UCAPAN SULIT PL - PEMBERIAN DENGAN SEMBUNYI-SEMBUNYI MEMADAMKAN MARAH




UCAPAN SULIT DALAM PERJANJIAN LAMA 49


“Pemberian dengan Sembunyi-sembunyi Memadamkan Marah”


Amsal 21:14

“Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat.”


Sepintas lalu, amsal ini sepertinya menyetujui penyuapan. Ini mengesankan seakan-akan penyuapan adalah cara yang disetujui Allah untuk berurusan dengan keadaan-keadaan tertentu, atau bahkan hampir semua keadaan yang buruk.

Namun kesan pertama ini tak bisa dipertahankan, sebab amsal ini tidak menyetujui penyuapan, melainkan sebaliknya memiliki pengertian yang baik.

Masalahnya adalah: jika ada yang marah kepada Anda, mohonlah damai segera mungkin. Pada saat itu, perdamaian yang tulus lebih penting daripada cara menyelubunginya atau bentuk kehadirannya.

Meredakan orang yang marah seringkali merupakan tugas pertama, dan nilai perdamaian lebih kecil daripada nilai amarah dan pertengkaran yang tak henti-hentinya.

Ini terjadi dalam kehidupan setiap hari. Seringkali, perdebatan logis tidak terlalu efektif untuk menang dibanding beberapa tanda penghargaan atau pengertian.

Bayangkanlah tentang orang yang telah bertengkar dengan pasangannya dan memutuskan untuk tidak lagi berdebat mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah dan lebih suka memberikan suatu hadiah pengertian.

Sering kali strategi ini memenangkan perdamaian dan berakibat lebih harmonis daripada bertindak seperti sesama pendebat.

Dengan pencerahan yang sama, Yesus, dalam Khotbah di Bukit, mendorong para pengikut-Nya untuk memberikan jubah atau tambahan satu mil jika dipaksa untuk memberikan satu mil yang pertama.

Tentu saja, tindakan-tindakan serupa itu bisa diartikan dengan baik sebagai pemberian hadiah untuk mengurangi amarah mereka yang berkekuasaan hukum atas mereka. Hadiah seperti ini bukan yang kita sebut suap. Ini adalah hadiah yang diberikan dengan maksud baik untuk mencapai tujuan yang benar.

Memang kita sedang berhadapan dengan suatu amsal. Jadi, pernyataan ini jangan dimutlakkan, sebab jika demikian, amsal ini bisa digunakan untuk mengajar kesimpulan yang salah bahwa kita harus mengupayakan perdamaian berapapun harganya dan dalam kondisi apapun.

Sebaliknya, Kitab Amsal mengumpulkan sejumlah besar kasus dan memberi pengajarannya dalam sudut pandang seluas mungkin. Namun, kita akan terganggu mendengar seorang pendeta dari pengkhotbah Amerika mendesak umat percaya untuk menyuap pejabat negara dalam keadaan-keadaan tertentu.

Jadi, bagaimanakah kita bisa menyelaraskan konflik yang nyata atas kepentingan ini. Ada yang mengatakan bahwa Alkitab hanya mengutuk yang menerima suap, sebab ada anggapan bahwa orang saleh akan melaksanakan hukum Allah tanpa perlu didorong oleh gaji.

Alasan ini melarang penerimaan suap demi keuntungan pribadi, terutama untuk menyalahgunakan keadilan atau menerapkan keadilan yang telah diterima dengan layak oleh masyarakat. Kita bisa setuju dengan alasan bagian ini.

Namun ada yang mungkin menyatakan lebih lanjut bahwa Alkitab tak pernah mengutuk pemberian suap untuk menghambat kemajuan pemerintahan yang sesat. Dari sini kita harus memulai dengan berhati-hati.

Jika jenis suap ini dikelompokkan dengan pengkhianatan atau kegiatan mata-mata untuk kondisi-kondisi tertentu dalam peperangan atau pendudukan oleh musuh atas tanah penduduk setempat, seharusnya diperlakukan tidak sama dengan pernyataan umum tentang suap.


Pengajaran yang paling hakiki tentang penerimaan suap diungkapkan dalam Keluaran 23:8, "Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar." Peringatan yang sama diulangi untuk para penguasa dalam Ulangan 16:18-19, "Hakim-hakim dan petugas-petugas ... janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar." Jelaslah bahwa suap memutar-balikkan keadilan demi keuntungan pribadi.

Salomo menulis hal yang sama dalam Amsal 17:8 "Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung." Dalam Amsal 17:23 ia memperingatkan lagi, "Orang fasik menerima hadiah suapan dari pundi-pundi untuk membelokkan jalan hukum."

Pemutarbalikan ini digambarkan dengan baik dalam kehidupan putra-putra Samuel dalam 1 Samuel 8:3: "Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadaan." Dan dosa itulah yang disebut oleh Yesaya (Yesaya 1 :23), Amos (Amos 5: 12) dan pemazmur (Mazmur 26:10).

Sisi jahat dari penyuapan terletak pada pemutarbalikan keadilan, yaitu menerima hadiah demi keuntungan pribadi padahal keadilan dan kepemimpinan seharusnya diberikan tanpa hadiah. Ketika Yosafat memperingatkan para hakim yang baru saja dilantik agar "diliputi rasa takut kepada TUHAN. Bertindak dengan saksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap [menerima hadiah] tidak ada pada TUHAN, Allah kita" (2 Tawarikh 19:7), ia bukan tidak mengizinkan segala macam pemberian hadiah, sebagaimana yang dinyatakan dalam 2 Tawarikh 32:23. Ia mengutuk hadiah-hadiah yang dimaksudkan untuk memutarbalikkan hukum.

Jadi hadiah-hadiah, seperti juga segala keuntungan dari dunia ini, bisa membawakan bahaya besar jika mengancam untuk menata ulang penilaian umum dan tujuan seorang manusia untuk melakukan sesuatu.

Namun hadiah dapat diterima dengan penuh hormat jika digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan diberikan tanpa tuntutan baik secara tersirat maupun terus terang untuk imbalan yang diinginkan.

Hadiah bahkan disarankan jika dipakai untuk meredakan amarah musuh, atau lawan atau sanak keluarga yang mungkin untuk sementara waktu kehilangan kesabarannya. Hadiah-hadiah ini bisa menghindarkan murka besar, namun hadiah-hadiah itu juga disebut suap dalam Kitab Suci.


Sumber :
“Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama”  Walter C Kaiser, Jr. LITERATUR SAAT, 2015, halaman 175-178



0 Response to "UCAPAN SULIT PL - PEMBERIAN DENGAN SEMBUNYI-SEMBUNYI MEMADAMKAN MARAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel