TETAP SETIA JAUH LEBIH BERNILAI DARI SEKADAR SEMBUH DARI PENYAKIT





Di dalam hidup ini tentu kita berjuang untuk mencari kebutuhan jasmani dan rohani. Seorang Ayah akan berusaha untuk mencari nafkah bagi seisi rumah dan terkadang seorang ibu juga melakukan hal yang sama.

Tentu kenyataan hidup tidak selalu manis dan tidak selalu mendapatkan yang namanya kemujuran atau hal-hal yang baik-baik saja. Terkadang anak bisa sakit, istri bisa kena musibah, suami bisa dipecat dari pekerjaan dan sebagainya.

Keadaan dan situasi semacam ini adalah adalah hidup yang sesungguhnya sebagai manusia, tidak terlepas bagi mereka yang sudah menjadi Kristen dan sungguh-sungguh melayani Dia sepanjang hidupnya.



Memang tidak salah jika kita berdoa untuk bangkit dari keterpurukan, kemiskinan, kelemahan dan sakit-penyakit. 

Namun menurut saya, ada hal-hal yang tidak bisa dielak ataupun tidak terhindarkan oleh kita, meskipun sebenarnya kita adalah orang yang dekat dengan Tuhan dan sangat mencintaiNya.

Apakah orang Kristen harus disembuhkan dari penyakit ketika mereka berdoa dan memohon kepada Tuhan? Apakah doa-doa setiap orang percaya harus dijawab oleh Tuhan? 

Apakah menjadi orang Kristen harus mendapatkan proteksi Tuhan yang hebat dan serba tidak tembus oleh hal-hal yang buruk?

Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan sedikit banyaknya menjadi lawan kita di dalam pikiran kita. Terkadang berkecamuk di dalam hati kita, mengenai apakah Tuhan tidak membela kita saat-saat kita memohon kepadaNya?


TIDAK SEMUA PENYAKIT YANG DIDERITA PASTI SEMBUH



Apa yang saya maksud dengan topik ini adalah, bahwa kalau kita sebagai orang yang sudah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, tentu masih saja ada hal-hal yang terjadi di luar keinginan kita.

Memang ada saja Tuhan izinkan terjadi untuk kita alami, ada juga hal-hal yang terjadi karena kebodohan dan keserakahan kita. Hal-hal tersebut membuat kita menderita, kena masalah dan mengalami musibah.

Salah kita berdoa kepada Tuhan, kalau kita dalam masalah, walau hal tersebut terjadi karena kita tidak berhati-hati? Tentu tidak salah, karena berdoa adalah salah satu ajaran Alkitab yang penting.

Namun jauh lebih penting lagi jika anda berdoa, dan berikutnya anda lebih berhati-hati dalam pekerjaan dan dalam apa yang anda sedang lakukan.

Memang kita sudah berdoa namun kalau sikap kita tidak mengikuti, tampaknya akan sama saja. Masalah bisa semakin menjadi-jadi dan kita semakin kena dampak dari perbuatan kita.

Di dalam Alkitab anda pasti menemukan kisah-kisah orang yang menderita bahkan sampai mati pun mereka dalam penderitaan mereka. Misalnya saja Lazarus adiknya Marta (Yohanes 11:1-44).

Sangat mudah bagi Yesus untuk menyembuhkan penyakit Lazarus. Kalau saja Lazarus Dia bangkitkan, apalagi sebuah penyakit. 

Namun Yesus sengaja tidak menyembuhkannya, karena Dia ingin mendemonstrasikan kuasa Allah bagi para murid-muridNya dan orang-orang Yahudi. Yesus ingin mengajarkan bahwa Yesus berkuasa atas maut dan atas penyakit.

Jika kita memiliki pergumulan sembuh dari penyakit, maka adalah wajar untuk kita berdoa dan melakukan tindakan medis. Bahkan jika kita terus berdoa pun, adalah hal yang sangat baik sekali.

Namun bukan berarti bahwa ketika berdoa, penyakit kita harus diangkat Tuhan dan harus sembuh. 

Terkadang Tuhan tidak melakukan hal-hal tersebut, mengapa? Adilkah Tuhan? Bukankah Dia sendiri yang berkata bahwa kita harus meminta, mencari, dan mengetuk pintuNya? (Matius 7:7-11)


TUHAN INGIN MELIHAT SEBESAR DAN SETULUS APA CINTAMU PADANYA


Yesus bisa saja menyembuhkan penyakit anda, Dia terlalu mudah untuk melakukanNya dan memang tidak ada yang mustahil bagi Dia. 

Namun jika pada akhirnya engkau kecewa karena penyakitmu tidak Dia pulihkan, bukankah anda sudah tidak percaya Dia lagi?


Jika pada akhirnya anda berpaling dari Dia, karena doa anda tak kunjung dijawab oleh Tuhan. Bukankah anda sudah mengingkari cinta anda kepada Dia?

Bukan berarti kalau Yesus tidak menyembuhkan anda, maka Dia tidak sayang dan cinta kepada anda dan mengingkati janjiNya. 

Namun ada hal yang jauh lebih bernilai dari sekadar sembuh dari sebuah penyakit yakni kesetiaanmu kepada Dia.

Ada banyak orang Kristen yang sungguh-sungguh beriman kepada Dia, mereka mati tanpa sembuh dari penyakit namun di akhir hidupnya, dia tetap mencintai Yesus.

Dia tidak mengatakan sesuatu yang pantas dan tidak layak kepada Yesus, meskipun sudah berdoa dan berdoa dan akirnya meninggal, namun bagi Yesus, setia jauh lebih penting dari sekadar disembuhkan dari penyakit.


IMAN YANG TETAP BERKIBAR JAUH LEBIH PENTING

Bukankah kekasih yang setia yang rela mendampingi orang yang dia cintai sekalipun sakit dan menderita? Bukankah akan terlihat munafik jika kekasih kita pada akhirnya meninggalkan kita, saat kita jatuh dan terpuruk dan jatuh sakit?

Bukankah dia adalah kekasih yang baik, sekalipun kita miskin, gagal, jatuh dan lemah namun dia (pasangan anda) selalu ada di saat-saat anda membutuhkan dia?

Demikian juga, bahwa Tuhan ingin melihat apakah kita hanya menginginkan ‘sesuatu’ yang keluar dari dalam diriNya saja, dan bukan ‘pribadi Tuhan’ sendiri?



Mencintai ‘harta’ seorang lelaki kaya, sangat berbeda dengan mencintai pria kaya. Jika anda mencintai harta pria kaya, maka ketika dia jatuh miskin, maka anda akan segera meninggalkannya.

Sebaliknya jika anda mencintai orangnya dan bukan hartanya, ketika suatu saat hartanya habis atau jatuh miskin, maka anda akan tetap bersama dia. 

Tuhan memang bisa seolah membiarkan kita dalam masalah, seolah doa kita tidak didengar dan seolah Tuhan tuli. Namun Dia hanya ingin melihat sejauh mana kita tetap beriman dan mencintaiNya dan sejauh mana sikap dan ucapan kita tentang Dia.

Ayub diizinkan oleh Tuhan menderita begitu hebat, bahkan penderitaan yang dia alami, rasanya adalah orang yang paling menderita sepanjang Alkitab (selain Yesus).

Tuhan membiarkan dia berada di titik nol (terendah), dari yang memiliki segala sesuatu hingga tidak memiliki apa-apa. Bahkan dukungan moral pun tidak dia dapati. Namun hal yang tidak terduga yakni, Ayub masih bisa berkata “terpujilah nama TUHAN”.

Tidak mudah berkata ‘syukur’ kepada Tuhan saat kita sedang sakit. Tidak mudah untuk berkata ‘terimakasih Tuhan’ saya sudah gagal dan lemah.



Namun jika anda melakukan hal-hal yang tampaknya bertentangan dengan keadaan anda, dan hal tersebut adalah bukti cintamu kepada Dia, bukankah Tuhan akan bangga dan dimuliakan?

Orang lain akan merasa terbangun dan diberkati melalui kesaksian hidup kita yang tetap setia kepada Tuhan walau nyawa kita menjadi taruhannya.

Mazmur 7326 berkata “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Kanker bisa saja menggerogoti daging kita secara perlahan dan pasti, namun kanker tidak akan mampu menggerogoti iman kita.

Penyakit yang kita derita bisa saja membuat daging dan tubuh bahkan bagian tubu kita habis dan hancur, namun iman kita tidak akan pernah hancur lebur. Sekalipun nyawa sudah terancam Tuhan tetaplah menjadi bagian kita.

Jika engkau dalam masalah, tetaplah percaya kepada Dia (Amsal 3:5), jika doamu belum terjawab, tetaplah berdoa kepadaNya (1 Tesalonika 5:17), jika engkau sudah melayani dan beribadah sungguh-sungguh kepada Dia, namun hidupmu masih sama, tetaplah lakukan hal-hal tersebut.

Dia punya cara yang terbaik dalam menolong dan dalam mencukupkan apa yang kit perlukan, hanya cintai Dia dan tetaplah setia kepada Dia walau anda sedang berada dalam masalah yang menghantammu.

Setia kepada Dia hingga di akhir hayat kita, jauh lebih bernilai dari sekadar disembuhkan dari sebuah penyakit. Amin. Tuhan Yesus memberkati.


0 Response to "TETAP SETIA JAUH LEBIH BERNILAI DARI SEKADAR SEMBUH DARI PENYAKIT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel