UCAPAN SULIT PL - DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA

image: drugwatch



UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 50


“DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA”


Amsal 22:6

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Yang membuat bacaan ini menjadi perkataan yang sulit bukanlah makna dari kata-kata seperti yang tertulis; kata-kata itu sudah gamblang dan mudah untuk diterjemahkan.

Sebaliknya, masalahnya berpusat pada pandangan-pandangan yang berbeda terhadap bagian kalimat yang ada di tengah, menurut jalan yang patut baginya, dan dengan kenyataan bahwa ayat ini tidak selalu "menjadi nyata".

Para pembaca sering beranggapan bahwa ayat ini merupakan janji tanpa perkecualian yang diberikan kepada semua orangtua yang saleh, yaitu: Besarkanlah anak-anak Anda sebagai orang-orang percaya yang bermoral, yang takut akan Allah, maka Allah berjanji bahwa mereka akan menjadi baik pada akhirnya.

Namun bagaimana dengan anak-anak yang dibesarkan dalam suatu keluarga Kristen yang kemudian ternyata meninggalkan iman mereka atau berubah ke dalam imoralitas?

Untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting ini, yang telah diperdebatkan dengan sengit, sangat tepat untuk memulai dengan suatu analisa tentang teks itu sendiri.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya berarti mengabdikan sesuatu atau seseorang untuk melayani Allah. Kata kerja tersebut ditemukan dalam Ulangan 20:5 dan bagian-bagian yang sejajar pada pentahbisan Bait Suci dalam 1 Raja-raja 8:63 dan 2 Tawarikh 7:5. Dalam bentuk kata benda adalah nama Yahudi dari perayaan Hanuka.

Keanekaragaman makna bagi tindakan persembahan ini termasuk: mempersiapkan seorang anak untuk melayani, mengabdikan seorang anak kepada Allah atau melatih anak untuk kehidupan dewasa. Orangtua didorong untuk mengabdikan dan mulai melatih setiap anak sebagai tindakan pengabdian kepada Allah yang hidup.

Namun masalah-masalah penafsiran muncul begitu kita mencari suatu antiseden kata ganti dalam bagian kalimat menurut" jalannya yang diterjemahkan di atas sebagai menurut jalan yang patut baginya.

Secara harfiah, bagian kalimat menurut mulut dari, yang telah menyebabkan sebagian orang beranggapan sesuai dengan pelatihan yang ia terima pada "awal"-nya.

Namun, penggunaan istilah mulut untuk konsep ini dan bukan istilah awal sesungguhnya cukup aneh. Atau bisa diartikan secara lebih umum, sesuai ukuran dari, sesuai dengan atau sesuai dengan jalannya.

Apakah "jalan" itu? Itu bisa berarti jalan yang harus ditempuh anak itu sesuai dengan hukum Allah, yaitu jalan yang tepat dalam terang penyataan Allah. Itu juga bisa berarti jalan terbaik yang cocok dengan kepribadian dan sifat-sifat tertentu anak itu sendiri.

Mana yang benar? Tidak diragukan bahwa yang pertama menyatakan standar tertinggi dan makna yang lebih tradisional.

Namun, ini mendapat dukungan paling sedikit dari idioma Ibrani dan kelihatannya menjadi suatu cara yang samar untuk menyatakan apa yang digambarkan dengan lebih eksplisit oleh ungkapan-ungkapan amsal lainnya.

Itu sebabnya, kita menyimpulkan bahwa bagian kalimat yang sukar dimengerti ini mengartikan bahwa perintah tersebut harus disesuaikan dengan natur si anak muda.

Perintah ini harus mengatur diri sendiri sesuai dengan tahap kehidupan, bukti dari panggilan Allah yang unik atas si anak dan sifat hidup yang menjadi tujuan Allah memilih anak itu. Ini bukan memberi kepada si anak kuasa penuh untuk mengambil dan memilih apa yang ingin ia pelajari.



Namun, sesungguhnya perintah ini mengakui bahwa latihan yang diterima anak-anak haruslah sama berbeda dan uniknya dengan jumlah anak yang telah Allah berikan kepada kita.

Akibatnya adalah, sebagaimana yang ditegaskan oleh baris kedua dari amsal ini, bahwa "pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Kata dari pada jalan itu menunjuk pada pelatihan anak muda yang telah disesuaikan dengan karya Allah dalam natur dan keadaan anak itu.

Pelatihan ini menjadi sedemikian penuh inspirasi, berkembang dari dalam dan terbiasa sehingga hampir merupakan natur kedua.

Sebagaimana dengan banyak amsal moral lainnya yang sejenis, pertanyaan yang sering muncul dari banyak orangtua yang bingung: "Apakah amsal ini ada perkecualiannya, atau apakah akan selalu berhasil jika kita melatih anak-anak kita sebagaimana yang dianjurkan ayat ini, kita boleh yakin bahwa mereka takkan berpaling dari Tuhan?"

Tidak, ayat ini bukan suatu jaminan tetap daripada amsal lain manapun dalam kategori literatur yang secara harfiah sama ini. Seperti dalam banyak tulisan lain tentang (amsal) moral yang universal atau tidak jelas, amsal ini memberi tahu kepada kita hanya apa yang terjadi pada umumnnya tanpa menyiratkan bahwa tak ada perkecualian bagi peraturan ini.

Pernyataan tersebut disebut amsal, bukan janji. Banyak orangtua yang saleh telah membesarkan anak-anak mereka dengan cara-cara yang sungguh-sungguh penuh perhatian terhadap kepribadian anak-anak sendiri dan panggilan Allah yang luhur, namun anak-anak tersebut menjadi pemberontak dan fasik walaupun usaha orangtua mereka untuk mengupayakan hasil yang berbeda.

Namun, ada prinsip umum yang menetapkan standar mayoritas. Prinsip ini mendesak para orangtua untuk memberikan perhatian khusus dan terperinci mengenai tugas yang mengagumkan untuk membesarkan anak-anak sehingga anak-anak dapat tetap berjalan di dalam jalur itu sekalipun pelajaran-pelajaran yang diberikan sudah lama berakhir.



Sumber :

“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 179-181

0 Response to "UCAPAN SULIT PL - DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel