedang beribadah.



Demikian kita juga sebagai orang Kristen, orang lain juga harus tahu dan wajib tahu, bahwa anda sedang tidak boleh diganggu dan anda sedang fokus satu hingga dua jam di Gereja.

Jika anda melakukan hal ini, maka andapun tidak merasa bahwa anda harus menunggu panggilan orang lain, dan orang lain pun merasa tidak perlu menghubungi anda ketika anda sedang beribadah atau melayani.

TIDAK BERMAIN GAME ATAU SALING CHATTING-AN DENGAN TEMAN

Lagi-lagi ibadah haruslah berjalan dengan penuh khidmat dan tenang. Memang ketika bermain game, volume suara dapat dinonktifkan, sementara kita bermain. Namun fokus kita sudah bias dan tujuan kita ke Gereja juga sudah tidak jelas.

Kalau anda bermain game, maka orang lain pun akan terganggu dengan anda, sekalipun anda tidak mengaktifkan volumenya. Orang lain akan melihat posisi kepala anda yang menunduk dan gerakan tangan anda yang memainkan layar Ponsel anda.

Kalau anda merasa bahwa anda tidak mengganggu karena tidak menyalakan volume, cobalah pikirkan, tujuan anda kembali datang ke Gereja. Apakah anda benar-benar ingin beribadah atau memang bermain game?



Apakah anda kekurangan waktu hingga waktu yang tepat dan terbaik juga adalah di dalam Gereja? Kecuali anda sudah kecanduan game, maka akan sangat sulit untuk diberi masukan dan nasihat.

Bolehkan chatting-an dengan rekan di luar Gereja atau rekan sesama gereja? Boleh! Namun bukan saat ibadah berlangsung. Sebab rekan kita pun harus bisa menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain.

Seperti yang saya katakan di atas, anda masih boleh mengirim teks ke orang lain (chatting) jika ibadah belum mulai atau ibadah telah usai.

Sebenarnya bukan untuk mengatur dan mengajari anda soal tata karma, namun semata-mata hanya menghargai orang lain dan terlebih menghargai Tuhan yang sudah hadir di dalam Gereja.


Demikian artikel mengenai Etika menggunakan Ponsel di dalam Gereha saat ibadah sedang berlangsung. Memang aturan tiap gereja itu berbeda, namun Marilah kita lihat sisi positifnya dari apa yang saya utarakan di atas. Terimakasih, Tuhan memberkati. Amin.

0 Response to "BEGINI ETIKA MENGGUNAKAN HP DI DALAM GEREJA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel